Selasa, 7 Oktober 2025

Wajib Militer Bagi Pelajar Nakal

Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak Militer, Warga Bekasi: Kebijakan Putus Asa

Adhel Setiawan, warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tak sepakat dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat yang mengirim siswa ke barak militer.

Kolase TribunJabar.id/Kiki Adriana|Deanza Falevi
PROGRAM PENDIDIKAN MILITER - (Kiri) Gubernur Dedi Mulyadi saat di Makodim Sumedang, Jumat (9/5/2025). (Kanan) Para pelajar saat mengikuti pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jabar, pada Kamis (1/5/2025). Adhel Setiawan, warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tak sepakat dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat yang mengirim siswa ke barak militer. 

“Pendidikan karakter seperti ini memberikan dampak positif bagi peserta didik."

"Meskipun terdapat unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa yang ramah anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka,” katanya saat mengunjungi langsung pelaksanaan program ini di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi di Lembang, Bandung Barat, Sabtu (10/5/2025).

Ia menyebut, meski anak-anak berada di lingkungan militer, hak dasar mereka tetap terlindungi, seperti pemeriksaan kesehatan dan psikologis secara rutin.

Sementara itu, sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengeklaim metode pendidikan bagi siswa nakal yang dikirim ke barak militer tidak melanggar hak-hak anak.

Dedi menilai, metodologi pendidikan di barak militer bertujuan untuk pembangunan kualitas disiplin anak. 

"Jadi model itu (siswa dibawa ke barak militer) yang kami kembangkan, kami tadi konsultasikan bahwa tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap hak-hak anak sendiri," katanya setelah bertemu Menteri HAM, Natalius Pigai, di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Baca juga: Selain Siswa Nakal, Kini Dedi Mulyadi Bakal Kirim Maling Kelas Teri ke Barak Militer Mulai Juni

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan mengenai metodologi pendidikannya yang ia sampaikan ke Menteri HAM. Yakni pembangunan kualitas disiplin bagi siswa.

"(seperti) melepas HP, melepas tradisi bermotor, melepas minuman keras, melepas obat-obatan terlarang, melepas konsumsi zat adaptif lainnya yang merusak saraf dan pikirannya, dengan membangun pola tidur maksimal jam 22.00 WIB," jelas Mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Siswa juga diberi aturan bangun pagi pada 04.00 WIB, kemudian membereskan tempat tidurnya, dan beribadah ke masjid bagi yang beragama Islam.

Para siswa juga mendapat bimbingan rohani dari tokoh agama. Setelah itu, ereka sarapan pagi, setelah sarapan pagi mereka berolahraga.

"Setelah mereka berolahraga, mereka langsung mengikuti ruang kelas pembelajaran sebagaimana yang mereka didapatkan di sekolah," ungkapnya.

Setelah salat Dzuhur dan istirahat, siswa bisa mengikuti program minat bakat.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kebijakan Barak Militer Ala Dedi Mulyadi Dikecam, Warga Babelan: Mau Tenar, Jangan Libatkan Anak.

(Tribunnews.com/Deni, Suci)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved