Kamis, 2 Oktober 2025

7 Oknum Polisi di Medan Dipatsus Buntut Tahanan Tewas, Kapolres Akui Ada Kekerasan: Korban Muntah

Buntut tahanan tewas di Medan, Polrestabes Medan patsuskan tujuh personelnya. Kapolres akui ada kekerasan saat proses penangkapan.

Tribunmedan.com/ Anugrah Nasution
Dumaria Simangunsong memeluk jenazah suaminya, Budianto Sitepu di ruang jenazah Rumah Bhayangkara Medan, Sumatera Utara, Kamis (16/12/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Polrestabes Medan, Sumatra Utara melakukan penahanan penempatan khusus (patsus) kepada tujuh personelnya.

Patsus ini dilakukan usai seorang tahanan bernama Budianto Sitepu (42) tewas setelah ditangkap.

Diduga tujuh oknum polisi itu melakukan penganiayaan terhadap Budianto.

Panit Resmob Satreskrim Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap tujuh anggotanya.

"Ini tujuh personel yang kami lakukan pendalaman pemeriksaan secara internal."

"Lalu terhadap tujuh orang tersebut kita lakukan penempatan khusus atau patsus."

"Dalam tahap penyidikan atau pemeriksaan internal terhadap kasus kode etik," katanya kepada Tribun-Medan.com, Jumat (27/12/2024).

Saat ini, penanganan perkara tersebut telah diserahkan kepada Polda Sumut.

"Keluarga juga sudah membuat LP tentang pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota di Polda Sumut."

"Karena itu proses selanjutnya dilakukan di Polda Sumut," urainya.

Terpisah, Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan menduga Budianto tewas setelah dianiaya saat ditangkap.

Baca juga: 7 Oknum Polisi di Medan Diduga Aniaya Tahanan hingga Tewas, Korban Ditangkap saat Mabuk

Budianto ditangkap bersama dua temannya, G dan D di Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (25/12/2024) sekira pukul 00.20 WIB.

Gidion menuturkan, penangkapan terhadap Budianto dan dua rekannya dilakukan tanpa surat perintah.

"Karena situasi tertangkap tangan atas dugaan pengancaman dengan kekerasan," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Ketiga orang itu kemudian dibawa ke Polrestabes Medan sekira pukul 02.00 WIB.

Namun, Budianto muntah-muntah di ruang penitipan tahanan sementara dan dilarikan ke RS Bhayangkara sekira pukul 15.05 WIB.

"Saya sudah lihat CCTV, korban muntah-muntah di dalam ruang penitipan sementara," terangnya.

Budianto kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pukul 10.34 WIB.

Berdasarkan hasil visum, korban mengalami luka di kepala dan rahang.

"Kalau dari hasil visum memang ada kekerasan yang dialami oleh yang bersangkutan yaitu luka di kepala, kemudian ada juga di rahang."

"Ada kekerasan pada proses penangkapan," jelas Gidion.

Kronologi Penangkapan Budianto

Gidion menjelaskan, kejadian bermula saat seorang personel Polrestabes Medan berinisial ID berada di rumah keluarganya di Desa Semayang.

Saat itu, Budianto dan dua temannya sedang mabuk di sebuah warung tuak.

Karena mendengar suara musik yang cukup keras, ID pun mendatangi warung tuak tersebut.

Baca juga: Profil Kombes Gidion, Kapolrestabes Medan yang Akui Ada Kekerasan soal Pria Tewas setelah Ditangkap

Namun, korban dan dua temannya tak senang, sehingga terjadi cekcok di antara mereka.

"Pengancaman kemudian dengan kekerasan. Karena ditegur dan kemudian dia tidak senang."

"Kemudian anggota menyampaikan tegurannya, Pak BS (Budianto) ini mengancam memanggil teman-temannya," beber dia.

Kronologi Versi Keluarga

Menurut istri korban, Dumaria Simangsong, Budianto dan teman-temannya minum minuman keras sambil memutar musik keras pada Selasa (24/12/2024) pukul 23.00 WIB.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat diwawancarai pada Kamis (26/12/2024).
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat diwawancarai pada Kamis (26/12/2024). (Tribun-Medan.com/Anugrah Nasution)

Keributan dengan warga sekitar pun terjadi, hingga akhirnya polisi mengamankan mereka.

"Jam 01.00 WIB saya dapat kabar suami saya ditangkap," kata Dumaria di RS Bhayangkara Medan, Kamis.

Pada Rabu, Dumaria mendatangi Polrestabes Medan untuk menjenguk suaminya.

Namun, dia tak diizinkan bertemu dan hanya diperbolehkan menitipkan makanan.

Saat ia kembali mendatangi Polrestabes Medan, Dumaria mendapat kabar suaminya sudah di RS Bhayangkara.

Di rumah sakit, Dumaria mendapati suaminya sudah meninggal dengan tubuh penuh luka lebam.

"Wajahnya lebam, badannya biru-biru, dadanya juga," jelasnya.

Ia pun meminta agar kasus kematian suaminya diusut tuntas.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Buntut Tewasnya Budianto Sitepu, 7 Personel Polrestabes Medan Masuk Patsus

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Medan.com/Alfiansyah, Kompas.com/Goklas Wisely)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved