Bocah Berusia 5 Tahun di Padang Jadi Korban Pencabulan Remaja Pengisap Lem

Laporan Wartawan Tribun Padang Panji Rahmat 

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Bocah usia 5 tahun di Pariaman Sumbar menjadi korban pencabulan remaja pengisap lem, Rabu (15/11/2023).

Kasat Reskrim Polres Pariaman AKP Muhamad Arvi mengatakan, pelaku berinisial FA (18).

Diketahui FA menghirup lem sejak subuh.

"Jadi sampai saat kejadian pelaku ini masih dalam bawah pengaruh lem tersebut," jelas AKP Muhamad Arvi.

FA melihat korban berinisial V (5) sedang bermain sehingga muncullah rencana jahat dari benak pelaku.

Baca juga: Gadis di Madiun Catut Nama Ayah dan Kakek jadi Pelaku Pencabulan, Hanya Paman yang jadi Tersangka

FA mengajak korban ke suatu tempat yang sepi dan memaksa korban untuk mengikuti perintahnya.

"Kejadian sodomi itu berlangsung sekira pukul 08.00 WIB, pelaku beraksi sebanyak tiga kali," terang AKP Muhamad Arvi.

Setelah mendapat perlakuan sodomi, korban kembali pulang ke rumah.

Sesampai di rumah orang tua korban curiga karena anus anaknya berdarah, lalu melaporkan pada pihak kepolisian.

"Berdasarkan laporan itu kami menangkap pelaku," jelas AKP Muhamad Arvi.

Satreskrim Polres Pariaman berhasil mengamankan pelaku sodomi bocah lima tahun di Nareh, Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Selasa (14/11/2023).

Kasatreskrim Polres Pariaman AKP Muhamad Arvi, mengatakan, pelaku yang ditangkap berinisial FA (18) di sekitar lokasi kejadian.

"Pelaku ini sudah kami amankan sejak Selasa, hanya saja selama interogasi pelaku tidak mengakui perbuatannya," jelas AKP Muhamad Arvi, Rabu (15/11/2023).

AKP Muhamad Arvi mengungkapkan pelaku baru mengakui perbuatannya hari ini, Rabu (15/11/2023).

Dalam pengakuannya, pelaku beraksi pada pagi hari sekira pukul 08.00 WIB.

"FA ini mengaku bahwa melakukan perbuatan tersebut karena di bawah pengaruh bius sehabis menghirup lem," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kronologi Remaja Pengisap Lem Sodomi Bocah 5 Tahun di Pariaman, Ajak ke Tempat Sepi dan Paksa Korban