Minggu, 5 Oktober 2025

Kabut Asap

6 Fakta Kabut Asap di Palembang: Dipicu Suhu Ekstrem, Kasus ISPA Meningkat hingga Respons Malaysia 

Berikut sejumlah fakta kabut asap yang terjadi di Palembang dan wilayah lain di Sumatera Selatan.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Tiara Shelavie
Kolase SRIPOKU.com
Kondisi kabut asap di Palembang dan wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) lainnya semakin parah. 

TRIBUNNEWS.COM - Kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), kian memburuk setelah dikepung kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Terbaru, kondisi udara di Palembang bahkan masuk dalam kategori berbahaya.

Berbagai peraturan baru dan upaya pun dibuat untuk menanggulangi karhutla yang terus terjadi di Palembang.

Berikut Tribunnews.com rangkum sejumlah fakta kabut asap di Palembang dan wilayah Sumsel, dikutip dari berbagai sumber:

Baca juga: Jambi Dikepung Kabut Asap, Siswa Belajar Daring hingga Ribuan Orang Terserang ISPA

Status Tanggap Darurat akan Diterapkan

Pemerintah Provinsi Sumsel mulai merencanakan untuk meningkatkan status dari siaga darurat karhutla menjadi tanggap darurat.

Langkah itu diambil menyusul semakin meluasnya lahan yang terbakar.

“Kita akan lihat dulu parameternya, bila memang terus naik maka status ditingkatkan. Namun ini akan dirapatkan terlebih dahulu dengan berbagai unsur terkait,” ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, M Iqbal Ali Syahbana, dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/10/2023).

Menurutnya, karhutla di Sumsel semakin parah karena kekeringan yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Hal itu menyebabkan seluruh kanal yang berada di kawasan gambut menjadi kering.

“Kekeringan ini yang mudah menimbulkan terjadinya kebakaran. Bila gambut yang terbakar, maka akan sulit dipadamkan,” jelasnya.

Puncak Suhu Panas Esktrem

Saat ini, Palembang dan wilayah Sumsel lainnya memasuki puncak suhu panas ekstrem.

Koordinator BMKG Sumsel, Wandayantolis menyebut suhu maksimum pada siang hari masuk dalam kategori ekstrem karena di atas range normal selama 30 tahun terakhir.

"Kemarau dengan sifat yang lebih kering karena adanya El Nino merupakan salah satu faktor pemicu terjadi suhu ekstrim tersebut," jelas Wandayantolis.

"Dengan rendahnya uap air di udara akibat kemarau, menyebabkan radiasi langsung matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi menjadi lebih tinggi dari biasanya."

Siswa TK hingga SMP Sekolah Daring

Pelajar di Palembang boleh belajar daring
Pelajar di Palembang boleh belajar daring atau dimundurkan jam masuk sekolah selama kabut asap masih pekat.

Baca juga: Kota Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Mulai Hari Ini Kegiatan Belajar Mengajar Secara Daring

Buntut dari karhutla dan kabut asap yang kian parah, Pemerintah Kota Palembang menerapkan proses belajar dalam jaringan (daring) bagi siswa TK, SD dan SMP.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved