Senin, 6 Oktober 2025

Miris! Efisiensi Anggaran Buat Pekerja Hotel Jogja Digaji di Bawah UMR: Hidup dari Jatah Makan

Efisiensi anggaran pemerintah buat pekerja hotel di Jogja dan NTT sulit hidup, jam kerja dipotong, penghasilan di bawah UMR.

|
Editor: Glery Lazuardi
Traveloka.com
ILUSTRASI HOTEL - Suasana sepi di lobi hotel Yogyakarta menggambarkan dampak kebijakan efisiensi anggaran yang membuat okupansi menurun drastis. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Tita (25), seorang pekerja hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tengah menghadapi masa sulit akibat efek kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. 

Industri perhotelan yang sepi membuat jam kerjanya berkurang drastis, dari 26 hari menjadi hanya 18 hari dalam sebulan. 

Akibatnya, penghasilan yang didapat Tita jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Yogya yang sudah ditetapkan sebesar Rp Rp 2.655.041 pada 2025. 

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tita harus mengandalkan jatah makanan yang diberikan oleh pihak hotel. 

"Lumayan menghemat," ujarnya lirih pada Kamis (15/5/2025).

Baca juga: 5.000 Karyawan Hotel dan Restoran di Yogyakarta Dirumahkan Gara-gara Efisiensi Anggaran Pemerintah

Menurutnya, kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan Presiden Prabowo Subianto berimbas pada menurunnya okupansi hotel di Yogyakarta

Tidak hanya berdampak pada dirinya, kondisi lesu ini juga dirasakan oleh banyak pekerja di sektor pariwisata dan perhotelan.

Sebagai pekerja kontrak dengan masa kontrak tiga bulan, Tita menerima gaji berdasarkan kehadiran kerja. 

Dengan pengurangan jam kerja, otomatis penghasilannya juga berkurang drastis.

 “Di bawah UMR,” ujarnya singkat.

Melansir laman resmi Pemprov DIY, untuk gaji UMR Jogja 2025 secara keseluruhan, UMR Kota Yogyakarta adalah yang tertinggi di provinsi ini dengan besaran Rp 2.655.041.

Ilustrasi hotel murah di kawasan Dieng
ILUSTRASI HOTEL - Pekerja hotel di Yogyakarta mengalami pengurangan jam kerja dan penghasilan di bawah UMR akibat lesunya industri perhotelan dampak efisiensi anggaran pemerintah. (Traveloka.com)

Biasanya, pihak hotel di Yogyakarta banyak mendapatkan kunjungan atau event yang diselenggarakan oleh pemerintah. 

Namun, sejak efisiensi anggaran diberlakukan, kegiatan tersebut berkurang drastis sehingga industri hotel dan pariwisata menjadi lesu.

Di tengah kesulitan hidup ini, Tita berharap pemerintah segera membuka blokir anggaran agar dunia perhotelan bisa kembali membaik. 

"Meskipun nggak sepenuhnya, tetapi itu cukup membantu bagi kami anak perhotelan," tuturnya penuh harap.

Baca juga: Bantah Pertumbuhan Ekonomi Melambat Gegara Efisiensi, Mensesneg Singgung Perang India-Pakistan

Efisiensi Anggaran Pemerintah Bikin Okupansi Hotel di Yogyakarta Turun Drastis

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved