Kelompok Bersenjata di Papua
Isak Tangis Istri Kopda Hendrianto Korban KKB saat Jenazah Tiba di Padang: 'Capek, Suami Saya Capek'
Sang istri tampak duduk di kursi roda menuju mobil ambulans yang membawa jenazah Hendrianto.
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Istri Kopda Hendrianto tak kuasa menahan kesedihannya usai jenazah sang suami selesai dilakukan upacara persemayaman di Markas Korem Wirabraja 032, Kota Padang, Rabu (27/12/2023) pagi.
Sang istri tak henti-hentinya histeris.
Begitu pula dengan anak dan keluarga terdekatnya.
Sang istri tampak duduk di kursi roda menuju mobil ambulans yang membawa jenazah Hendrianto.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto akan Bentuk Satuan Khusus Drone, Termasuk untuk Tumpas KKB
Sementara anak perempuannya digendong oleh seorang personel TNI menuju ambulans.
"Capek, suami saya capek," ucapnya berderai air mata.
Saat jenazah sudah berada di ambulans, sang istri terus menangis sembari memeluk peti jenazah Hendrianto yang berbalut bendera merah putih.
Kopda Hendrianto adalah prajurit TNI dari Satuan Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti (Yonif 133/YS) yang gugur akibat serangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Bousha, Distrik Aifat Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya, Senin (25/12/2023) siang waktu setempat.
Suasana duka juga menyelimuti Makorem Wirabraja 032, sejumlah istri prajurit TNI yang mengikuti upacara persemayaman juga turut menangis.
Upacara persemayaman jenazah Hendrianto dihadiri Komandan Korem Wirabraja 032 Brigadir Jendral (Brigjen) Rayen Obersyl, Gubernur Sumbar Mahyeldi, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono hingga Wali Kota Padang Hendri Septa.
Usai upacara, jenazah Hendrianto dibawa ke kampung halamannya di Kerinci, Provinsi Jambi dengan ambulans Rumah Sakit TNI.
Tampak dalam iring-iringan ambulans itu, Brigadir Jendral (Brigjen) Rayen Obersyl juga turut mengantar jenazah.
Baca juga: Pos TNI di Distrik Aifat Maybrat Papua Barat Daya Diserang KKB, Seorang Prajurit TNI Tertembak
Tinggalkan 2 Anak
Danrem Wirabraja 032 Brigjen Rayen Obersyl mengatakan, Kopda Hendrianto wafat meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
"Korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, putri semua. Anak pertamanya usia delapan tahun dan anak keduanya usia enam tahun," katanya.
Danrem mengatakan Kopda Hendrianto wafat karena terkena tembakan di pipi sebelah kanan.
Sebelum wafat terkena tembakan, Hendrianto dan personel lainnya baru pulang dari pengamanan ibadah natal di Distrik Aifat.

Sementara itu, satu personel lainnya Pratu Frangky Gulo juga menjadi korban serangan diduga OPM.
Frangky Gulo dilaporkan terkena serpihan amunisi atau peluru di bagian perut sebelah kanan.
"Alhamdulillah serpihan amunisi itu sudah berhasil dioperasi dan diangkat. Saat ini kondisinya sudah normal kembali," ujarnya.
Kata dia lagi, Hendrianto dan prajurit lainnya mulai bertugas di Maybrat sejak 24 Maret 2023.
"Untuk diketahui bersama, setiap penugasan itu lamanya dua belas bulan, atau satu tahun, rolling-nya seperti itu, terus menerus, bergantian," ujar Rayen.
Itu artinya, Hendrianto wafat setelah sembilan bulan bertugas di Maybrat Papua Barat Daya. Mestinya, kata Danrem Hendrianto dan prajurit lain akan kembali bulan Maret 2024.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Tiba di Padang, Jenazah Kopda Hendrianto yang Gugur Diserang KKB Disambut Isak Tangis Keluarga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.