Minyak Jelantah Jadi Sumber Penghasilan, PKK Batang Buat Program Kurangi Limbah
Tidak lagi hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga, minyak goreng bekas atau minyak jelantah kini bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minyak goreng bekas atau minyak jelantah kini bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.
Minyak jelantah tidak lagi hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga.
Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang menggagas program inovatif bertajuk 'Minyak Jelantah Jadi Rupiah'.
Program ini resmi diluncurkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Batang, pada Rabu (11/6/2025).
Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang menggandeng PT Gapura Mas Lestari (GML), sebagai bagian dari gerakan peduli lingkungan sekaligus upaya pemberdayaan ekonomi warga.
Salah satu sorotan utama adalah penyerahan simbolis hasil penjualan minyak jelantah kepada TP PKK Kabupaten Batang, yang menunjukkan potensi nyata program ini sebagai penghasil pendapatan tambahan masyarakat.
Ketua TP PKK Batang, Faelasufa Faiz, menjelaskan bahwa pengumpulan minyak dilakukan secara sukarela oleh kader PKK hingga ke tingkat desa, termasuk melibatkan pelaku UMKM.
"Hingga saat ini, sudah terkumpul sekitar 1.000 kilogram minyak dari dua kecamatan, Tulis dan Kandeman, yang telah memiliki fasilitas bank sampah," jelasnya.
Minyak yang terkumpul dijual ke PT GML dengan harga Rp7.000 per kilogram. Sebagian hasil penjualan masuk ke kas PKK kecamatan, sisanya diberikan kepada warga pengumpul.
Faelasufa menargetkan program ini dapat diperluas ke 15 kecamatan pada tahun 2026.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian edukasi keuangan bertajuk “Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (Secantiks)” dengan tema “Wujudkan Mimpi, Melangkah Pasti, Perkuat Financial Literacy”.
Selain memperkenalkan literasi keuangan syariah, kegiatan ini juga mendorong kesadaran lingkungan di tingkat keluarga.
Ketua TP PKK Batang, Faelasufa Faiz, menjelaskan bahwa pengumpulan minyak dilakukan secara sukarela oleh kader PKK hingga ke tingkat desa, termasuk melibatkan pelaku UMKM.
"Hingga saat ini, sudah terkumpul sekitar 1.000 kilogram minyak dari dua kecamatan, Tulis dan Kandeman, yang telah memiliki fasilitas bank sampah," jelasnya.
Minyak yang terkumpul dijual ke PT GML dengan harga Rp7.000 per kilogram. Sebagian hasil penjualan masuk ke kas PKK kecamatan, sisanya diberikan kepada warga pengumpul.
Faelasufa menargetkan program ini dapat diperluas ke 15 kecamatan pada tahun 2026.
Sementara, CEO PT GML, Heru Fidiyanto menuturkan pemanfaatan minyak jelantah tidak hanya berdampak pada lingkungan dan kesehatan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Selain menjaga lingkungan dan kesehatan, program ini juga memberdayakan masyarakat. Kami harap inisiatif ini bisa menginspirasi kabupaten dan kota lainnya di Indonesia,” ujarnya.
PT GML sebelumnya hanya menyaring minyak jelantah untuk diekspor sebagai bahan bakar pesawat.
Namun mulai tahun ini, proses penyaringan ditingkatkan untuk mengurangi kandungan kotoran dari 2 persen menjadi hanya 0,2 persen.
"Perusahaan kami sudah bekerja sama di antaranya Hoka-Hoka Bento, A&W, Boga , Sushi Tei , Dua Kelinci, hotel dan lainnya,” terangnya.
Baca juga: Kriteria Minyak Jelantah yang Bisa Didaur Ulang untuk Energi Berkelanjutan
Warga pun mengaku terbantu dengan program ‘Minyak Jelantah Jadi Rupiah’. “Dulu minyak bekas saya buang. Sekarang saya kumpulkan, bisa nambah uang belanja,” ujar Ana, warga Desa Beji.
Sementara itu, Pokja PKK Tulis bahkan berhasil mengumpulkan 40 kilogram hanya dalam dua pekan. Program ini membuktikan bahwa limbah pun bisa bernilai ekonomi asal dikelola dengan cerdas dan kolaboratif.
Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang Jadikan Bintan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru |
![]() |
---|
Terampil Menjahit, Warga Campaka Kota Bandung Manfaatkan Sisa Kain Jadi Busana Bernilai Tinggi |
![]() |
---|
Avtur Berbahan Minyak Jelantah Digunakan untuk Bahan Bakar Pesawat Terbang |
![]() |
---|
Heboh Buaya Bersantai di Pelabuhan Batang, Tepat di Bawah Papan 'Awas Buaya' |
![]() |
---|
Menteri LH Bongkar Kelakuan PT Genesis Serang, Sebut hanya Bisa Kelola 10 Persen Limbah B3 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.