Selasa, 7 Oktober 2025

Anggota Polisi di Buton Sultra Tewas Ditikam OTK saat Selesaikan Konflik Warga, Alami Pendarahan

Seorang anggota Polsek Ambuau Indah tewas setelah ditikam OTK pada Senin dini hari. Dia ditikam saat menyelidiki terkait adanya konflik warga.

Istimewa via Tribun Sultra
Seorang anggota Polsek Ambuau Indah, Polres Buton, yaitu Kanit Provos, Aipda Fajar Iwu (40) tewas setelah ditikam orang tidak dikenal (OTK) di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Peristiwa penikaman atau penusukan yang menewaskan dirinya tersebut terjadi di Desa Karya Jaya, Kecamatan Siotapina, pada Senin (14/04/2025) dinihari sekitar pukul 01.50 WITA. Penikaman tersebut ketika Aipda Fajar tengah bertugas dalam penyelidikan terkait terjadinya konflik antar warga desa. 

TRIBUNNEWS.COM - Kanit Provos Polsek Ambuau Indah, Polres Buton, Aipda Fajar Iwu (40) tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) pada Senin (14/4/2025) dini hari sekitar pukul 01.50 WITA.

Dikutip dari Tribun Sultra, Aipda Fajar ditikam ketika tengah menyelesaikan konflik warga di Desa Karya Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Awal mula penikaman terhadap Aipda Fajar terjadi ketika kepolisian memperoleh informasi adanya peristiwa penusukan di Desa Karya Jaya dengan terduga pelaku dari desa lainnya.

Menurut informasi yang beredar, peristiwa penikaman warga tersebut memicu konflik antar dua desa.

Setelah menerima adanya laporan tersebut, personel dari Polsek Ambuau Indah dan Polsek Sampuabalo segera menuju perbatasan dua desa.

Selain itu, polisi turut mengecek rumah orang tua terduga pelaku penikaman.

Namun, saat personel tengah duduk di teras balkon, tiba-tiba ada OTK yang naik tangga dan langsung menerobos sambil mengayunkan pisau.

Akibatnya, Aipda Fajar mengalami luka di lengan kanan dan perut kanan atas.

Lantas, OTK tersebut langsung melarikan diri dengan melompat dari atas balkon.

Baca juga: Polisi di Sikka Dipecat seusai Tabrak Warga hingga Tewas, Terbukti Langgar Kode Etik Polri

Kasi Humas Polres Buton, AKP Suwito, pun membenarkan peristiwa penikaman yang dialami oleh Aipda Fajar tersebut.

Suwito juga menjelaskan bahwa konflik antar dua desa itu berawal dari ketegangan pemuda usai adanya acara di Ambuau.

“Tadi malam ada acara joget di Ambuau Indah. Usai acara joget ada ketegangan antara pemuda, hingga terjadi penikaman,” katanya.

“Kemudian, beberapa anggota ini melakukan pencarian dan mengecek rumah terduga pelaku,” jelasnya menambahkan.

Suwito mengatakan terkait penikaman terhadap Aipda Fajar juga dibenarkan olehnya.

Dia mengungkapkan Aipda Fjaar sempat dilarikan ke Puskesmas Kumbewaha, Siontapina.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved