Jumat, 3 Oktober 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Sosok Endang, Korban Ledakan Amunisi di Garut: Ayah Humoris yang Kini Pergi Meninggalkan Duka

Ledakan tragis pemusnahan amunisi di Garut tewaskan 13 orang, termasuk Endang. Keluarga mengenang Endang sebagai ayah humoris dan baik hati.

|
Editor: Glery Lazuardi
Kolase Dokumentas | TribunJabar.id
PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA - (Kiri) TKP belasan orang dilaporkan menjadi korban tewas saat pemusnahan amunisi atau bom kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi. (Kanan) Foto kantong mayat yang berisi jasad para korban ledakan ini. Endang, korban ledakan amunisi di Garut, dikenal sebagai sosok yang selalu ceria dan penuh semangat dalam kehidupan sehari-hari. 

Pada Senin (12/5/2025), tragedi tragis terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ketika pemusnahan amunisi kadaluarsa menyebabkan ledakan dahsyat yang menewaskan 13 orang.

Kejadian ini menarik perhatian nasional, mengungkap berbagai fakta mengejutkan yang mencakup prosedur yang salah, keterlibatan warga sipil, dan akibat yang menghancurkan. Berikut ini adalah rincian fakta-fakta yang telah terungkap terkait peristiwa tersebut.

1. Korban Jiwa Mencapai 13 Orang

Ledakan yang terjadi saat pemusnahan amunisi kadaluarsa itu menelan korban jiwa sebanyak 13 orang, terdiri dari empat anggota TNI dan 9 warga sipil.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengonfirmasi bahwa salah satu korban dari TNI adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Pusat Munisi III. Selain itu, jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses otopsi dan pemulasaraan.

2. Kondisi Korban yang Menggugah Empati

Menurut Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis, 7 kantong jenazah telah diterima di rumah sakit tersebut.

Beberapa jenazah korban ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan, ada yang terpecah-pecah akibat ledakan.

Pihak rumah sakit juga mendampingi proses identifikasi korban dengan bantuan tim forensik dari TNI.

3. Motif Warga Sipil Mendekat ke Lokasi

Warga setempat yang biasa mendapatkan pemberitahuan sebelum kegiatan pemusnahan bom untuk menjauh dari lokasi ternyata kali ini mengalami insiden tragis.

Banyak di antara mereka yang berniat mengumpulkan serpihan amunisi yang dapat dijual sebagai bahan bekas.

Hal ini memicu kekhawatiran akan adanya ledakan susulan dari detonator yang belum meledak sepenuhnya. TNI masih mendalami kemungkinan tersebut.

4. Meski Diminta Menjauh, Warga Masih Mendekat

Seperti yang disampaikan oleh wartawan Kompas TV, Ridwan Mustafa, pemusnahan amunisi semacam ini memang sudah sering dilakukan sebelumnya, dan warga biasanya mendapatkan imbauan untuk tidak mendekat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved