Selasa, 30 September 2025

Oknum Polisi di Asahan Sumut Aniaya Pelajar SMA Hingga Tewas, Mimpi Jadi Prajurit TNI Kandas

Oknum polisi di Asahan, Sumatera Utara, mengubur mimpi Pandu Brata Siregar (18) menjadi seorang prajurit TNI.

Editor: Glery Lazuardi
Instagram Pandu via Tribun Medan
SISWA SMA TEWAS: Oknum polisi di Asahan, Sumatera Utara, mengubur mimpi Pandu Brata Siregar (18) menjadi seorang prajurit TNI. Pada Minggu (9/3/2025), Pandu meninggal dunia di tengah upaya mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi masuk TNI.  Hal ini setelah oknum polisi itu diduga menganiaya berupa menendang Pandu hingga tewas. 

Jelasnya, dalam tim khusus yang dibentuk Kapolres Asahan itu, terbagi menjadi dua tim, yakni tim Reskrim dan tim Propam.

"Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral. Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya," ungkap IPTU Ahmadi, Jumat (14/3/2025).

Katanya, tim khusus ini sudah bekerja dan kini sedang melakukan pendalaman terhadap keterangan dari para saksi.

"Kami ini dibentuk untuk mencari kebenaran. Kami tidak ada libatkan dari Polsek Simpang Empat karena kasus ini ada disana. Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," ujarnya.

Ia berharap masyarakat bersabar karena saat ini timnya sedang bekerja dan akan menegakkan keadilan. "Karena kami saat ini belum bisa mengambil kesimpulan, kami masih menunggu," katanya.

Ungkapnya, Polres berencana akan melakukan ekshumasi atau membongkar kuburan korban untuk mengetahui apa penyebab kematian korban secara forensik.

"Sampai saat ini, keluarga korban belum memberikan persetujuan dengan alasan menunggu rembuk keluarga. Namun, apabila keluarga tidak berkenan, kami akan melakukan ekshumasi sendiri dengan tindakan hukum kami," katanya.

Katanya, Ekshumasi ini penting untuk mengungkap kasus ini. Sebab, kematian korban dapat diungkap setelah dilakukan eksumasi.

"Dari jasad korban ini akan dilakukan otopsi, sehingga nanti dapat terang benderang penyebab kematiannya. Percayakan kepada kami, Polsek Simpang Empat tidak kami libatkan karena mereka yang terlibat dalam perkara ini," ungkapnya.

Penjelasan Polisi

Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi membenarkan adanya penangkapan PBS yang dilakukan oleh personel Polsek Simpang Empat.

"Awalnya, Hari Minggu, Polsek Simpang Empat mendapatkan informasi ada sekelompok pemuda diduga hendak melakukan balap liar dari masyarakat," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi, Rabu (12/3/2025).

Atas laporan masyarakat tersebut, Kapolsek Simpang Empat memerintahkan Kanit dan personel untuk mengecek lokasi yang disebutkan masyarakat.

"Setelah sampai di TKP, sebagian dari pemuda yang berkumpul membubarkan diri. Sebagian lagi, sekitar 50 orang masih ada di lokasi. Sehingga, personel Polsek membubarkan kelompok tersebut," katanya.

Setelah dibubarkan, ungkapnya, petugas menyisir area Desa Sei Lama, dan menemukan korban dan tiga orang temannya yang lain.

"Oleh personel Polsek hendak memberhentikan, namun tidak mau berhenti. Selanjutnya, personel Polsek mengikuti dari belakang dan limapuluh meter setelahnya si anak ini lompat dan jatuh telungkup dia berdiri, mencoba melarikan diri. Tapi terjatuh lagi terlungkup," ungkapnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan