Sabtu, 4 Oktober 2025

Mahasiswa Tewas di Kos Bali, Keluarga Temukan Kejanggalan, Jasad Korban Diautopsi di Medan

Kematian mahasiswa di kos dianggap janggal pihak keluarga. Korban kuliah di sebuah kampus swasta di Bali. Polisi masih lakukan penyelidikan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
instagram/monalisanababan_
ASN, mahasiswa asal Sumatra Utara tewas di kamar kos di Bali. Kematian ASN dianggap janggal pihak keluarga. Korban kuliah di sebuah kampus swasta di Bali. Polisi masih lakukan penyelidikan 

Polisi Tunggu Hasil Autopsi

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan S.I.K., M.H, menerangkan jasad korban telah diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Selain diautopsi, jasad korban juga dilakukan pemeriksaan Toksikologi dan Patologi.

"Saat ini Satreskrim Polresta Denpasar terus berkoordinasi dengan tim dokter forensik RS Bhayangkara Medan, menunggu hasil pemeriksaan autopsi," paparnya, Rabu (22/11/2023), dikutip dari TribunBali.com.

Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan pemilik kos curiga di kamar korban terdapat banyak lalat hijau.

“Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau dan saksi berusaha mengetuk pinti kamar kos korban tetapi tidak ada respon,” tuturnya.

Pemilik kemudian membuka pintu kamar korban dan menemukan jasad korban dalam kondisi terlilit tali tampar.

“Setelah petugas kepolisian datang dan kamar kos dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam."

"Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat di dalam kamar kosnya,” lanjutnya.

Baca juga: Motif Pembunuhan Sopir Taksi Online di Sukabumi, Jasad Korban Ditemukan Terikat di Mobil

Diduga korban sudah meninggal beberapa hari sebelumnya karena jasadnya sudah membengkak.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai. Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” imbuhnya.

Petugas kepolisian kemudian menghubungi keluarga korban yang berada di Tapanuli Utara untuk meminta izin melakukan suntik formalin.

Menurut AKP I Ketut Sukadi, keluarga korban sempat menolak proses autopsi.

“Pada saat penanganan awal pihak kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah dan hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban,” tandasnya.

Ia manambahkan keluarga meminta jasad korban dibawa ke kampung halamannya di Tapanuli Utara.

“Serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orangtua korban, juga orangtua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari,” jelasnya.

Baca juga: Motif Pria Bunuh Wanita 65 Tahun di Makassar, Jasad Dibuang ke Sumur, Hubungan Asmara Tak Direstui

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved