Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesawat TNI AU Jatuh di Gunung Bromo

Jabatan Penting 4 Awak Pesawat TNI AU yang Jatuh di Pasuruan, Jenazah Dimakamkan Pagi Ini

Empat korban jatuhnya pesawat EMB-314 Super Tucano TNI AU di Pasuruan, Jawa Timur, memiliki jabatan penting di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Penulis: Jayanti TriUtami
Kolase Tribunnews.com
Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB. - Berikut kronologi dan penyebab jatuhnya pesawat tempur milik TNI AU 

Diduga kuat, cuaca buruk yang menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat EMB-314 Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

Cuaca buruk yang terjadi berupa kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.

Hal tersebut menyebabkan pandangan para kru pesawat menjadi tidak jelas.

"Tetapi tentunya, ini masih diselidiki lebih lanjut. Karena saat ini, kami sedang mencari Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Super Tucano yang jatuh tersebut," jelasnya.

"Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," imbuh dia.

Baca juga: Sosok 4 Perwira TNI AU Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Pasuruan

Kesaksian Warga

Dua pesawat tempur tersebut terjatuh di Lereng Gunung Bromo, Pasuruan, pada Kamis sekitar pukul 11.30 WIB.

Sejumlah warga Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan menyaksikan detik-detik dua pesawat mengalami kecelakaan.

Satu pesawat sempat mengantam bukit atau blok Watugedek, di Desa Keduwung.

Satu pesawat lainnya terjatuh di Gunung Kundi, Kecamatan Lumbang, Pasuruan.

Seorang warga bernama Sukastini menyebut kecelakaan pesawat terjadi ketika warga tengah sibuk berladang.

Sukastini membenarkan wilayah desa tertutup kabut dan mendung kehitaman saat kecelakaan terjadi.

Baca juga: Sosok 4 Perwira TNI AU Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Pasuruan

"Saya melihat ada dua pesawat dari arah utara. Tapi anehnya, pesawat itu terbang pendek," ungkapnya, Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.

Sukastini juga mengaku mendengar suara gemuruh sebelum pesawat terjatuh.

"Satu pesawat menuju ke arah saya. Saya kebetulan sedang memotong kayu bakar di bukit."

"Saya pun berlari menyelamatkan diri sembari menangis," tandasnya.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, TribunJatim.com/Kukuh Kurniawan/Danendra Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved