Jumat, 3 Oktober 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

6 Fakta Tragedi Pemusnahan Bom di Garut yang Tewaskan 13 Orang, Begini Kondisi Jasad Korban

13 korban yang tewas terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil, terkena ledakan amunisi dalam kegiatan pemusnahan bom di Desa Sagara.

Penulis: Rifqah
Kolase Dokumentas | TribunJabar.id
PEMUSNAHAN BOM KEDALUWARSA - Kolase foto (Kiri) TKP belasan orang dilaporkan menjadi korban tewas saat pemusnahan amunisi atau bom kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi dan (Kanan) Foto kantong mayat yang berisi jasad para korban ledakan ini. 13 korban yang tewas terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil, terkena ledakan amunisi dalam kegiatan pemusnahan bom di Desa Sagara. 

"Tapi ketika ledakan pertama meledak, terjadi panas. Panas itulah yang kemudian meledakkan amunisi yang out of date,” ujarnya.

TB Hasanuddin juga menilai, kesalahan bisa saja terjadi karena asumsi bahwa seluruh amunisi kedaluwarsa telah diledakkan. 

Padahal, beberapa jenis amunisi yang telah kedaluwarsa membutuhkan waktu untuk bereaksi terhadap panas hingga akhirnya meledak.

Dia mengatakan, ledakan kedua biasanya tidak bisa diprediksi dengan mudah, karena proses pemicunya terjadi secara bertahap akibat paparan panas dari ledakan pertama.

“Ini dianggap sudah aman, dianggap semua amunisi itu sudah diledakkan, padahal sebagian masih ada yang, katakanlah awalnya membeku itu. Amunisi kedaluwarsa itu panas, panas, panas, begitu panas tertentu meledak,” ujarnya.

“Ledakan kedua itu sulit dideteksi. Kalau menurut saya, salah perhitungan. Dikira semua sudah meledak, itu selesai pada ledakan pertama. Lalu turun, ngecek."

"Ternyata mungkin, karena semakin lama kedaluwarsa makin lama meledaknya, tidak otomatis itu. Butuh waktu,” ucapnya.

TB Hasanuddin pun menyarankan agar ke depannya, pengalaman ini menjadi bahan evaluasi serius dalam SOP peledakan amunisi kedaluwarsa.

Selain itu, ia juga meminta agar jumlah amunisi yang diledakkan dalam satu kali peledakan dibatasi agar lebih mudah dikendalikan.

“Langkah ke depannya harus menjadi bahan acuan dari pengalaman seperti ini. Terus yang kedua, volume yang diledakkan itu sebaiknya jangan terlalu banyak."

"Kalau terlalu banyak, kan nanti ada yang meledak belakangan dong. Nah begitu. Ya, harus menjadikan sebuah pelajaran untuk prosedur ke depan agar tidak terjadi lagi,” pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Peledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, Warga Diduga Mendekat Incar Sisa Tembaga dari Granat

(Tribunnews.com/Rifqah/Chaerul Umam) (TribunJabar.id/Seli Andina/Ravianto/Muhamad Nandri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved