Jumat, 3 Oktober 2025

Bongkar Dugaan Pemotongan PIP di SMAN 7 Cirebon, Hanifah: Demi Kebaikan Teman-teman

Siswi kelas XII SMA N 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij, mengungkap alasan membeberkan dugaan pemotongan dana PIP yang dialaminya bersama teman-teman.

TribunJabar.id/Eki Yulianto
ADUKAN DUGAAN PUNGLI - Seorang siswi SMAN 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, Jumat (8/2/2024) kemarin. Hanifah mengungkapkan alasannya membeberkan dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dialaminya bersama teman-temannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Siswi kelas XII SMA N 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij, membeberkan alasannya membongkar dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dialaminya bersama teman-teman.

Menurut Hanifah, pemotongan itu bukan hanya berdampak pada dirinya sendiri, melainkan juga banyak murid lain. 

“Alasan saya membongkar dugaan pemotongan PIP, karena ngerasa enggak ada salahnya juga sih." 

"Mungkin juga ngerasa kayak kesusahan karena PIP diambil dan itu banyak, enggak hanya punya saya,” ujar Hanifah, Kamis (20/2/2025), dilansir Tribun Jabar.

Ia menyebut, banyak siswa yang tak mengetahui bahwa PIP diberikan kepada mereka yang kurang mampu.

Pasalnya, informasi yang diberikan kepada mereka tidak transparan.

“Kalau saya dapat PIP dari sekolah. Rata-rata siswa itu tidak dikasih tahu, ternyata PIP itu untuk yang tidak mampu." 

"Jadi kita cuma dikasih tahu, bilangnya ada sumbangan atau bantuan gitu untuk siswa sebesar sekian, ya sudah kita nerima saja, karena tidak dikasih tahu itu ternyata buat orang yang tidak mampu saja,” ucapnya.

Keberanian Hanifah mengungkapkan kasus dugaan dana PIP ini tak terlepas dari latar belakang keluarganya.

Sejak kecil, jelas Hanifah, dirinya sudah dibiasakan untuk mandiri oleh kedua orang tuanya.

“Kalau latar belakang sih, bapak mendidik saya keras, terus juga sudah dibiasakan saya untuk mandiri." 

Baca juga: Sosok Hanifah, Siswa SMAN 7 Cirebon Bongkar Pemotongan PIP kepada Dedi Mulyadi, Anak Pensiunan ASN

"Kalau ibu sebenarnya sama, tapi lebih lembut meski sama-sama keras,” terangnya.

Di sekolah, Hanifah juga aktif dalam berbagai organisasi di sekolah.

Ia pernah mengikuti Palang Merah Remaja (PMR) dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK), meski kemudian harus mengundurkan diri dari MPK karena tidak diizinkan orang tua.

Hanifah juga mulai tertarik berbicara di depan umum sejak kelas X, ia bahkan pernah mewakili sekolah dalam lomba debat bahasa Indonesia.

Menurutnya, keputusan untuk membongkar kasus ini adalah demi kebaikan teman-temannya.

“Intinya kalau alasan berani membongkar dugaan pemotongan PIP di sekolah saya, karena demi kebaikan teman-teman sih, karena saya merasa, kayak sebenarnya tidak begitu butuh,” paparnya.

Mengenai bukti dugaan pemotongan, Hanifah menuturkan, siswa baru memiliki print out buku tabungan yang menunjukkan bahwa dana PIP yang diterima sebesar Rp1,8 juta ditarik ke rekening pribadi pihak sekolah.

“Buktinya mah dipegang sama wali murid dan punya teman-teman juga masih di bank. Itu print out-nya dana yang kita terima Rp1,8 juta ditarik ke rekening pribadi pihak sekolah,” ujarnya.

Dirinya juga menyebut adanya informasi yang beredar bahwa pemotongan dana itu diduga berkaitan dengan sebuah partai politik (parpol).

Hanifah membeberkan bahwa informasi pemotongan itu pertama kali disampaikan dalam sosialisasi setelah ujian sekolah pada November-Desember 2024.

Dalam pertemuan tersebut, siswa kelas XII dikumpulkan dan diberi tahu jika dana PIP akan dipotong Rp250 ribu untuk parpol tertentu.

“Info pemotongan didapat sebelum pencairan, pencairan sendiri dari mulai Desember 2024, kalau IPS."

"Sampai Januari kemarin pun masih ada yang ngambil, bertahap, termasuk saya. PIP saya cair di bulan Desember,” jelasnya.

Meski menyoroti kejanggalan dalam pemotongan dana PIP, Hanifah tak lantas menuduh hal itu sebagai tindakan korupsi.

Namun, Hanifah mengatakan bahwa praktik ini mesti diselidiki lebih lanjut.

“Kalau saya enggak ngelihat ke sana (tindakan korupsi) sih, hanya menurut saya dan teman-teman janggal saja,” ucapnya.

Diketahui, Hanifah adalah salah satu siswa yang vokal menyoroti dugaan pungutan liar dalam pencairan dana PIP dan kendala dalam pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Bahkan, saat Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMA N 7 Cirebon, Hanifah dan rekannya sempat mengadangnya untuk menceritakan persoalan di sekolah mereka.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Alasan Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon Membongkar Dugaan Pemotongan Dana PIP di Sekolahnya.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Eki Yulianto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved