Mayat dalam Koper di Ngawi
Antok Gunakan Pisau Kecil untuk Mutilasi Uswatun, Polisi Sebut Tak Ada Jejak Darah
Pisau yang diguanakan oleh pelaku tak ada bekas darah manusia. Polisi merasa curiga dan masih melakukan penyelidikan mendalam
TRIBUNNEWS.COM - Rohmat Tri Hartanto alias RTH alias Antok (33) memutilasi Uswatun Khasanah (29) menggunakan pisau kecil yang dibeli di minimarket.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim saat konferensi pers, Senin (27/1/2025) menunjukkan barang bukti pisau dapur yang digunakan pelaku untuk memutilasi korban.
Ia menuturkan, RTH juga telah mengakui bahwa pisau tersebut digunakan untuk memotong-motong tubuh korban.
Pisau tersebut juga dibeli di minimarket dekat hotel di Kediri, Jawa Timur.
Tersangka membeli pisau setelah mencekik korban di kamar hotel.
"Dia pengakuannya pakai pisau itu," ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Ia menuturkan, tersangka butuh waktu tiga setengah jam untuk memutilasi korban dan membagi menjadi tiga anggota tubuh.
"Dia memotong pakai. Pisau hijau. Dia memotong dari sendinya. Pakai pisau hijau kecil iya," pungkasnya.
Sementara itu, PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi menuturkan, tersangka mengaku bisa memutilasi korban karena pernah memotong-motong kambing.
"Dia sudah saya interogasi. Dia cerita; saya sering motong kambing, saya tahu sendi sendinya, saya paham karena sendi sama seperti manusia,"
"Bukan sering motong kambing. Tapi pernah motong kambing. Dia ini pintar. Berpengalaman. Sering lihat Youtube," katanya.
Baca juga: Sosok Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi, Ternyata Ketua Perguruan Silat dan Anggota LSM
RTH memutilasi korban di kamar mandi kamar hotel yang disewanya.
Diketahui, sebelum dimutilasi, korban dibunuh dengan cara dicekik hingga terjatuh dan kepalanya mengalami pendarahan hebat.
"Pertama dicekik, sampai jatuh terbentur kepalanya. Lalu ditutup seprei. Lalu dia ambil koper di Tulungagung di rumah pribadi," kata Fauzi.
Tersangka, ujar Fauzi, melakukan mutilasi karena bingung setelah melakukan pembunuhan.
"Soalnya dia bingung mau dimasukkan mobil ketahuan orang kan. Makanya dia pulang ambil koper. Saat dimasukkan ke koper gak cukup. Nah, langsung dipotong," pungkasnya.
Sedangkan Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Marjoko menuturkan, pisau yang diguanakan tersangka tak ada bekas darah.
"Pisau dengan sarung senjata tajam plastik warna hijau panjang sekitar 20 sentimeter ini negatif darah," kata Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Marjoko, dikutip dari Kompas.com.
Ia menuturkan, sampel darah manusia hanya ditemukan di lantai hotel.
“Kemudian berikutnya, sepotong celana panjang warna coklat milik tersangka atas nama RTH ini positif darah manusia, dan sepotong kaus lengan pendek warna hitam milik tersangka RTH negatif darah,” ungkap dia.
Pihak kepolisian pun merasa ada keanehan dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap potensi adanya alat lain yang digunakan oleh RTH.
"Jadi kami sudah berupaya untuk memeriksa mulai dari pisaunya, kemudian sarungnya. Jadi itu tidak terdapat darah, namun itu diakui oleh pelaku," kata dia.
Saat ditanya, apakah pisau tersebut sudah dicuci atau tidak, pihak kepolisian hanya menjawab singkat.
"Yang jelas pada saat kami periksa tidak terdapat darah," pungkasnya.
Diduga Tak Beraksi Sendiri
RTH diduga tak beraksi sendiri.
Baca juga: Rohmad Diduga Tak Beraksi Sendiri, Seorang Pria Ikut Diamankan Polda Jatim
Polisi menduga ada satu sosok lain yang membantu RTH dalam kasus pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper di Ngawi, Jawa Timur.
Diketahui, RTH membunuh Uswatun Khasanah dan jasadnya dimutilasi lalu dibuang di tiga tempat.
Saat membuang jasad korban, RTH diduga dibantu oleh seorang pria.
Demikian yang disampaikan Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman.
Pria yang diduga bantu RTH tersebut merupakan kerabat dari tersangka.
Kerabat RTH tersebut juga terekam di CCTV Hotel Adisurya, Kediri, Jawa Timur.
"Berdasarkan CCTV ada dua orang di situ, satu tersangka RTH alias A, satu lagi sudah kita amankan dan kita periksa untuk mendalami peran dari yang bersangkutan," ujar Farman.
Farman menuturkan, kerabat RTH tersebut dimintai tolong untuk mengantarkan tersangka ke rumah neneknya di Tulungagung.
"Hasil pemeriksaan yang bersangkutan masih kerabat dari tersangka, dimintai tolong untuk ngedrop tersangka ini ke rumah neneknya di daerah Tulungagung, di rumah kosong," bebernya.
Tersangka dan jasad korban juga sempat menginap di rumah nenek tersangka sebelum dibuang di tiga wilayah berbeda di Jawa Timur.
"Mayat ini sempat nginap di beberapa tempat, di rumah kosong di Tulungagung, baru tanggal 21 itu pembuangan tahap pertama, baru dilanjutkan tanggal 22 terhadap kepala yang terpental kembali ke dalam mobil pada saat dibuang," tambahnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Kini, pihak kepolisian tengah mendalami peran kerabat tersangka tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Rohmad Bermodalkan Pisau Dapur saat Mengeksekusi Tubuh Korban Sebelum Dibuang di 3 Kabupaten
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Luhur Pambudi)(Kompas.com, Izzatun Najibah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.