Jumat, 3 Oktober 2025

Update Keracunan Massal di Klaten: 129 Warga Terpapar, 1 Tewas dan Penyelenggara Hajatan Minta Maaf

Dari jumlah tersebut, 48 orang dirawat intensif di rumah sakit dan 81 lainnya menjalani rawat jalan

Editor: Eko Sutriyanto
tribun jogja / Dewi Rukmini
KERACUNAN MAKANAN - Ratusan warga Desa Karangturi, Klaten, dirawat akibat keracunan makanan setelah hajatan wayangan. Tragis, satu korban meninggal dunia setelah makan rendang dan sambel krecek. 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Dugaan keracunan massal yang melanda warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, kini semakin mengkhawatirkan. 

Berdasarkan data terakhir hingga Selasa (15/4/2025) pukul 14.00 WIB, total 129 warga dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap hidangan hajatan wayang kulit yang digelar pada Sabtu (12/4/2025) malam.

Dari jumlah tersebut, 48 orang dirawat intensif di rumah sakit dan 81 lainnya menjalani rawat jalan.

Satu warga dinyatakan meninggal dunia akibat gejala keracunan yang parah, menjadikan kasus ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Pemkab Klaten.

Korban mengalami gejala yang seragam, seperti mual, muntah, diare, demam, hingga dehidrasi.

Berdasarkan keterangan warga, gejala mulai dirasakan sejak Minggu pagi (13/4/2025), sehari setelah hajatan berlangsung.

Baca juga: Kadus, Sinden hingga Dalang Jadi Korban Keracunan Massal di Klaten

Acara hajatan yang awalnya penuh kebersamaan berubah menjadi duka.

Ratusan warga diketahui menyantap nasi kotak berisi nasi, rendang, sambal krecek, acar, dan kerupuk udang yang disajikan dalam kegiatan wayangan.

Pemeriksaan lebih lanjut tengah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan instansi terkait termasuk pengujian sampel makanan.

Hingga kini belum ada hasil resmi penyebab pasti keracunan.

Pihak Penyelenggara Minta Maaf

Keluarga penyelenggara hajatan, melalui kerabatnya Sumardi (60), menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang terjadi. 

Ia mengaku kaget dan menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut.

"Kami mohon maaf sebelumnya, tidak ada rencana jadi seperti ini. Kami berharap semuanya bisa selamat dan sehat," ujar Sumardi saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/4/2025).

Sumardi mengungkapkan bahwa hajatan tersebut awalnya adalah acara halalbihalal keluarga besar, kemudian dilanjutkan pagelaran wayang kulit sebagai wujud nazar dari kakaknya.

Hidangan disiapkan secara gotong-royong oleh ibu-ibu warga setempat.

Baca juga: Kronologi Keracunan Massal di Klaten: Suparno Meninggal setelah Makan Nasi Kotak

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved