Kondisi Balita di Samarinda yang Sempat Minum Air Bercampur Narkoba Jadi Agresif dan Pemarah
Ibunda N, balita berusia tiga tahun tersebut mengatakan saat ini karakter anaknya seperti berubah.
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Sempat minun air putih bercampur narkoba, kondisi balita di Samarinda Utara, Kalimantan Timur kini menjadi agresif.
Meli (32), ibunda N, balita berusia tiga tahun tersebut mengatakan saat ini karakter anaknya seperti berubah.
Baca juga: Kondisi Balita di Samarinda usai Minum Air Bercampur Narkoba, Hiperaktif hingga Tak Mau Tidur
N yang dulunya lincah namun ramah kini menjadi lebih sensitif dan suka marah-marah.
"Nafsu makannya juga lebih meningkat. Tapi yang paling kerasa bedanya dia jadi agresif dan pemarah," beber Meli, saat dijumpai Tribunkaltim.co di rumah anghota TRC-PPA Kaltim, Senin (12/6/2023).
Terkait hal tersebut, Kasubag Tata Usaha Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Kanif Anshori menjelaskan perubahan itu masih merupakan efek lanjutan akibat zat metamfetamina yang tanpa sengaja di konsumsi.
Dalam kunjungan siang tadi, tim dokter dari Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Kota Samarinda juga datang memantau dan memeriksa N.
Kanif mengatakan bahwa dari pemeriksaan umum anak itu terlihat sudah membaik.
Baca juga: 6 Fakta Balita Diberi Minum Air Sabu: Terus Mengoceh, Tak Mau Makan dan Minum, 3 Orang Diamankan
Namun ia mengatakan hingga dua minggu ke depan mereka masih akan melakukan pemantauan berkala.
"Kita akan lakukan asesmen untuk melihat perkembangannya ke depan. Yang jelas tadi pak kepala (Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah) mengatakan balita ini akan kita rehabilitasi," bebernya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Klinik Pratama Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Dokter M. Murdiansyah menjelaskan saat ini N sudah melewati fase awal.
Memang jelasnya ada efek jangka pendek bagi fisik dan mental balita tersebut.
Namun dikatakannya beruntung N sudah mendapat penanganan medis dari rumah sakit.
Baca juga: Botol yang Diberikan ke Balita di Samarinda hingga Positif Sabu Diduga Bekas Bong
"Nah kelanjutannya akan kami pantau dua minggu ke depan. Kalau orang dewasa, biasa satu dua bulan baru pelepasan. Kalau anak balita karena ini kasus pertama, jadi kami pantau dulu," jelas dr. M. Murdiansyah.
N sempat menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie. Kini N sudah bisa tertidur pulas dan makan dengan lahap.
Tetangga korban jadi tersangka
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.