Dari Lemari ke Pasar: Barang Preloved Jadi Gaya Hidup Baru Anak Muda Jakarta
Berburu barang preloved menjadi simbol perlawanan terhadap budaya konsumtif sekaligus langkah nyata menuju gaya hidup berkelanjutan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah maraknya fast fashion dan masalah limbah tekstil, generasi muda Jakarta menciptakan tren baru: berburu barang preloved (barang-barang bekas yang masih dalam kondisi baik dan layak pakai).
Lebih dari sekadar belanja hemat, tren ini menjadi simbol perlawanan terhadap budaya konsumtif sekaligus langkah nyata menuju gaya hidup berkelanjutan.
Fenomena preloved berawal dari kesadaran sederhana: banyak pakaian di lemari yang jarang dipakai, namun masih layak.
Baca juga: Jual Baju Preloved, Tamara Tyasmara Temukan Kebahagiaan Baru
Anak muda Jakarta menghidupkan kembali barang-barang ini melalui garage sale, menjadikannya ruang berbagi sekaligus peluang bisnis baru.
“Ini bukan cuma soal transaksi, tapi menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan dan terjangkau,” ujar Sakti, penggagas Garage Sale Jakarta yang terinspirasi dari flea market luar negeri.
Menurut Sakti, konsep flea market yang menggabungkan belanja barang bekas dengan suasana sosial yang meriah menjadi daya tarik utama untuk menghadirkan pengalaman serupa di Jakarta.
Tren preloved juga menjawab masalah serius industri mode.
Menurut data PBB, industri fashion menyumbang 10 persen emisi karbon global dan jutaan ton limbah tekstil setiap tahun.
Dengan memperpanjang siklus hidup pakaian, preloved mengurangi dampak lingkungan sekaligus mengedukasi konsumen untuk berbelanja lebih bijak.
Selain ramah lingkungan, tren ini membuka peluang bagi UMKM thrift untuk berkembang.
Garage sale di Jakarta memberi panggung rutin di berbagai lokasi, memungkinkan tenant menjangkau audiens baru setiap bulan.
“Kami ingin menciptakan ruang di mana UMKM lokal bisa tumbuh sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi berkelanjutan,” katanya.
Berbeda dari pasar loak tradisional, garage sale modern menghadirkan pengalaman belanja yang atraktif dengan musik, penampilan band atau DJ, serta workshop komunitas, menciptakan suasana yang hangat dan sosial.
Sejarah dan Transformasi Garage Sale
Tradisi garage sale memiliki akar pada masa kolonial Hindia-Belanda di abad ke-19. Saat pejabat Belanda menyelesaikan tugasnya di Indonesia, mereka mengadakan lelang barang pribadi seperti perabot, pakaian, dan peralatan dapur sebelum kembali ke Eropa.
Sandiaga Uno Ungkap Peluang Potensi UMKM dari Barang Preloved Artis Ternama Indonesia |
![]() |
---|
Strategi LG Ajak Masyarakat Kurangi Limbah Tekstil, Perluas Kesadaran pada Fabric Waste |
![]() |
---|
Strategi Upcycle Bisa Tekan Produksi Limbah Tekstil |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Pria yang Aniaya 2 Anak Pengepul Barang Rongsok di Jakarta Barat |
![]() |
---|
Sudah Enam Jam Kebakaran Lapak Pengepul Barang Bekas di Kalideres Belum Padam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.