Sabtu, 4 Oktober 2025

Sugiartama Meninggal 3 Bulan Setelah Digigit Anjing, Kronologis hingga Penjelasan Puskesmas & Dinkes

Sugiartama meninggal setelah sempat digigit anjing sekitar 3 bulan lalu. Kronologis meninggalnya Sugiartama diungkap pihak Puskesmas dan Dinkes.

Penulis: Dewi Agustina
Istimewa
SUSPEK RABIES - Belasan kerabat dari I Kadek Sugiartama (35) saat dikumpulkan di Puskemas Banjar 2 untuk diberi Vaksin Anti Rabies (VAR). Sugiartama meninggal akibat suspek rabies, berikut kronologis meninggalnya Sugiartama dan penjelasan pihak Puskesmas dan Dinkes Buleleng. 

TRIBUNNEWS.COM, BULELENG - I Kadek Sugiartama (35), warga asal Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali meninggal dunia, Senin (24/2/2025) sekitar pukul 02.00 dini hari.

Sugiartama diketahui sempat digigit anjing sekitar 3 bulan lalu tepatnya November 2024.

Baca juga: Lagi Pasien Rabies di NTT Meninggal, YB Sempat Mengeluh Sesak Napas, Gelisah, Takut Angin hingga Air

Namun dia tidak melanjutkan pengobatan setelah 14 hari usai observasi di Puskesmas Sukasada 2.

Kronologis meninggalnya Sugiartama diungkapkan Direktur RSUD Buleleng, Putu Arya Nugraha, Senin (24/2/2024).

Putu Arya Nugraha mengatakan pasien Sugiartama diterima di RSUD Buleleng, Sabtu (22/2/2025) sekitar pukul 18.00 sore. 

"Pasien diterima dalam kondisi kritis. Pasien saat itu sudah gelisah, demam tinggi, takut air, takut cahaya dan juga takut angin," ujar Putu Arya didampingi Kasubbag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara dikutip dari TribunBali.com

Tim dokter melakukan observasi terhadap pasien selama kurang lebih dua jam sebelum Sugiartama dipindah ke ruang rawat intensif.

Namun selama perawatan di ruang intensif, kondisi Sugiartama semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.

"Pasien dinyatakan meninggal dunia akibat suspek rabies pada Senin, 24 Februari 2025 sekitar pukul 02.00 dini hari," ujarnya. 

Baca juga: Kronologi Pasien Rabies di NTT Meninggal, Sempat Kabur saat Dirawat dan Tolak Vaksin dari Puskesmas

Sempat Digigit Anjing Liar

Putu Arya mengatakan, dari keterangan pihak keluarga, Sugiartama sempat digigit anjing liar di kawasan Pasar Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng sekitar 3 bulan lalu. 

"Yang bersangkutan sempat digigit anjing liar 3 bulan lalu pada bagian kaki. Setelah digigit, selanjutnya dia langsung membasuhnya dengan air sabun. Namun sayangnya, tidak langsung berobat nyari VAR," jelasnya.

Petugas kesehatan sedang menyuntikan vaksin rabies untuk disuntikan ke seekor kucing di kantor kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2023). Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan menyiapkan 100 dosis vaksin rabies untuk disuntikan ke sejumlah hewan peliharaan secara gratis demi mempertahankan status Jakarta yang bebas dari kasus rabies. Warta Kota/Yulianto
Petugas kesehatan sedang menyuntikan vaksin rabies untuk disuntikan ke seekor kucing di kantor kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2023). Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan menyiapkan 100 dosis vaksin rabies untuk disuntikan ke sejumlah hewan peliharaan secara gratis demi mempertahankan status Jakarta yang bebas dari kasus rabies. Warta Kota/Yulianto (WARTAKOTA/YULIANTO)

Penjelasan Dinkes

Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, Nyoman Budiastawan menjelaskan, meninggalnya Kadek Sugiartama akibat tidak mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Pasalnya Budiastawan ternyata tidak kembali melanjutkan pengobatan di puskesmas pada masa observasi, pasca mengalami gigitan anjing liar

Diketahui Sugiartama digigit anjing liar pada 7 November 2024. 

Berawal saat Sugiartama berjualan di Pasar Pancasari, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. 

"Saat itu yang bersangkutan digigit anjing liar di pergelangan kaki. Walaupun tidak terlalu parah gigitannya, yang bersangkutan segera dilarikan ke puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Sukasada 2," kata Budiastawan dikonfirmasi Selasa (25/2/2025).

Di puskesmas, Sugiartama mendapatkan perawatan sesuai dengan SOP, yakni pembersihan luka menggunakan air mengalir. 

Selanjutnya Sugiartama diobservasi selama 14 hari. 

Sayangnya 14 hari kemudian Sugiartama tidak kembali ke Puskesmas Sukasada 2.

"Padahal pihak puskesmas sudah meminta agar pasien datang 14 hari kemudian. Petugas juga sudah berusaha menghubungi yang bersangkutan, namun ponselnya juga tidak aktif," jelasnya. 

Hingga 3 bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 18 Februari 2025, Sugiartama sempat berobat ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Munduk. 

Namun ia tidak memberi informasi pernah digigit anjing. 

"Itu keluhannya hanya sakit pinggang, sering kencing, dan meriang panas dingin. Sehingga pihak Pustu memberi obat sesuai dengan keluhan yang disebutkan," ujarnya. 

Berselang tiga hari kemudian, Sugiartama kembali sakit dan dilarikan ke RS Semara Ratih di Kecamatan Baturiti, Tabanan.

Pada saat ini sejatinya Sugiartama sudah menunjukkan gejala memberontak. 

Tak hanya itu, Sugiartama juga sudah menunjukkan gejala takut sinar, takut air, nyeri pinggang. 

Namun pihak keluarga memutuskan untuk pulang paksa. 

"Tanggal 22 Februari baru dibawa ke RSUD Buleleng. Namun pada tanggal 23 Februari kondisi pasien semakin memburuk, dan tanggal 24 Februari nyawa pasien tidak bisa diselamatkan," jelasnya. 

Menurut Budiastawan, apabila dalam masa observasi 14 hari tersebut Sugiartama datang ke puskesmas, kemungkinan nyawanya bisa diselamatkan. 

Ini mengingat anjing yang menggigit tidak ditemukan. 

"Kalau dia datang (ke puskesmas) pada saat itu, pasti akan mendapatkan VAR. Karena sesuai observasi terhadap anjing yang menggigit, anjingnya sudah tidak ditemukan," tandasnya. 

Perbekel Desa Terkejut

Sementara itu Perbekel Desa Munduk, I Nengah Sudira, mengaku terkejut mendengar warganya I Kadek Sugiartama meninggal akibat suspek rabies.

Sebab selama ini pihaknya tidak pernah mendengar adanya laporan terkait kejadian korban gigitan anjing. 

"Jujur kami cukup terkejut mendengar kabar almarhum meninggal suspek rabies. Sebab selama ini tidak ada cerita ataupun laporan terkait kejadian korban gigitan anjing di desa kami (Desa Munduk)," ujarnya.

Pihaknya di pemerintah desa bersama petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng berupaya melakukan penelusuran terhadap sejumlah kontak erat dengan almarhum I Kadek Sugiartama.

Upaya ini untuk meminimalisasi potensi penularan rabies.

Hasilnya diketahui ada 19 kontak erat. 

Mereka terdiri dari keluarga, meliputi istri almarhum, saudara sepupu, ipar, menantu serta kerabat.

19 orang tersebut selanjutnya diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR). 

"Kontak erat ini dikhawatirkan berpotensi tertular melalui cairan. Baik berupa muntahan, atau air ludah pasien selama di rumah ataupun saat dirawat di RSUD," ucapnya. 

Tracing Kontak Erat

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, Nyoman Budiastawan mengatakan pasca kasus kematian Sugiartama, tim medis Puskesmas Banjar 2 telah bergerak melakukan tracing kontak erat. 

"Memang peristiwa gigitannya di Pancasari yang merupakan wilayah Puskesmas Sukasada 2. Namun pasien ini asalnya di Banjar Dinas Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar. Sehingga merupakan wilayah kerja Puskesmas Banjar 2," jelasnya, Selasa (25/2/2025).

Dari hasil penelusuran tercatat ada 19 orang kontak erat. Seluruhnya merupakan keluarga maupun kerabat Sugiartama. 

"Semuanya sudah diberikan VAR di Puskesmas Banjar 2," ungkapnya. 

Budiastawan menyebut stok VAR di Kabupaten Buleleng sekitar 10.400 vial. 

Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk enam hingga delapan bulan ke depan.

"Tentunya tergantung dari kasusnya. Mudah-mudahan kasus rabies di Buleleng tidak mengalami peningkatan," ujar dia. 

Lantas disinggung mengenai kasus gigitan anjing di Kabupaten Buleleng, Budiastawan menyebut dalam dua bulan di tahun 2025 ini, tercatat ada 605 kasus gigitan anjing. Walau demikian tidak seluruh kasus gigitan ini positif rabies

"Tergantung hasil observasinya. Kalau positif rabies, baru diberikan VAR. Jika dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah kasus di tahun 2025 ini telah menyentuh 10 persennya. Sebab di tahun 2024, total kasus gigitan mencapai 5.617 kasus," tandasnya. 

Sumber: (Tribun-Bali.com/Muhammad Fredey Mercury)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 19 Kerabat yang Kontak Erat Sugiartama Diberi VAR, Pasca Meninggalnya Sugiartama Akibat Rabies

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved