Jumat, 3 Oktober 2025

Mungkinkah Pria Tanpa 2 Tangan Lakukan Rudapaksa? Reza Indragiri: Mungkin, dengan Siasat Psikologis

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri menilai, penyandang disabilitas mungkin saja melakukan rudapaksa, yakni dengan siasat psikologis.

|
Kolase Tribunnews.com
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri (kanan) menilai, penyandang disabilitas mungkin saja melakukan rudapaksa, yakni dengan siasat psikologis. Agus Buntung (kiri), pria tanpa dua tangan jadi tersangka kasus rudapaksa. 

Pertemuan pertama keduanya terjadi di Taman Udayana. Ketika itu, korban sedang duduk santai sendirian sambil membuat konten.

Saat itu, korban didatangi oleh pelaku yang kemudian diajak berkenalan. Keduanya pun berbincang ringan mengenai keseharian, keluarga hingga persoalan kuliah.

"Namun saat itu sempat terjadi beberapa percakapan yang kurang nyaman terkait dengan seksualitas yang kemudian membuat korban merasa kurang nyaman, sampai akhirnya sempat menangis juga, ketakutan," kata Lativa, dikutip dari YouTube tvOneNews, Senin (2/12/2024).

"Terjadi manipulasi dan juga ancaman yang dirasakan oleh korban, di mana pelaku mengancam jika korban tidak menuruti permintaan dari pelaku maka pelaku akan melaporkan atau membeberkan masalah-masalah yang sudah mereka sharing selama obrolan itu terhadap orang tua korban," sambungnya.

Korban yang ketakutan terpaksa menuruti permintaan tersangka.

Setelah ancaman itu, tersangka mengajak korban ke sebuah homestay. Di sini lah, kata Lativa pelecehan seksual fisik oleh tersangka terhadap korban terjadi.

Kala itu, ujar Lativa, korban sempat memberikan perlawanan. Namun, tersangka kembali memberi ancaman.

Kali ini, tersangka mengancam akan membuat hidup korban hancur.

Tersangka juga mengatakan, jika korban berteriak, maka mereka akan dinikahkan.

Baca juga: Pria Disabilitas Jadi Tersangka Rudapaksa, Korban Disebut Ada 3: Saya Dijebak, Tangan Saja Tak Punya

Agus Membantah

Di sisi lain, Agus tegas membantah keterangan itu.

Ia bahkan berani bersumpah tidak melakukan tindakan asusila seperti yang dituduhkan.

"Tidak ada, saya berani sumpah tidak ada ancaman," ujar Agus membantah keterangan Lativa.

Pendamping korban, Ade Lativa (kanan) terlibat debat dengan Agus Buntung (kanan)
Pendamping korban, Ade Lativa (kanan) terlibat debat dengan Agus Buntung (kanan) (Kolase Tribunnews.com)

Menurut Agus, jika kejadian itu benar adanya, seharusnya korban melawan.

Dengan kondisinya yang merupakan penyandang tunadaksa, bukan hal sulit bagi korban untuk melakukan perlawanan.

"Ancaman seperti apa? Kan dia bisa lawan, dia bisa semuanya, dia normal, sedangkan saya kayak gini," tandasnya.

Penjelasan Polisi

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved