Jumat, 3 Oktober 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Nenek di Pamulang Tewas usai Beli Gas Elpiji, Diduga Kelelahan Antre, Bahlil Minta Maaf

Seorang nenek di Pamulang, Tangsel bernama Yonih (62) tewas setelah satu jam antre gas elpiji. Bahlil ucapkan duka ke keluarga korban.

Penulis: Faisal Mohay
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
GAS ELPIJI - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengecek langsung penjualan gas elpiji 3 kg di Pangkalan LPG 3 Kg Kevin Alesandro di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025). Bahlil meminta maaf ada warga Pamulang yang meninggal setelah antre gas. 

TRIBUNNEWS.COM - Antrean panjang gas elpiji 3 kilogram memakan korban jiwa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Seorang nenek bernama Yonih (62) pingsan setelah antre selama satu jam dan dinyatakan meninggal saat dievakuasi ke rumah sakit, Senin (3/2/2025).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku telah mendengar kabar tersebut dan meminta maaf ke keluarga korban.

"Kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi karena ini semata-mata kita lakukan untuk penataan. Yang kedua adalah kita melakukan perbaikan," bebernya, Selasa (4/2/2025).

Bahlil menjelaskan distribusi gas elpiji 3 kilogram sedang ditata agar tepat sasaran.

"Apa yang kita lakukan pagi ini dan malam ini sebagai respons, untuk kita pengin rakyat kita mendapatkan elpiji dengan baik dan gampang," lanjutnya.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, turut berduka cita atas meninggalnya warga Pamulang bernama Yonih

"Ya tadi seperti Pak Menteri sampaikan kan, Kapolsek di sana juga sudah mengklarifikasi ya bahwa yang meninggal tersebut tidak antre ya."

"Jadi memang setelah pulang jualan begitu ya, tapi tentu kami tetap berduka cita atas kejadian tersebut," tandasnya, Selasa.

Lantaran mempersulit masyarakat, pemerintah kembali memperbolehkan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram.

Cerita Kerabat Korban

Baca juga: Soal Kelangkaan Gas LPG 3 Kg, Bareskrim Polri Tidak Menemukan Indikasi Penimbunan di Agen

Kerabat korban, Rohaya, mengaku melihat Yonih membawa dua tabung gas kosong Senin sekitar pukul 11.00 WIB. 

Saat itu, Yonih diminta mengambil KTP sebagai syarat pembelian gas elpiji 3 kilogram.

Lokasi pangkalan gas dengan rumah Yonih berjarak 500 meter.

"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau ke mana, dia bilang mau ngantre gas, bawa tabung gas dua masih kosong, tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," bebernya, Senin, dikutip dari TribunTangerang.com.

Setelah mengambil KTP, Yonih berangkat kembali ke pangkalan gas dan sempat beristirahat di kios laundry.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved