Senin, 6 Oktober 2025

Polisi Gugur Ditembak di Lampung

Penampakan Kamar Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Kasur Jebol dan Sprei Tidak Layak

Untuk mencapai rumah tersebut, seseorang hanya bisa masuk menggunakan sepeda motor dan harus melewati pekarangan warga

Editor: Eko Sutriyanto
TikTok romi_indra_setiawan
KAMAR KAPOLSEK - Penampakan rumah sederhana Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto. Kondisi kamar AKP Lusiyanto disorot. TikTok romi_indra_setiawan 

TRIBUNNEWS.COM, WAY KANAN - Rumah dan kamar pribadi Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, yang gugur akibat kasus penembakan di Way Kanan, Lampung, kini menjadi sorotan. 

Di balik dedikasinya sebagai abdi negara, terkuak kehidupan pribadinya yang begitu sederhana.

Akses menuju rumah Lusiyanto pun bukan perkara mudah.

Untuk mencapai rumah tersebut, seseorang hanya bisa masuk menggunakan sepeda motor dan harus melewati pekarangan warga.

Perjalanan ini menggambarkan bagaimana keseharian seorang perwira yang mengabdikan hidupnya untuk negara namun memilih untuk tetap hidup dalam kesederhanaan.

Anggota Biddokkes Polda Lampung, Aipda Romi Indra Setiawan, yang mengunjungi rumah pribadi almarhum, tak kuasa menahan haru saat melihat kondisi kamar Lusiyanto.

"Kita lihat kamarnya, seperti ini kamar beliau. Kasurnya sudah jebol, seprainya pun tak lagi layak," ucapnya dengan suara bergetar.

Baca juga: Lemkapi Sebut Isu Setoran Judi Sabung Ayam di Lampung Menyakiti Keluarga 3 Polisi Korban Penembakan

Melalui akun TikTok-nya, @romi_indra_setiawan, Romi membagikan bagaimana akses menuju rumah Lusiyanto harus melewati gang kecil yang bahkan sulit dilalui sepeda motor.

Bersama Bhabinkamtibmas Fajar Isuk dan Aipda Narwin, mereka berjalan melewati jalan setapak yang sempit dan menanjak.

"Ini gangnya sempit sekali. Mobil jelas tidak bisa masuk, bahkan motor pun harus hati-hati," ujar Romi.

Di ujung tanjakan, tampak sebuah rumah sederhana dengan pagar bambu setinggi paha orang dewasa.

Dinding rumahnya masih berwarna abu semen, belum diplester seperti rumah pada umumnya.

Beberapa pot tanaman menghiasi bagian depan, menjadi saksi bisu kehidupan pemiliknya yang kini telah tiada.

Masuk ke dalam rumah, kesederhanaan semakin terasa.

Dinding bercat kuning membingkai ruang tamu yang hanya diisi kursi sofa merah dengan meja kecil di tengahnya.

Foto-foto almarhum bersama istrinya tergantung di dinding, seolah menjadi pengingat betapa ia adalah sosok suami dan pemimpin keluarga yang penuh tanggung jawab.

"Saya terharu dengan pemberitaan sekarang. Katanya beliau mendapat aliran dana dari judi sabung ayam. Tapi, lihatlah kondisi rumah ini. Apakah orang yang katanya menerima uang dalam jumlah besar akan hidup seperti ini?" ujar Romi dengan suara bergetar.

Duka di Balik Kesederhanaan

Romi lalu masuk ke dalam rumah yang tampak semakin mengiris hati.

Di salah satu kamar, terdapat kasur yang sudah dimiringkan, tanpa dipan.

Lantainya masih semen kasar, sementara atapnya hanya ditutup dengan plafon triplek yang tidak terpasang dengan sempurna.

"Dapur pun belum diplester, plafon belum dipasang. Bahkan kamar mandinya sangat sederhana, lantainya masih semen kasar, dengan closet jongkok dan ember sebagai penampung air," lanjut Romi.

Kesederhanaan yang terpampang nyata ini membuat Romi semakin tak kuasa menahan emosinya.

Terlebih, berbagai tuduhan terhadap almarhum semakin membuatnya geram.

Baca juga: Istri AKP Anumerta Lusiyanto Bongkar Suaminya Tolak Diberi Amplop Rp 1 Juta agar Sabung Ayam Lancar

"Saya ingin menangis, Pak. Saya tahu persis kondisinya saat diotopsi di kamar jenazah. Beliau bukan seperti yang dituduhkan," kata Romi penuh kepedihan.

Sebuah Dedikasi yang Tak Terbayarkan

Lusiyanto diketahui jarang pulang ke rumah pribadinya.

"Beliau lebih banyak bertugas di Way Kanan," ucap Aipda Narwin yang turut mendampingi Romi dalam perjalanan itu.

Kunjungan Romi ke rumah almarhum bertujuan untuk membuktikan fakta yang sebenarnya, membantah segala tuduhan yang beredar tentang aliran dana yang diterima oleh Lusiyanto.

"Kami melihat langsung bagaimana kondisi rumah saudara kami, pimpinan kami, AKP Anumerta Lusiyanto, yang gugur dalam tugas. Fakta di lapangan seperti ini, tidak seperti yang diberitakan," tegas Romi.

Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi dan tidak mudah percaya pada berita yang belum tentu benar.

"Kalau ada pemberitaan yang tidak baik tentang beliau, lihatlah kondisi rumah ini. Ini adalah fakta, bukan sekadar narasi," tambahnya.

Doa untuk Sang Pahlawan
Di akhir kunjungannya, Romi dan rekan-rekan yang hadir tak lupa mendoakan almarhum. "Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, diampuni segala dosanya, dan diterima segala amal ibadahnya. Kami kehilangan seorang pemimpin yang berdedikasi tinggi," tutupnya dengan mata berkaca-kaca.

Kepergian Lusiyanto bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga bagi rekan-rekan sejawatnya yang mengenalnya sebagai sosok pemimpin yang jujur, berdedikasi, dan penuh tanggung jawab.

Polsek-Koramil disebut terima uang

Kasus tewasnya tiga anggota polisi saat melakukan penggerebekan arena sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, diduga melibatkan aliran uang judi yang dinikmati oleh para oknum.

Hal itu ditegaskan langsung oleh Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, di Palembang, Sumatera Selatan.

"Sudah satu tahun lho, bagi-bagi duit (judi sabung ayam). Ada duit dikasih, Polsek-Koramil, makan duit. (Kalau) pembagian, saya tidak tahu, ada yang menerima duit, dan ini beroperasi satu tahun," kata Eko, Kamis (20/3/2025).

Eko menegaskan, bagi-bagi uang hasil judi sabung ayam itu didapatkan berdasarkan keterangan para saksi yang kini telah ditahan oleh Denpom.

Kedua saksi tersebut adalah Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah. 

"Judi ada profit, ada penerima duit. Saksi menjelaskan (setoran) ada. Kalau saksi ngomongnya gitu, ada duit, ada setoran, ya ada," katanya.

"Oknum-oknumnya siapa saja, kita tunggu proses selanjutnya," ucap Eko.

"Duit dibagi ada, ya. Kita bukan bodoh-bodoh amatlah, duit (judi) ada dibagi iya. Duit ada setor iya, gitu sajalah," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga orang polisi gugur saat menggerebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

Ketiga anggota kepolisian tersebut ialah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta. ( Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia) (TribunnewsBogor.com / TribunJabar.id) 


Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kondisi Kamar Kapolsek Negara Batin AKP Lusiyanto Disorot

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved