Minggu, 5 Oktober 2025

Tanggapan Santai Dedi Mulyadi Disebut Gubernur Konten dan Gubernur Lambe Turah, Singgung soal Buzzer

Dedi Mulyadi memilih mengelola media sosial sendiri tanpa harus menghabiskan anggaran besar untuk menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan.

Penulis: Nuryanti
Tribunnews.com/Fersianus Waku
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi di kediaman Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2025). Dedi Mulyadi memilih mengelola media sosial sendiri tanpa harus menghabiskan anggaran besar untuk menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberi tanggapan terkait dirinya yang disebut sebagai 'Gubernur Konten' dan 'Gubernur Lambe Turah'.

Meski telah memberi pernyataan beberapa waktu lalu, Dedi Mulyadi kembali menyinggung sebutan 'Gubernur Konten' yang ditujukan padanya.

Dedi Mulyadi mengaku, dirinya lebih memilih mengelola media sosial sendiri tanpa harus menghabiskan anggaran besar untuk menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan.

"Bea jadi gubernur konten? Keun bae, lumayan, boga YouTube sorangan, boga TikTok sorangan, teu kudu nguli-keun ka batur. Sabab nguli-keun ka influencer, harga nguli-keun ka buzzer, mahal, miliaran, malahan puluhan miliar."

"(Enggak Apa-apa jadi gubernur konten? Ya biarkan saja, lumayan, saya punya YouTube sendiri, punya TikTok sendiri, tidak perlu menyewa orang lain. Karena menyewa influencer, menyewa buzzer itu mahal, miliaran, bahkan puluhan miliar)" ungkapnya dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Rabu (21/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

Selain itu, Dedi Mulyadi mengaku tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar tim kontennya.

"Aing mah teu kudu ngulikeun, teu kudu make konsultan, ku sorangan wae. (Saya tidak perlu menyewa, tidak perlu pakai konsultan, cukup saya sendiri saja)" terangnya.

Dedi Mulyadi pun menyindir penggunaan dana besar yang sering digunakan untuk membuat sebuah pencitraan.

Sebab, kata dia, anggaran itu seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih penting.

"Lumayan kan anggaran jeung influencer, buzzer jeng konsultan ku aing dipake imah ma Icih. Bener teu? Bener. (Lumayan kan, anggaran buat influencer, buzzer, dan konsultan saya pakai untuk bangun rumah sama Icih. Benar enggak? Benar)" imbuhnya.

Tak Ambil Pusing Disebut Gubernur Lambe Turah

Dedi Mulyadi juga menanggapi terkait sebutan 'Gubernur Lambe Turah', yang dilontarkan oleh anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.

Ia mengaku tidak ambil pusing dengan julukan Gubernur Lambe Turah tersebut.

"Keun bae Aing mah disebut 'Gubernur Lambe Turah' ge, da rata-rata jelma sok hayang asup ka 'Lambe Turah'. (Tidak apa-apa saya dijuluki 'Gubernur Lambe Turah' karena saat ini rata-rata orang ikut 'Lambe Turah'," katanya, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bongkar Pihak yang Ingin Gagalkan Kebijakannya di Jawa Barat

Dedi Mulyadi menegaskan, julukan apapun yang ditujukan padanya itu tidak penting.

Sebab, menurutnya, yang lebih penting adalah janji politik dan program kerjanya sebagai gubernur dapat terealisasi dan cita-cita menyejahterakan masyarakat dapat terwujud.

"Edek dibere gelar gubernur naon wae ge teu penting, nu penting mah naon nu di janjikeun ka rakyat di wujudkeun. (Julukan apapun kepada saya tidak penting, yang penting janji saya kepada rakyat dapat terwujud," imbuhnya.

Kata Pengamat

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Burhanuddin Muhtadi, sempat membahas soal julukan Gubernur Konten terhadap Dedi Mulyadi.

Burhanuddin mengatakan, Dedi Mulyadi memang sudah sejak lama membangun popularitasnya lewat media sosial.

Hal ini terbukti dari platform media sosial Dedi yang memiliki jutaan pengikut.

"Orang ini membangun popularitasnya sejak lama, bahkan sebelum dia maju sebagai gubernur."

"Followers-nya di Facebook 12 juta, Instagram 3,5 juta, di TikTok saya tidak tahu persis, (tapi) podcast di YouTube hampir 8 juta," katanya, dikutip dari YouTube MetroTV, Rabu.

Dilihat dari jumlah pengikutnya, lanjut Burhanuddin, Dedi Mulyadi memiliki loyalis yang suka terhadap gayanya lewat konten-konten yang dibuat.

Burhanuddin juga menyebut, Dedi Mulyadi menjadikan konten-kontennya di media sosial sebagai kebalikan dari biasanya.

"Artinya dia punya base, punya loyalis, yang suka dengan gaya dia yang menjadikan dunia nyata sebagai eksistensi dunia maya."

"Jadi sama dia dibalik, semua kehidupan real dia, itu diduniamayakan," papar Burhanuddin.

Baca juga: Pengamat Sebut Kebijakan Dedi Mulyadi Tak Semua Populis: Dia Punya Keyakinan yang Dilakukan Benar

DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025).
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Burhanuddin pun tak menampik, Dedi Mulyadi berhasil memanfaatkan media sosial secara maksimal hingga memiliki popularitas sebesar sekarang.

Konten-konten Dedi di media sosial dianggap sebagai salah satu faktor besar dalam kemenangannya di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

"Poin saya, KDM ini punya modal karena dia relatif yang pertama, politisi generasi pertama yang masuk ke media sosial dan memanfaatkan untuk kepentingan popularitas, termasuk maju dan menang di Pilkada Jabar dan Pileg," terangnya.

Sebelumnya, keaktifan Dedi Mulyadi di media sosial disindir oleh sejumlah pihak, termasuk oleh Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud.

Dalam rapat kerja Komisi II DPR RI yang dihadiri para gubernur, Selasa (29/4/2025), Rudy menyebut Dedi Mulyadi sebagai 'Gubernur Konten'.

Saat itu Dedi menanggapinya dengan santai sembari mengatakan konten miliknya bisa menurunkan belanja iklan Pemprov Jabar.

Sementara itu, sebutan 'Gubernur Lambe Turah', dilontarkan oleh anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.

Andi mengkritik Dedi Mulyadi yang tidak mengirimkan utusan dari Kormi Jawa Barat untuk hadir dalam Festival Olahraga Nasional (Fornas) yang digelar setiap dua tahun oleh Kormi.

Baca juga: Singgung Titik Lemah Dedi Mulyadi, Pengamat Politik Bahas Momen Viral Gubernur dengan Aura Cinta

Adapun pada tahun ini, Kormi akan menyelenggarakan Fornas yang ke-8 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kalau Pak Dedi Mulyadi, Gubernur Lambe Turah, macem-macem, dia mengatakan saya akan mengongkosi seluruh UMKM sepuluh juta, kalau dia bisa vasektomi. Masa untuk penyelenggaraan Kormi tidak bisa mengutus utusan?" kata Andi saat rapat dengar pendapat bersama KORMI, Rabu (21/5/2025).

Andi pun menyinggung soal Dedi Mulyadi yang lebih memilih untuk mengongkosi anak-anak bermasalah untuk dididik di barak militer.

"Masa dia bisa mengongkosi anak nakal untuk dididik di Kodam Siliwangi, tapi untuk utusan Kormi ke NTB tidak mampu melakukan itu? Naif sekali gubernur ini, sangat naif."

"Makanya kita gugat di forum ini. 'Hey Pak Dedi silakan utus Kormi Jawa Barat ke NTB'," tegasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Disindir Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Cuek: Anggaran Itu Dipakai Bangun Jalan, Bukan Bayar Buzzer

(Tribunnews.com/Nuryanti/Pravitri Retno Widyastuti) (TribunJabar.id/Adhim Mugni Mubaroq)

Berita lain terkait Dedi Mulyadi

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved