Minggu, 5 Oktober 2025

Solidaritas, Ratusan Siswa SMA di Sumbar Gelar Demo Terkait Kasus Pencabulan, Terduga Pelaku Guru TU

Ratusa siswa SMA Negeri di Padang Pariaman gelar demo. Mereka menuntut pelaku pelecehan seksual yang korbannya adalah seorang siswa segera dipecat

TRIBUNPADANG.COM/RAHMAT PANJI
SISWA UNJUK RASA - Ratusan rasa siswa SMAN 1 Sungai Geringging Padang Pariaman, Sumbar menggelar unjuk rasa, Rabu (14/5/2025). Ratusan siswa tersebut memilih untuk meninggalkan bangku kelas untuk memperjuangkan hak siswa lainnya yang menjadi korban pencabulan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 700 siswa SMAN 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat gelar aksi unjuk rasa untuk menentang kasus pelecehan seksual, Rabu (14/5/2025).

Mereka menggelar aksi sebagai bentuk memperjuangkan hak siswa yang jadi korban pencabulan.

Giorg Agian Syava selaku Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging mengatakan bahwa aksi ini juga sebagai bentuk penolakan atas perilaku dari tenaga pendidikan pada seorang siswa.

"Kami berharap tenaga pendidik yang merupakan guru Tata Usaha tersebut bisa diberhentikan dari jabatannya," ujar Gio, dikutip dari TribunPadang.com.

Dalam aksi ini, para siswa berorasi di depan gerbang sekolah.

Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan untuk memberhentikan guru cabul serta kepala sekolah.

"Tapi kami tidak akan berhenti untuk berjuang hingga pihak yang bersangkutan berhenti dari jabatannya," ujar Gio.

Diketahui, korban diduga jadi korban pencabulan oleh pegawai tata usaha pada akhir 2024 lalu.

Tak hanya sekali, korban mendapatkan pencabulan diduga hingga dua kali.

Korban pun lantas bercerita di media sosialnya dan mendapat tanggapan langsung dari teman-teman sekolah.

Para siswa pun berinisiatif untuk melakukan penyelidikan sendiri hingga menemukan fakta bahwa korbannya bukan hanya satu orang.

Baca juga: 2 Kasus Pencabulan di Ciamis, Mahasiswa Cabuli 13 Anak hingga Ayah Diduga Hamili Anak Tiri

Kepada TribunPadang.com, Gio mengatakan bahwa korban juga mendapatkan intimidasi dari pihak sekolah.

Dari intimidasi tersebut, korban akhirnya pindah sekolah karena alami trauma yang mendalam.

"Perlakuan pihak sekolah yang semena-mena ini, membuat kami seluruh siswa sepakat untuk membuka bobrok sekolah ini," ujarnya.

Ia juga menuturkan bahwa saat ini baru satu orang yang berani bersuara.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved