Senin, 29 September 2025

Duduk Perkara Anak Bunuh Ayah Kandung di Timor Tengah Selatan NTT Gara-gara Sapi

Begitu pintu belakang terbuka, ia langsung menghantamkan linggis ke tubuh Simon, menewaskannya di tempat

Editor: Eko Sutriyanto
POS-KUPANG.COM/DOK POLRES TTS
AMBIL KETERANGAN - Suasana ketika tersangka diambil keteranganya oleh anggota Satreskrim Polres Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT 

TRIBUNNEWS,COM, KUPANG - Peristiwa tragis mengguncang Desa Tumu, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri hanya karena sang ayah menolak menjual sapi miliknya.

Kejadian ini menambah deretan kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berujung maut.

Pelaku, Jono Bani menghabisi nyawa ayahnya, Simon Banip dengan menggunakan linggis, Sabtu (15/2/2025).

Berdasarkan laporan kepolisian, sebelum kejadian, Jono mengonsumsi minuman keras jenis sopi dan tuak putih sejak siang hingga sore hari.

"Pelaku mengonsumsi miras sejak pukul 12.00 WITA hingga 15.00 WITA," ungkap Iptu Joel Ndolu, Kasatreskrim Polres TTS dalam keterangannya.

Baca juga: Motif Pembunuhan Penjaga Vila di Pasuruan, Jasad Korban Ditemukan di Kandang Ayam

Setelah terlelap beberapa jam, Jono terbangun sekitar pukul 23.00 WITA.

Dalam kondisi masih terpengaruh alkohol, ia mengambil linggis yang tersimpan di loteng rumahnya.

Dengan penuh amarah, Jono berjalan sekitar 30 meter menuju rumah ayahnya.

Begitu pintu belakang terbuka, ia langsung menghantamkan linggis ke tubuh Simon, menewaskannya di tempat.

Dari hasil pemeriksaan polisi, motif utama pembunuhan ini adalah konflik seputar penjualan sapi.

Jono ingin menjual sapi milik ayahnya, namun Simon bersikeras menolak.

"Perdebatan yang tak berujung akhirnya berakhir dengan tragedi berdarah,"  jelas Iptu Joel.

Setelah insiden itu, Jono langsung diamankan polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.

Ia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Joel mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dalam konflik keluarga.

"Segera cari jalan damai atau konsultasikan dengan pihak berwenang sebelum emosi meledak dan menimbulkan penyesalan seumur hidup," katanya.

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan