Minggu, 5 Oktober 2025

Mbok Yem Sakit dan Turun Gunung, Ini Sosok Penjaga Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu

Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Jawa, masih buka. Siapa yang menjaga warung itu

Editor: Glery Lazuardi
Instagram @magetanbanget via Kompas.com/TribunJatim.com Pramita Kusumaningrum
SOSOK MBOK YEM - Pemilik warung legendaris di Puncak Gunung Lawu, Mbok Yem. Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Jawa, masih buka. Siapa yang menjaga warung itu saat Mbok Yem menderita sakit dan harus turun Gunung? Ternyata ada dua sosok yang menjaga warung itu, siapa mereka? 

“Kalau Simbok turun, memang dua orang itu yang berjualan di warung. Seperti ini Simbok sakit, mereka ya berjualan,” katanya.

Selama menjaga warung, Mbok Yem mengaku kerap memaksakan diri meski sedang sakit.

Ia tetap membuatkan telur goreng bagi pendaki yang sampai di puncak malam hari.

Bahkan, pukul 02.00 malam pun Mbok Yem tetap menyiapkan makanan jika ada yang singgah di warungnya.

“Kemarin itu sakit gigi, enggak bisa tidur. Kadang sampai jam 12 malam enggak tidur. Jam 2 malam itu masih goreng telur karena ada pendaki yang lapar," ucap Mbok Yem.

"Kalau capek baru tertidur," lanjutnya.

SOSOK MBOK YEM - Pemilik warung legendaris di Puncak Gunung Lawu, Mbok Yem, saat ditandu turun gunung pada 2022 (kiri) dan Mbok Yem ketika dirawat di RSU Aisyiyah, Jumat (7/3/2025) (kanan).
SOSOK MBOK YEM - Pemilik warung legendaris di Puncak Gunung Lawu, Mbok Yem, saat ditandu turun gunung pada 2022 (kiri) dan Mbok Yem ketika dirawat di RSU Aisyiyah, Jumat (7/3/2025) (kanan). (Instagram @magetanbanget via Kompas.com/TribunJatim.com Pramita Kusumaningrum)

Saelan mengaku tidak bisa berbuat apa-apa jika Mbok Yem tetap nekat berjualan meski usianya sudah memasuki 82 tahun.

“Dilarang pun tidak bisa karena kalau di rumah yang dipikir bagaimana orang-orang yang naik gunung bisa makan,” ucapnya.

Saelan mengaku bahwa jiwa orangtuanya itu sudah tidak memikirkan untung atau rugi berjualan di Puncak Gunung Lawu. Untuk membawa beban sembako seberat 35 kilogram menuju puncak, biayanya bisa mencapai Rp 500.000.

“Kami memahami bagaimana Simbok lebih mementingkan bisa jualan di atas daripada memikirkan untungnya,” ujar Saelan.

Mbok Yem atau Wakiyem (82) harus dirawat di rumah sakit RSU Aisyiyah karena jatuh sakit. Mbok Yem dirawat di RSU Aisyiyah sejak Hari Selasa (4/3/2025).

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis tim dokter RSU Aisyiyah Ponorogo, legenda Gunung Lawu ini mengalami pneumonia. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved