Kamis, 2 Oktober 2025

5 Populer Regional: Longsor di Pekalongan - Farida Felix Siap Berlutut Minta Maaf ke Ibunya Septian

Berita populer regional dimulai bencana tanah longsor di Pekalongan hingga Farida Felix siap berlutut minta maaf ke ibunya Septian.

Penulis: Endra Kurniawan
Kolase Tribunnews.com
Berita populer regional dimulai bencana tanah longsor di Pekalongan hingga Farida Felix siap berlutut minta maaf ke ibunya Septian. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai bencana tanah lonsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025).

Akibat longsor, sebanyak 17 orang dilaporkan tewas.

Sementara 9 korban lainnya masih hilang dan kini dalam proses pencarian.

Kemudian ada update kasus anak majikan bunuh satpam rumahnya di Kota Bogor, Jawa Barat.

Terbaru,  Farida Felix, ibu Abraham Michael, tersangka pembunuhan satpam, Septian (37), ingin bertemu dengan keluarga korban.

Ia mengaku terpukul dengan perbuatan anaknya yang tega membunuh korban.

Farida Felix juga mengaku siap berlutut minta maaf ke ibu Septian.

Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Belasan Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Petungkriyono Pekalongan

Banjir bandang disertai tanah longsor melanda Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025).

Bencana alam ini terjadi karena hujan deras yang melanda Kabupaten Pekalongan sejak kemarin.

Selain di Kecamatan Petungkriyono, banjir juga meredam di wilayah Kedungwuni, Wonopringgo, dan Talun.

Di Kecamatan Petungkriyono, paling parah dihantam tanah longsor berada di Desa Kasimpar. Dari kejadian ini juga ada korban jiwa.

Bahkan video yang tersebar di sosial media, sudah ada beberapa korban jiwa yang berhasil ditemukan. 

Terlihat juga mobil-mobil yang terkena dampak dari bencana longsor dan banjir bandang.

Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Sementara informasi yang meninggal dunia ada 11 orang dan yang sudah ditemukan 4 orang. Ini masih proses evakuasi korban."

"Ini masih bisa berubah. Sementara sudah diketemukan 4 orang," kata Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar.

Baca selengkapnya.

2. Babak Belur Di-KDRT Istri, ASN di Bandung Barat Berubah Pikiran, Sebut Didesak Keluarga Lapor Polisi

Calvin, ASN di Bandung Barat jadi korban KDRT istrinya, justru akui salah dan pilih cabut laporan.
Calvin, ASN di Bandung Barat jadi korban KDRT istrinya, justru akui salah dan pilih cabut laporan. (Kolase Tribunnews.com)

Calvin, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, babak belur setelah mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh istrinya.

Kendati mengalami luka akibat KDRT itu, Calvin justru berubah pikiran, mencabut laporan polisi terhadap istrinya.

Calvin melaporkan penganiayaan oleh istrinya itu ke Polsek Ciparay pada Rabu (15/1/2025).

Setelah membuat laporan, korban melakukan visum, kemudian dilakukan penyelidikan.

Rencananya proses penyelidikan dijadwalkan dimulai pada Sabtu (18/1/2025), dengan agenda pemeriksaan terhadap istri korban.

Namun, sebelum proses penyelidikan dilakukan, korban kembali mendatangi Polsek Ciparay untuk mencabut laporan.

Calvin menyebut, pelaporan itu dilakukan bukan atas kemauannya, melainkan desakan keluarga.

"Korban tidak mau laporan, tapi dorongan dan desakan pihak keluarga akhirnya bikin laporan," kata Kapolsek Ciparay, Iptu Ilmansyah saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Senin (20/1/2025).

ASN golongan III Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung Barat itu mengaku telah melakukan kesalahan terhadap istrinya.

Akibat kesalahan terhadap istrinya, membuat ia mengalami sejumlah luka dan lebam.

Baca selengkapnya.

3. Nasib Sukanto usai Digerebek Warga karena Diduga Kumpul Kebo dengan Wanita Hamil

(Kiri) Janda berinisial M dan (Kanan) Sukanto, Kepala Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Keduanya digerebek warga usai berduaan. Diduga Sukanto dan M sudah kumpul kebo selama berbulan-bulan hingga M hamil.
(Kiri) Janda berinisial M dan (Kanan) Sukanto, Kepala Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Keduanya digerebek warga usai berduaan. Diduga Sukanto dan M sudah kumpul kebo selama berbulan-bulan hingga M hamil. (Kolase Tribunnews.com)

Seorang kepala desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah bernama Sukanto digerebek warga di sebuah rumah karena diduga kumpul kebo, Jumat (17/1/2025) malam.

Sukanto merupakan Kepala Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso.

Ia digerebek warga yang geram karena telah tinggal dengan seorang perempuan berinisial M yang diduga tak ada ikatan sah dengan Sukanto.

Terbaru ini, Inspektorat Kabupaten Pati bakal ikut menyelidiki kasus ini.

