Jumat, 3 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Sosok Rosalia Guru dari Flores Gugur di Yahukimo, Pengabdian Tanpa Pamrih di Tengah Ancaman KKB

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang sejumlah guru dan tenaga medis yang sedang bertugas.

Editor: Glery Lazuardi
Tribun-Papua.com/Istimewa
ROSALIA KORBAN KKB - Jumat (21/3/2025), sebuah tragedi memilukan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang sejumlah guru dan tenaga medis yang sedang bertugas. Salah satu korban yang gugur dalam serangan tersebut adalah Rosalia Rerek Sogen, seorang guru asal Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

TRIBUNNEWS.COM, YAHUKIMO - Jumat (21/3/2025), sebuah tragedi memilukan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang sejumlah guru dan tenaga medis yang sedang bertugas. 

Salah satu korban yang gugur dalam serangan tersebut adalah Rosalia Rerek Sogen, seorang guru asal Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rosalia tewas dalam serangan itu, sementara enam orang lainnya mengalami luka-luka.

Rosalia telah mengabdi sebagai guru di pedalaman Papua sejak tahun 2022. Ia meninggalkan kampung halamannya di Flores Timur dengan tekad mulia untuk mencerdaskan anak-anak Papua.

Namun, pengabdiannya harus terhenti oleh kekejaman KKB yang menyerang tanpa ampun.

Baca juga: Guru Tewas Diserang KKB di Papua, DPR: Ancaman Serius Sektor Pendidikan

Keluarga Berduka dan Firasat yang Terbukti

Kabar kematian Rosalia meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya di Flores Timur. Emanuel Suban Sogen, salah satu anggota keluarga korban, mengungkapkan bahwa keluarga sempat memiliki firasat buruk setelah membaca berita tentang kejadian tersebut.

“Kami kaget, karena dalam berita itu, waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempat korban merantau,” ungkap Emanuel kepada wartawan di Flores Timur, Minggu (23/3/2025).

Emanuel menceritakan bahwa keluarga telah beberapa kali mencoba menghubungi Rosalia melalui telepon, namun tidak pernah terhubung. Informasi tentang kematian Rosalia akhirnya didapat dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak yayasan tempat Rosalia mengabdi.

“Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana, ternyata kabar (Rosalia meninggal) itu benar,” bebernya.

Agustinus Sogen dan Wilin Hewen, orangtua Rosalia, tak menyangka bahwa buah hati mereka menjadi korban kekejaman KKB. Keduanya berharap jenazah Rosalia dapat dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.

“Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum,” pinta Agustinus.

Pengabdian di Tengah Ancaman

Rosalia adalah sosok guru yang mengabdikan dirinya tanpa pamrih. Ia memilih untuk mengajar di pedalaman Papua, meskipun mengetahui risiko yang dihadapi.

Serangan KKB terhadap para guru dan tenaga medis ini bukan hanya merenggut nyawa Rosalia, tetapi juga menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Papua.

“Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua,” tegas Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani.

Ia menegaskan bahwa kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan.

Evakuasi Berat di Medan Sulit

Operasi evakuasi korban serangan dilakukan oleh TNI di bawah Kogabwilhan III dan Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz-2025.

Proses evakuasi berhasil dilakukan meskipun terkendala medan yang sulit dan hanya dapat diakses melalui transportasi udara.

Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka, telah dievakuasi ke Jayapura dan dirujuk ke RSAD Marthen Indey, Kota Jayapura.

“Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata,” lanjut Brigjen Faizal.

Klarifikasi dari Bupati Yahukimo

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, menjelaskan bahwa hanya satu orang korban meninggal dunia akibat serangan KKB, yaitu Rosalia Rerek Sogen. Ia menyebut informasi yang menyebutkan enam atau tujuh korban meninggal dunia tidak benar.

“Kami sudah masuk di lokasi dan melakukan penanganan darurat,” kata Bupati Yahuli.

Ia juga menyampaikan bahwa pertolongan kesehatan di lokasi terbatas, sehingga korban yang luka berat dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

“Kami menyampaikan prihatin dan turut berduka cita yang mendalam untuk satu tenaga guru yang meninggal dunia. Kiranya jasa dan pelayanannya dapat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan dapat penguatan dari Tuhan,” katanya.

Pesan untuk Masyarakat

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh propaganda dan provokasi KKB.

“Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan propaganda yang menyesatkan. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan,” ucapnya.

Hingga kini, aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan.

Situasi di Distrik Anggruk berangsur terkendali, dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan bagi warga terdampak.

Rosalia, Pahlawan Pendidikan yang Gugur

Rosalia Rerek Sogen adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Pengabdiannya untuk mencerdaskan anak-anak Papua patut diapresiasi, meskipun harus berakhir tragis di tangan KKB. Kisahnya menjadi pengingat betapa pentingnya perlindungan bagi para pendidik yang berjuang di daerah rawan konflik.

Semoga jasa dan pengorbanan Rosalia diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved