Kisah Penambang di Banyumas, Ceritakan Peran Berat Pencari Jalur Emas
Ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak delapan penambang emas sejak Selasa (25/5/2023) malam hingga Jumat (28/5/2023) masih belum bisa dievakuasi.
Di sekitaran tambang emas tradisional di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, terlihat para penambang yang menghentikan sementara kegiatan penambangannya.
Salah seorang penambang emas menceritakan kegiatannya dalam menambang.
Ia menceritakan, ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas.
Urat-urat emas sendiri adalah istilah yang digunakan sebagai penanda adanya jalur sumber emas yang akan digali.
Tugas Si Raja Tikus ini adalah menggali tanah di bagian terdepan.
Baca juga: Upaya evakuasi delapan pekerja yang terjebak di dalam lubang tambang Banyumas terkendala air keruh
"Raja tikus itu yang mencari urat-urat emas, mengebor yang biasanya kondisinya sangat sempit."
"Sementara pekerja lain biasanya yang di belakang akan mengikuti dan membawa hasil pengeboran."
"Si Raja Tikus itu sangat punya nyali, kadang dia cuma miring, merayap, pakai bor kecil. Dan itu risiko sangat tinggi," ungkap salah satu penambang.
Namun ternyata pada faktanya Si Raja Tikus itu tidak ada yang warga asli Pancurendang atau warga Banyumas.
Si Raja Tikus biasanya adalah penambang dari luar wilayah dan kebanyakan dari Jawa Barat.
"Warga sini tidak ada yang berani. Cuma kita tahu seluk beluk tanah di sini."
"Dulu pernah ada kejadian dua penambang meninggal pada 2017-an tapi bukan karena terendam air tapi jatuh dari trap atau tergelincir," jelasnya.
Penambang bernama Nino (40), Agus (40) dan Darkim (45) menceritakan bahwa mereka juga berharap agar penambangan ini berizin atau legal.
"Kepengennya resmi dan memang dari koperasi sudah mengajukan tapi belum ada kejelasan sampai saat ini," katanya.
Baca juga: Sulitnya Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Berpacu dengan Air hingga Kopaska akan Diterjunkan
Sumber emas itu diketahui pertama kali ditemukan dari Sungai Tajur.
Semenjak ditemukan ada sumber emas itu mulailah ada aktifitas penambangan.
Sistem uang yang didapat penambang juga berbeda-beda tergantung masing-masing pemilik tambang.
"Kita pekerja ada yang bawa materialnya sendiri kemudian diayak sendiri."
"Tapi ada juga yang terima bersih atau terima uang."
"Biasanya kalau mengayak sendiri bisa empat jam," terangnya.
Jadi ada yang mengayak sendiri yang pakai bahan mercuri dan mixer.
Nino dan kawan-kawannya bercerita bila kondisi masing-masing lubang berbeda-beda.
Ada lubang yang bahkan luasnya seperti parkir mobil dan ada juga yang berongga-rongga seperti obat nyamuk bakar.
Jalur dan bentuk lobang tergantung bagaimana Si Raja Tikus menemukan urat-urat jalur emas.
Nino dan kawan-kawannya mengaku belum tahu kalau tambang itu harus ditutup.
Karena warga juga sangat bergantung pada sektor pertambangan.
"Kalau harus jadi tani penghasilannya jauh. Jadi lebih prospek menambang," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kisah 'Si Raja Tikus', Nekatnya Pekerja Tambang Emas Ilegal Cari Urat Emas di Kedalaman Tanah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.