Agus Eko Wibowo selaku Inspektur Daerah Kabupaten Pati menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat Margoyoso, Moelyanto terkait kasus ini.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Pak Camat."

"Tadi malam kami tindak lanjuti dengan mengirimkan surat kepada Pj Bupati Pati," ucap Agus, Sabtu (18/1/2025), dikutip dari TribunJateng.com.

Selain itu, pihaknya juga tengah menunggu surat disposisi dari Pj Bupati Pati untuk membentuk tim investigasi.

Meski begitu, pihaknya telah mulai mengumpulkan data dan melakukan penyelidikan awal terkait tindakan asusila yang dilakukan oleh Sukanto.

"Setelah surat disposisi diterima, kami akan membentuk tim untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut,"

"Saat ini, kami fokus dengan Pulbaket (pengumpulan bahan keterangan)," tutur dia.

Baca selengkapnya.

4. Sosok Mira Hayati, Bos Skincare Bermerkuri dan Suka Pamer Emas, Baru Ditahan Polda Sulsel

Mira Hayati, jemaah haji yang viral membawa perhiasan emas seberat 1 Kg dari Arab Saudi. Ia diketahui merupakan pengusaha skin care asal Makassar.
Mira Hayati, jemaah haji yang viral membawa perhiasan emas seberat 1 Kg dari Arab Saudi. Ia diketahui merupakan pengusaha skin care asal Makassar. (Muslimin Emba/TribunTimur)

Pengusaha skincare asal Makassar, Sulawesi Selatan, Mira Hayati, resmi ditahan terkait kasus peredaran skincare berbahaya di kota tersebut.

Mira ditahan bersama suami Fenny Frans, Mustadir Dg Sila, dan Agus Salim setelah lebih dari dua bulan ditetapkan sebagai tersangka.

Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulsel, Yerlin Tanding Kate, menjelaskan penahanan dilakukan karena berkas perkara ketiganya baru dinyatakan lengkap atau P21.

"Kan sudah lengkap berkasnya, sudah P21 dan akan dilakukan pelimpahan tahap dua yaitu pengiriman tersangka dan barang bukti ke JPU," ujarnya saat ditemui wartawan di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Selasa (21/1/2025).

Yerlin menjelaskan penahanan terhadap ketiga tersangka dilakukan pada Senin (20/1/2025).

Meski demikian, hanya Mira Hayati belum ditahan.

Sementara, Agus Salim dilarikan ke rumah sakit lantaran mengeluhkan kondisi kesehatannya.

"Dilakukan penahanan kemudian dilakukan pembantaran dan sekarang tersangka sekarang dirawat di RS Ibu dan Anak Permata Hati Makassar," bebernya.

Mira Hayati diketahui tengah mengandung sehingga itulah yang menjadi alasan Polda Sulsel tak menahannya.

Baca selengkapnya.

5. Farida Felix Siap Berlutut ke Ibu Satpam yang Dibunuh Anaknya: Abraham Michael di Bawah Kontrol Obat

Pengacara Farida Felix (kiri) saat Polresta Bogor Kota merilis kasus dugaan pembunuhan satpam yang menjerat anaknya, Abraham Michael (kanan), Senin (20/1/2025).
Pengacara Farida Felix (kiri) saat Polresta Bogor Kota merilis kasus dugaan pembunuhan satpam yang menjerat anaknya, Abraham Michael (kanan), Senin (20/1/2025). (Kolase TribunnewsBogor.com Rahmat Hidayat)

Farida Felix, ibu Abraham Michael, tersangka pembunuhan satpam, Septian (37), ingin bertemu dengan keluarga korban.

Ia mengaku terpukul dengan perbuatan anaknya yang tega membunuh satpam di rumah mereka di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Saya sangat tidak setuju dengan pembunuhan itu, karena itu membuat kepedihan yang mendalam di hati saya," kata Farida di Polresta Bogor, Senin (20/1/2025), dilansir TribunnewsBogor.com.

Ia pun ingin menemui keluarga Septian yang berasal dari Pelabuhanratu, Sukabumi.

Namun, ia tak mengetahui alamat rumah dan nomor telepon keluarga Septian.

Jika bertemu dengan keluarga Septian, Farida mengaku siap berlutut kepada ibu korban.

"Saya akan berlutut meminta maaf kepada ibunya Septian karena anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya," terangnya.

Di mata Farida, Septian dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah.

"Jadi saya sangat sedih, sangat sedih. Septian itu anak yang baik, dia selalu mengucapkan, 'selamat pagi Bu, selamat malam Bu'. Itu yang selalu diucapkan dia kepada saya," ungkapnya.

Abraham Michael membunuh Septian pada Jumat (17/1/2025), setelah dimarahi ibunya atas laporan Septian.

"Korban selalu melaporkan kepada orang tua terkait sering pulang malam, sehingga tersangka ditegur atau dimarahi oleh orang tuanya," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor, AKP Aji Riznaldi, Senin.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved