Jumat, 3 Oktober 2025

Pak Kades di Ngada Tewas Ditusuk Warga Sendiri, Polisi Ungkap Penyebab: Karena Kursi

Polisi ungkap kronologi dan penyebab pelaku tega menikam Kepala Desa Warupele 1 di Kabupaten Ngada, NTT, hingga meninggal dunia pada Kamis (22/5/2025)

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Febri Prasetyo
Pos-Kupang.com/HO
TKP PEMBUNUHAN KADES - Suasana di depan Kantor Desa Warupele 1, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, setelah Pak Kades Bonifasius Ghae ditikam warga hingga tewas pada Kamis (22/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis menimpa Bonifasius Ghae, Kepala Desa (Kades) Warupele 1, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kades itu meninggal dunia akibat ditikam oleh warganya sendiri yang berinisial NR (58).

Kasi Humas Polres Ngada Ipda Benediktus R. Pissort mengungkapkan bahwa peristiwa ini terjadi di halaman Kantor Desa Warupele 1 pada Kamis (22/5/2025) pukul 08.00 WITA.

Kejadian disaksikan Kaur Keuangan dan Kasi Pelayanan Umum Desa Warupele 1, serta Kepala Dusun Pawadam yang saat kejadian berada di kantor desa.

Berdasarkan keterangan saksi Maria Kornelia Uma (29), sebelum kejadian, pelaku sempat mendatangi kantor desa pada pukul 07.30 WITA. 

NR datang ke Kantor Desa Warupele 1 menanyakan keberadaan Bendahara Keuangan Desa Warupele 1 Yohanes F. Obaria.

Saksi kemudian mengarahkan pelaku menuju ke lantai 2 untuk bertemu bendahara.

Pelaku pun menanyakan pembayaran uang HOK proyek penggalian got/saluran di RT 05 yang dikerjakan oleh masyarakat Desa Warupele 1.

Kaur Keuangan Yohanes F. Obaria menjawab pertanyaan pelaku bahwa keterlambatan pencairan uang HOK  disebabkan karena kendala jaringan dan kendala teknis lain.

Baca juga: Rumah Pak Kades di Ponorogo Tertimpa Tebing Setinggi 10 Meter, Istri dan Anak Jadi Korban

Setelah mendapatkan jawaban, pelaku NR turun ke lantai 1 dan mengambil 9 buah kursi plastik milik pemerintah desa untuk dibawa ke Lapangan Sepak Bola Warupele 1.

Seusai mengikat kursi tersebut, pelaku kemudian pergi dan meninggalkan kantor desa, selanjutnya selang beberapa menit kemudian Kadus Pawadama, Ricardus Loda datang ke kantor desa dan bertemu dengan Orlin Uma.

Ricardus Loda lantas menanyakan kursi yang diikat pada tiang gawang.

Setelah mendapatkan informasi dari  Orlin Uma, Ricardus Loda kembali naik ke lantai 2 dan bertanya kepada saksi terkait uang HOK.

Saksi juga menjelaskan faktor keterlambatan dalam pencairan uang HOK disebabkan karena masalah jaringan dan juga hal-hal teknis lainnya.

Selanjutnya, sang kadus turun ke lantai satu dan bertemu dengan korban yang saat itu baru tiba.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved