4 Pengakuan Siswa SMK Palembang Bunuh Lansia Pemilik Warung: Ungkap Motif hingga Sempat Panik
Berikut kronologi dan motif siswa SMK di Palembang, Sumsel, bunuh wanita lansia pemilik warung di kawasan Sukarami pada Senin (5/5/2025) malam.
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis menimpa Turyati (60) alias bude, seorang wanita lanjut usia (lansia) pemilik warung di kawasan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Turyati tewas di tangan seorang siswa SMK berinisial R (18) yang hendak membeli rokok di warungnya.
Jasad korban ditemukan bersimbah darah di rumahnya pada Senin (5/5/2025) malam.
4 Pengakuan Pelaku
1. Ngaku Salah
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan bahwa pihaknya berhasil menangkap pelaku R 4 jam setelah kejadian.
Adapun saat gelar perkara pada Selasa (6/5/2025) sore, pelaku R mengakui perbuatannya salah.
"Saya mengaku salah pak. Saya emosi dibilang orang miskin. Saya tidak ada maksud hendak membunuh korban. Karena panik saya nekat bunuh korban, " kata pelaku R, dilansir TribunSumsel.com.
Baca juga: 6 Fakta Anak Tusuk Ibu di Subang: Motif, Pelaku Dibawa ke RSJ, Baca Doa sebelum Serang Korban
2. Sakit Hati
Motif pelaku R tega membunuh wanita lansia itu karena sakit hati kepada korban.
Pasalnya, saat pelaku hendak membeli rokok di warung Turyati dengan cara mengutang, korban pun tidak mengizinkannya dan menyebut R orang miskin.
"Mau beli rokok pak. Tetapi saya Tidak punya uang. Saat itu saya bilang" bude boleh ngutang dak. Dijawab ai kau nih ngutang terus, awak miskin gek tidak terbayar," ujar R, dilansir TribunSumsel.com.
Saat mendengar pernyataan korban, pelaku R lantas berjanji akan membayar rokok tersebut pada keesokan harinya.
"Saya juga berjanji, sumpah akan membayar besok. Tetapi bude (korban-red), ai sudah lah awak tuh. Saya jawab lagi ai sudah bik kalu tidak boleh. Kemudian saya duduk kembali," ungkap R.
3. Cekik Korban
Korban kemudian kembali masuk ke dalam rumah namun R masih mendengar makian korban terhadap dirinya.
"Korban ini ngocehi aku pak. Mendengar itu panas pak koping aku. Saat hendak masuk ke dapur langsung saya cekik pak," aku R.
Korban akhirnya terjatuh akibat dicekik pelaku.
4. Tusuk Korban
Melihat korban pingsan, pelaku R pun merasa cemas.
Pelaku R yang takut korban bangun kembali akhirnya menusuk Turyati hingga tewas.
"Nah sampai cak ini gara-gara nak ngutang. Saat itu saya takut korban bangun. Terus saya lihat korban masih bergerak. Saat itu saya mengambil pisau di dapur," tutur R.
"Saat itulah korban saya tusuk sebanyak 8 kali di bagian leher,"
"Setelah saya tusuk. Saya masih melihat kondisi korban bergerak tidak. Setelah mengetahui korban tidak bergerak lagi. Saya langsung ke kamar mandi membersihkan darah di tangan," lanjutnya.
Setelah melihat korbannya tak bernyawa, R menyimpan pisau yang digunakannya untuk membunuh itu di atas lemari Turyati.
"Rencana pisau itu mau saya buang pak. Tetapi takut warga ramai. Jadi saya langsung simpang diatas lemari korban," beber R.
Setelah korban meninggal dunia, pelaku R kabur dengan membawa uang milik korban dengan nominal Rp 200 ribu, beras 1 kg, mie, dan makanan ringan.
Baca juga: 7 Fakta Mahasiswi Bunuh Pacar di Majalengka: Temuan Polisi, Alasan Pelaku hingga Kronologi
Terancam 15 Tahun Penjara
Harryo menegaskan bahwa meski pelaku masih status pelajar tetapi umurnya sudah 18 tahun.
Jadi, pelaku dikenakan hukuman dewasa.
"Ya kita tetap kenakan hukuman dewasa. Karena umur nya sudah berusia 18 tahun," jelas Harryo.
Pelaku R dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
"Atas ulahnya pelaku terancam Pasal 338 KUHP dan Pasal 365 KUHP dengan ancaman kurungan penjara 15 tahun," papar Harryo.
Selain menangkap R, polisi juga mengamankan barang bukti berupa, 1 unit motor milik pelaku, 1 lembar baju wanita, 1 lembar baju kodok pelaku, 1 beras, 1 kotak mie, 1 bilah pisau, uang Rp 17 ribu dan sepasang sepatu milik pelaku.
Adapun berdasarkan hasil visum pada jasad korban yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, ditemukan luka akibat senjata tajam di bagian belakang leher Turyati.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kejamnya Pelajar di Palembang, Bunuh Pemilik Warung Karena Tak Diutangi Rokok, Emosi Dibilang Miskin
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunSumsel.com/Andyka Wijaya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.