Kamis, 2 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Sosok Rosalia Rerek Sogen, Guru asal NTT Jadi Korban Serangan KKB Papua, Sisihkan Gaji untuk Siswa

Sosok Rosalia Rerek Sogen meninggalkan Flores dan mengabdikan diri menjadi guru sejak 2022 di Yahukimo. Namun, ia tewas karena serangan KKB Papua.

Penulis: Sri Juliati
POS KUPANG/PAUL KABELEN
KORBAN SERANGAN KKB - Pelayat menyalakan lilin di depan foto guru Rosalia Rerek Sogen, korban penyerangan KKB Papua di Desa Bantala, Flores Timur, Senin (24/3/2025). Rosalia Rerek Sogen rela meninggalkan kampung halamannya di Flores dan mengabdikan diri menjadi guru di Yahukimo, Papua Pegunungan. Namun, ia tewas usai diserang KKB Papua. Ini sosoknya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan serangan brutal ke Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (23/3/2025).

KKB Papua menyerang sejumlah guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah pedalaman tersebut.

Serangan itu telah merenggut nyawa seorang guru yang bernama Rosalia Rerek Sogen (30) dan melukai enam tenaga kesehatan.

Sosok Rosalia Rerek Sogen

Foto Rosalia Rerek Sogen
KORBAN SERANGAN KKB - Foto Rosalia Rerek Sogen yang rela meninggalkan kampung halamannya di Flores dan mengabdikan diri menjadi guru di Yahukimo, Papua Pegunungan diambil dari akun FLOBAMORA TABONGKAR.

Rosalia Rerek Sogen adalah seseorang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengajar di pedalaman Papua sejak 2022 silam.

Mengutip dari Pos-Kupang.com, Rosalia Rerek Sogen berasal dari Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rosalia adalah putri kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Agustinus Sogen dan Wilin Hewen yang lahir pada 26 Januari 1995.

Sebelum mengabdikan diri ke Papua, Rosalia Rerek Sogen juga sempat merantau ke Kalimantan.

Rosalia juga dikenal sebagai sosok dermawan. Selama menjadi guru di Distrik Anggruk, dia selalu menyisihkan gajinya untuk membeli peralatan sekolah bagi siswa-siswinya.

"Dia sangat peduli dengan anak-anak di Papua. Muridnya di sekolah tempat ia mengajar selalu diberi buku tulis dan bolpoin," kata saudara Rosalia, Emanuel Suban Sogen (32).

Emanuel menambahkan, Rosalia bercita-cita sebagai biarawati Katolik, tapi tak disetujui ayahnya. 

Ia akhirnya menempuh pendidikan tinggi di FKIP Matematika Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang hingga lulus.

Baca juga: Sosok Rosalia Guru dari Flores Gugur di Yahukimo, Pengabdian Tanpa Pamrih di Tengah Ancaman KKB

Sebelum meninggal, Rosalia sempat menelepon keluarganya pada Kamis, 20 Maret 2025 siang.

Kepada Emanuel, Rosalia mengatakan akan pulang menengok orang tuanya pada Mei 2025.

Niat pulang kampung itu tentu menjadi kabar gembira bagi Agustinus Sogen dan Wilin Hewen.

"Dia sempat beritahu mau pulang kampung bulan Mei. Sering telepon dengan orangtuanya lewat saya punya nomor HP," ujar Emanuel, Minggu (23/3/2025).

Ya, berkomunikasi melalui telepon telah menjadi rutinitas keluarga ini.Mereka saling bertukar kabar dan memberi pesan-pesan yang menguatkan. 

Rosalia rutin mengabarkan orangtuanya lewat ponsel Emanuel meski daerah tempatnya merantau susah signal.

Namun ternyata, panggilan empat hari lalu itu rupanya untuk yang terakhir kalin. 

Suara ramah dari Rosalia tak terdengar lagi hingga datang kabar duka tersebut.

Menurut Emanuel, keluarga sempat memiliki firasat tentang Rosalia saat menyimak pemberitaan media massa. 

Waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempatnya merantau.

Suasana di rumah duka Rosalia Rerek Sogen
KORBAN KKB - Suasana di rumah duka Rosalia Rerek Sogen, korban penyerangan KKB Papua, Minggu (23/3/2025). Keluarga Rosalia tinggal di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, NTT.

Emanuel beberapa kali menghubungi nomor handphone Rosalia, tapi panggilan selalu berada di luar jangkauan. 

Informasi lebih kuat diperoleh keluarga dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak yayasan.

"Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana. Firasat sudah tidak tenang, ternyata kabar itu benar," ujar dia.

Keluarga besar korban, termasuk warga Flores Timur secara umum, berharap jenazah Rosalia Rerek Sogen dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.

"Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum," pinta Emanuel.

Banjir Ucapan Duka

Gugurnya sang pahlawan tanda jasa akibat serangan KKB itu meninggalkan duka mendalam bagi banyak kalangan.

Termasuk mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang ikut menulis ucapan duka bagi Rosalia serta korban serangan KKB lainnya.

"Turut berduka atas meninggalnya Ibu Guru Rosa. Kami semua mendoakan. Yang sedang dirawat semoga segera sembuh," tulis Ganjar lewat akun Instagram-nya.

Selain itu, Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua juga ikut menulis ucapan duka dan mengutuk tindakan keji tersebut.

"Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua merasakan duka yang amat mendalam atas meninggalnya "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" Rosalia Rerek Sogen Salah satu guru di Distrik Anggruk, Kab. Yahukimo, Prov. Papua Pegunungan (21 Maret 2025)
Semoga Tuhan Yang Maha Kasih menerima segala amal dan memberi tempat terbaik di sisi-Nya."

"BGP Papua juga mengutuk tindakan keji terhadap kemanusiaan yang menyebabkan korban meninggal dan luka serta pembakaran fasilitas pendidikan," tulis akun @bgppapua.

Tindakan Keji

ROSALIA KORBAN KKB - Jumat (21/3/2025), sebuah tragedi memilukan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang sejumlah guru dan tenaga medis yang sedang bertugas. Salah satu korban yang gugur dalam serangan tersebut adalah Rosalia Rerek Sogen, seorang guru asal Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
ROSALIA KORBAN KKB - Jumat (21/3/2025), sebuah tragedi memilukan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang sejumlah guru dan tenaga medis yang sedang bertugas. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani mengatakan, serangan yang dilakukan KKB Papua adalah tindakan yang keji dan biadab.

Sebab para korban dalam serangan brutal itu adalah tenaga pendidik yang tengah bertugas memberikan layanan pendidikan di wilayah pedalaman Papua.

"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," kata Brigjen Faizal.

Ia menegaskan, kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan.

Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka, telah dievakuasi ke Jayapura dan dirujuk ke RSAD Marthen Indey, Kota Jayapura.

"Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata,” lanjut Brigjen Faizal.

Pihak RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo menyampaikan, serangan KKB itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Selain itu, tiga korban mengalami luka berat dan empat lainnya menderita luka ringan.

Semnetara dua korban lainya dalam kondisi aman dan tidak dievakuasi karena merupakan warga asli Yahukimo dan atas permintaan sendiri.

Sebanyak delapan orang berhasil dievakuasi antara lain: 

  1. Rosalia Rerek Sogen Perempuan, guru asal Flores Timur, NTT meninggal dunia.
  2. Doinisiar Taroci More Flores. Perempuan, guru, asal Flores, NTT (korban luka)
  3. Vantiana Kambu. Perempuan, guru, Suku Papua, Sorong (korban luka)
  4. Paskalia Peni Tere Liman. Perempuan, guru dari Flores (korban luka)
  5. Fidelis De Lena merupakan guru dari Flores (korban luka)
  6. Kosmas Paga merupakan guru dari Flores (korban luka)
  7. Penus Lepi merupakan guru dari Kimial, asli Yahukimo, Papua. Dipulangkan dari RSAD Marthen Indey karena dinyatakan sehat.
  8. Irawati Nebobohan merupakan tenaga kesehatan asal NTT

Selain itu, dua korban lainya yaitu, Lenike Saban sebagai guru dan Erens merupakan warga Yahukimo, tidak ikut dievakuasi karena permintaan sendiri dan dalam kondisi aman.

Hingga kini, aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan. 

Situasi di Distrik Anggruk berangsur terkendali dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan bagi warga terdampak.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Satgas Operasi Damai Cartenz Ungkap Proses Evakuasi Korban Serangan KKB di Distrik Anggruk Yahukimo dan di Pos-Kupang.com dengan judul Dibunuh KKB Papua, Keluarga Rosalia di Flores Timur NTT Minta Jenazah Dipulangkan

(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Pos-Kupang.com/Paul Kabelen) (Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved