Jumat, 3 Oktober 2025

Tangis Vivi, Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari Ceritakan Penyiksaan, Kemaluan Disetrum dan Dipasung

Vivi Sumampau, mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia menangis menceritakan penyiksaan yang dialaminya.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar kanal YouTube Forum Keadilan TV
SIRKUS OCI - Vivi, mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia menangis menceritakan penyiksaan yang dialaminya. Ia di kanal YouTube Forum Keadilan TV mengaku pernah disetrum hingga dipasung selama 2 minggu. 

TRIBUNNEWS.COM - Vivi, mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia menangis menceritakan dugaan penyiksaan yang dialaminya.

Vivi mengaku sudah sejak kecil berada dan dipekerjakan di sirkus tersebut.

Bahkan, dirinya tidak mengetahui identitas asli serta orang tuanya.

"Saya nggak tau orang tua. Saya kan dari kecil sudah diambil sama yang punya oriental circus itu," katanya, dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV, Kamis (17/4/2025).

Vivi melanjutkan ceritanya, selama bekerja sebagai pemain sirkus, ia tinggal di rumah milik Frans Manansang, keluarga pendiri Taman Safari Indonesia.

Rumah Frans berada di area Taman Safari Cisarua Bogor.

Vivi mengaku kerap mendapatkan penyiksaan hingga membuat dirinya nekat kabur.

Ia juga dipaksa latihan saat teman-temannya istirahat tidur.

"Disuruh latihan, dipukuli gitu. Saya tidak tahan. Jam satu malam nekat kabur," tambahnya.

Baca juga: 6 Fakta Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Kisah Korban, Bantahan Pihak TSI

Vivi ketika itu menembus gelapnya hutan untuk bisa kabur dari rumah Frans.

Ia baru bisa keluar hutan saat waktu memasuki salat Subuh.

"Ada yang nolongin karena ada yang kenal saya. Orang itu kerja di restoran Taman Safari," urai Vivi.

Singkat cerita, Vivi selama tiga hari tinggal sementara di rumah orang tersebut.

Ia kala itu berpikiran tidak bisa tinggal terus di lokasi tersebut.

Vivi takut jika keberadaannya diketahui dan ditangkap kembali.

Saat hendak keluar rumah, sudah ada sekuriti Taman Safari yang siap mengamankan dia.

"Saya dibawa ikut pulang. Pas sampai pos sekuriti. Tidak lama saya dijemput Pak Frans bersama istrinya."

"Di jalan saya sudah dipukul, ditampar oleh Pak Frans. Saya sudah gemetaran," kata Vivi.

Kemaluan Disetrum

Vivi mengaku sampai di rumah, ia diseret dari dalam mobil oleh Frans untuk dibawa ke kantor.

Frans kemudian mengambil alat setrum untuk melukai Vivi.

"Terus saya disetrumin badan saya badan. Saya disetrum sampai ke dia nyodok-nyodok ke alat kemaluan saya," katanya, sambil meneteskan air mata.

Vivi melanjutkan, penyiksaan yang ia terima tidak berhenti di situ.

Ia lalu dipukuli hingga sempat dipasung selama dua minggu lamanya.

"Saya diseret, dipasung pakai rantai besar, tidak boleh ke mana-mana," kata Vivi.

Singkat cerita, Vivi dilepas dan kembali menjadi pemain sirkus.

Vivi yang tidak tahan dengan kondisinya memutuskan kabur untuk kedua kalinya.

Ia meminta bantuan guru silatnya yang kebetulan juga bekerja di Taman Safari

Vivi kemudian dibawa ke Semarang dan menikah dengan guru silatnya.

Baca juga: Dugaan Kekerasan di Taman Safari, Eks Pemain Sirkus Ceritakan Pengalaman Pahit, Apa Kata Pemerintah?

Komnas HAM Turun Tangan

Pengacara korban, Cak Sholeh menambahkan, Vivi melaporkan apa yang dialami ke Komnas HAM pada tahun 1997.

"Vivi ini lari dari Taman Safari akhirnya nyampai ke Semarang ketemulah dengan Profesor Muladi saat itu menjabat anggota Komnas HAM yang kemudian menjadi Menteri Kehakiman waktu itu," paparnya.

Cak Sholeh menyebut, Komnas HAM sudah turun tangan hingga memberikan sejumlah rekomendasi.

Akan tetapi, rekomendasi tersebut tidak dilanjuti hingga berjalan 28 tahun tanpa kejelasan.

"Sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa ada pelanggaran di situ eksploitasi anak ada di situ anak tidak mendapatkan pendidikan ada penyiksaan ada tetapi sayangnya rekomendasi ini hanya menjadi macan kertas," timpalnya.

Pada akhirnya, para korban kembali mencari keadilan dengan mengadu ke Kementerian HAM pada Selasa (15/4/2025) kemarin.

Hadir dalam forum tersebut Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, Dirjen Pelayanan, Kepatuhan HAM, Munafrizal Manan, dan jajarannya.

Mugiyanto menegaskan, pihaknya akan segera memanggil pihak Taman Safari untuk meminta keterangan.

"Karian kami ingin mendapatkan informasi yang komprehensif, setelah kami mendapatkan laporan dari para korban, kami juga akan mengupayakan untuk mendapatkan informasi dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku tindakannya," katanya, dikutip dari Instagram @mugiyanto.official.

Taman Safari Membantah

Taman Safari Indonesia Cisarua.
Taman Safari Indonesia Cisarua. (Tribunnews.com/Istimewa)

Pihak Taman Safari Indonesia Group telah buka suara terkait dugaan kasus kekerasan yang dialami eks pemain sirkus ini. 

Taman Safari membantah tudingan tersebut. Pihaknya menegaskan tidak terlibat dalam permasalahan eks pemain sirkus tersebut.

Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group, Finky Santika mengatakan, Taman Safari juga tidak pernah memiliki hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus tersebut.

"Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan,” kata Finky dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

“Kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” ujar mereka.

Taman Safari Indonesia meminta agar kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi tersebut tidak disangkut pautkan dengan pihak mereka.

(Tribunnews.com/Endra/Milani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved