Minggu, 5 Oktober 2025

78 Santri di Batang Alami Keracunan Makanan, Sampel Nasi Goreng hingga Air Teh Masih Diperiksa

Keracunan massal terjadi di Ponpes Al Huda, Batang. Makanan dan minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan masih diselidiki.

Editor: Abdul Muhaimin
earthclinic.com
Ilustrasi keracunan makanan. Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda di Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang mengalami keracunan massal. 

Kepala Puskesmas Subah, dr Ristanto menyebut, hingga siang ada 46 siswa yang dirujuk di tempatnya.

Total 16 bed rawat inap serta 4 kasur di IGD terpakai.

"Kemungkinan ada faktor psikologis serta asupan gizi yang perlu diperhatikan dalam peristiwa itu."

"Lalu juga, banyak yang belum sarapan," ujarnya.

Baca juga: Sate Kulit Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal di Garut, 2 Orang Tewas dan 37 Warga Dirawat

20 Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Yoghurt

Sebanyak 20 siswa SD di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengalami keracunan diduga karena meminum yoghurt.

Para siswa yang menjadi korban keracunan berasal dari dua sekolah yakni SDN 1 Cimerang dan SDN 2 Cimerang, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang.

Mereka merasakan gejala mual, muntah-muntah, pusing, dan sakit perut usai meminum yoghurt.

Yoghurt tersebut dijajakan secara bebas di lingkungan sekolah sehingga ada potensi jumlah korban bertambah.

Petugas medis Puskesmas Padalarang, dr Daniel, mengatakan, terkait kejadian ini pihaknya mendapat informasi dari pihak sekolah sekitar pukul 10.00 WIB, lalu datang ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan pada pukul 12.00 WIB.

Baca juga: 39 Orang Keracunan Diduga Konsumsi Sate Jebred, 2 di Antaranya Meninggal, Kini Penjual Diamankan

"Saat dilakukan pemeriksaan, ini memang gejala khas keracunan," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (11/10/2023) sore.

Untuk mengetahui pasti penyebab keracunan itu, kata dia, pihaknya akan melakukan uji laboratorium bagi sampel minuman tersebut di Labkesda Jabar.

"Dugaan (keracunan) ini dari jajanan yoghurt, tapi untuk kepastian, kita ambil sampelnya untuk diteliti," kata Daniel.

Daniel mengatakan, ada dua sampel minuman yoghurt yang mereka kirim ke Labkesda Jabar.

Hasil uji laboratorium dua sampel minuman itu, kata dia, nantinya akan keluar 1-7 hari ke depan, sedangkan sampel muntahan belum bisa diuji karena hingga saat ini belum semuanya terkumpul.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved