Farrel CEO Startup Hilang di Bantul
Farrel CEO Startup yang Hilang Misterius di Pantai Bantul Pernah Diundang Google
Pendiri sekaligus CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma, hilang misterius di Pantai Pandan Payung, Yogyakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Christopher Farrel Millenio Kusuma, pendiri dan CEO startup kompresi data Kecilin, dilaporkan hilang misterius di Pantai Pandan Payung, Kretek, Bantul, Yogyakarta.
Kejadian ini terjadi pada 9 Februari 2025, saat barang-barang pribadi seperti telepon seluler, dompet, dan pakaian ditemukan dalam kantong plastik putih dan diserahkan kepada Polsek Kretek.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengonfirmasi bahwa barang-barang tersebut milik Farrel dan bahwa ia telah hilang kontak dengan keluarganya selama empat hari sebelum penemuan barang tersebut.
"Hasil klarifikasi dengan pihak keluarga menunjukkan bahwa CFMK telah pergi dan hilang kontak," ujarnya, Senin (10/2/2025).
Sosok Farrel
Farrel, yang lahir pada 1 Januari 2000, dikenal sebagai sosok yang cemerlang.
Pada usia 17 tahun, ia pernah diundang oleh Google di Mountain View, California, Amerika Serikat, berkat penelitiannya tentang kompresi data.
"Berangkat ke sana karena proposal penelitian saya berjudul 'Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data' lolos," kata Farrel saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu (22/11/2017).
Ide penelitian Farrel berawal dari keinginannya untuk mengunduh sebuah game dengan kuota data yang terbatas.
"Awalnya itu ingin men-download game, tapi kuota terbatas, padahal saya ingin sekali main game itu. Lalu kepikiran, bagaimana caranya mengecilkan game itu, biar bisa main," tuturnya sembari tertawa.
Dari keinginannya bermain gim tersebut, Farrel lalu mulai mencari di internet cara mengecilkan data.
Dari pencariannya itu, ia menemukan data compression atau pemampatan data.
Baca juga: Sosok Farrel CEO Startup yang Hilang Misterius di Pantai Bantul, Pernah Diundang Google
"Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," ungkapnya.
Proposal penelitiannya sempat ditolak sebanyak 11 kali sejak tahun 2016.
Sampai akhirnya, Google membuka lomba penelitian, ia mengajukan proposal, dan akhirnya penelitiannya diterima.
Pada 15-20 Februari 2017, Farrel berada di Kantor Google Mountain View.
Selama di sana, dirinya mempresentasikan penelitiannya di hadapan seluruh peserta dari sejumlah negara yang lolos.
"Saya satu-satunya dari Indonesia, dan selama di sana itu presentasi, diskusi, sharing dengan orang-orang dari negara-negara lain yang lolos. Kami masing-masing didampingi satu mentor dari Google," bebernya.
Akhirnya, Farrel diminta Google untuk bergabung ke dalam sebuah proyek untuk bekerja selama enam hingga tujuh bulan.
Lantaran masih berada di bangku sekolah, Farrel saat itu bekerja secara jarak jauh.
Saat bergabung, yang dilakukannya ialah mengembangkan algoritma khusus kompresi pada Google Photos.
Mendirikan Startup Kecilin
Setelah berkolaborasi dengan Google, Farrel mendirikan startup Kecilin saat usianya masih 18 tahun.
Algoritma dari aplikasi Kecilin sebelumnya telah digunakan dalam produk B2B berupa Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan oleh perusahaan yang mengalami permasalahan storage data yang membengkak, transfer data yang mahal dan juga lama.
Kemudian, Farrel berpikir untuk memperluas ke B2C dengan menghadirkan aplikasi Kecilin.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.