Calon PNS Pangandaran Mundur
Viral Guru di Pangandaran Mengundurkan Diri Usai Bongkar Dugaan Pungli di Lingkungan Pendidikan
Namun, secara tiba-tiba ia disuruh membayar uang transport tersebut. Husein mengaku kesal karena ikut tidaknya dengan rombongan tetap diharuskan bayar
TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN - Viral guru di Pangandaran, Jawa Barat mengundurkan diri usai berbicara mengenai dugaan pungutan liar (Pungli) dan gaji tidak dibayar.
Adalah Husein Ali Rafsanjani (27) guru muda yang mengundurkan diri dan videonya yang curhat terkait pengalamannya bekerja di lingkup pendidikan Pangandaran viral di media sosial.
Video tersebut diunggah di TikToknya @husein_ar yang berdurasi 5 menit 31 detik langsung jadi sorotan.
Baca juga: Cerita Guru di Pangandaran Buat Laporan Pungli Malah Diancam Dipecat, Kini Pilih Mundur dari PNS
Kronologi Dugaan Pungli
Diakuinya, ia sempat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2020.
"Kenapa saya berani mengundurkan diri, awalnya itu waktu lastar (Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Red) 2020," ujar Husein di video tiktok @husein_ar yang dikutip Tribunjabar.id, Selasa (9/5/2023).
Pada saat itu, Husein mengaku mendapatkan surat tugas dengan rincian anggaran yang telah dibiaya oleh negara.
Namun, secara tiba-tiba ia disuruh membayar uang transport tersebut.
Husein mengaku kesal karena ikut tidaknya dengan rombongan tetap diharuskan membayar.
Namun, pada saat itu dirinya tetap membayar.
Tak sampai disitu, Husein diarahkan untuk membayar lagi pada saat pelatihan berlangsung.
"Yang bikin jengkelnya tuh, ikut engak ikut sama rombongan (harus bayar). Kalau saya kan naik motor, dari Pangandaran ke Bandung. Ada juga kan orang yang engak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar. Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," ucapnya.
Baca juga: Marak Pungli di Tempat Wisata Pantai Anyer Banten, Menparekraf Geram, Ancam Cabut Izin Pengelola
"Tapi, ya udah saya bayar pada waktu itu. Terus pada waktu lastar, tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu."
Husein sangat menyayangkan atas aturan tersebut karena menurutnya bagi beberpa orang uang tersebut cukup besar.
Bahkan, pada saat itu ia belum mendapatkan gaji selama 3 bulan.
"Apalagi, pada waktu itu kita digaji selama 3 bulan belum dibayar. Benar-benar belum dibayar, di rapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu," katanya.
Husein ternyata sosok yang tidak mau bungkam atau berani berbicara akan sesuatu hal yang dirasanya janggal.
Pada saat itu ia bicara dengan si penagih bahwa dirinya sudah memiliki uang lagi.
"Saya kasih screenshot isi rekening saya enggak ada. Di Rp 500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," ucapnya.
Husein pun melaporkan tagihan tersebut setelah diskusi dengan teman-temannya.
"Jadi, saya lapor di lapor.go.id, saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya disitu dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya."
Diintimidasi
Setelah melaporkan hal tersebut, Husein mengaku mendapatkan intimidasi dari sejumlah orang.
"Enggak lama dari laporan yang saya kirim, dicari tiba-tiba, dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding, saya kasihan enggak mau merugikan orang. Saya ngaku saja bahwa itu saya yang ngelapor," kata Husein.
Tak lama, Husein pun langsung menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran.
Husein mengaku saat datang,suasananya cukup tidak bersahabat.
Husein mengatakan, dirinya dikelilingi setidaknya 12 orang dan langsung diserbu pertanyaan.
Baca juga: UPP Saber Pungli Kabupaten Sukabumi Amankan 10 Orang yang Diduga Pelaku Pungutan Liar
"Saya kan dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkari gitu. Terus ditanya-tanya kan, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa. Urgensinya, apa gitu," ujarnya.
Terus, mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada cuma direcofusing untuk Covid-19.
"Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1 saya teh. Enggak bisa kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya."
"Saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal," katanya.
"Mereka bilang beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu lastarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal."
"Tuh, malah jadi berbeda argumen dengan sebelumnya. Saya enggak akan nyebut nama orangnya. Karena, sampai sekarang ini saya belum ada dikontak yang sama pihak Pangandaran," ucapnya.
"Setelah itu, disidang sidanglah, ada sekitar 6 jam saya di kantor disidang disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih. Kamu katanya kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi."
Husein bilang dengan polosnya, karena waktu itu Ia masih umur 24 atau 25 tahun.
"Terus saya bilang, ya udah pak saya minta pemecatannya hari ini juga, kata saya dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam."
"Ngomong ke teman CPNS saya di satu sekolah, harusnya diawasi, misalnya gini-gini. Jadi, merugikan banyak orang. Saya, malah jadi enggak nyaman kan," kata Husein.
Karena sekolah tempat kerjanya didatangi dan dicari masalahnya apa. Padahal, baik-baik saja sekolahnya.
"Jadi, saya merasa dirugikan gitu. Maksudnya dirugikan karena ngancamnya ke orang lain. Saya enggak bisa tuh, kalau ngancam ke saya, saya enggak masalah. Cuman kalau ngancam ke orang lain, itu berat lah bagi saya," ujarnya.
Dari situ, ia mengaku dipanggil lagi pada Minggu depannya untuk menurunkan laporannya. "Ya, udah lah saya capek karena banyak yang dirugikan. Saya nurunin laporan," ucapnya.
Sampai di bulan Maret 2022, itu ada terjadi kasus lagi di instansi tersebut. Katanya, ada CPNS yang ngambil uang kas.
Baca juga: Karutan Kelas I Jakarta Pusat Pantau Petugas Melayani Pengunjung, Cegah Pungli saat Libur Lebaran
"Tapi, kok proses persidangannya enggak kayak saya gitu. Saya ini disidang kayak kayak koruptor, kayak saya itu pembunuh gitu, segitunya," kata Ia.
"Pokoknya, saya enggak bisa menerangkan secara detail. Tapi kok yang jelas-jelas ngambil uang kas ini enggak ada sidang kayak saya, enggak ada rame-rame kayak saya."
Husein menyebutkan pada Maret itu, saat ada orang yang mengambil uang kas Husein merasa sakit hati karena beda perlakuannya.
Surat Pemecatan Tak Kunjung Keluar
"Dari situ, saya cabut ke Bandung. Sampai Bandung, setahun saya nunggu surat pemecatan enggak keluar - keluar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri saja."
"Berat sih, orang tua juga berat, ibu saya nangis - nangis, Aya saya juga bingung harus ngomong apa. Cuman, ya mudah mudahan ada rejeki lain," ucap Husein.
Dengan kejadian tersebut, Husein sangat memohon ke Pemerintah Pangandaran untuk tidak lagi menggunakan orang-orang tersebut.
"Sudahlah, orang-orang yang kayak gitu jangan dipakai terus. Masa mau kayak gitu terus, ini sudah tahun 2023. Masa harus nyembah-nyembah biar enggak ada lagi kejadian kayak gitu, biar enggak ada lagi orang-orang kayak gitu, malu," ucapnya.
Dipanggil Bupati Pangandaran
Di Instagram, Husein diundang oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata melalui pesan yang disematkan.
"Terimakasih atas atensi dan masukannya, kami segenap jajaran Pemkab Pangandaran sedang mengkaji dan mendalami perihal pengaduan tersebut," tulisnya, dikutip Tribunjabar.id, Selasa (9/5/2023) siang.
Bupati Jeje akan segera mengumpulkan berbagai pihak dan pejabat terkait untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.
"Kang @husein. ar, apabila berkenan saya undang untuk datang ke kantor SETDA Cintakarya pada Hari Kamis Tanggal 11 Mei 2023, jam 2 siang," ucapnya.
Saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Jeje mengaku akan mencari titik permasalahan tersebut.
"Sebenarnya di mana sih titik persoalannya, kalau pungli siapa yang punglinya," ujar Jeje dihubungi sejumlah wartawan, Selasa (9/5/2023) sore.
Baca juga: Viral Video Oknum Dishub Pungli PKL Terminal Adiwerna, Korban Minta Tolong ke Jokowi dan Ganjar
Karena, lanjut Ia, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Pangandaran saat ini juga sedang membutuhkan seorang guru.
"Guru yang pensiun ini banyak, hampir 200-an setahun. Jadi, di kita ini walaupun anggaran sedang tidak bagus-bagus amat tapi karena kebutuhan guru ya kita rekrutmen guru," ucapnya.
Sementara, guru yang sudah ada dan sudah mengikuti tes tentu sudah mengeluarkan biaya dan sebagainya.
"Kalau mundur, ya sayang. Apalagi dia pinter, saya butuh orang pinter seperti beliau (Husein)," kata Jeje.
Jeje berharap, keputusan yang diambil Husein dapat dipertimbangkan kembali dan bila perlu berbicara dari hati ke hati.
"Saya ajak ngomong juga nanti, dari hati ke hati dengan saya. Kalau dia ada aduan berbagai persoalan, kita juga akan tindaklanjuti," ujarnya. (Tribunnews.com/TribunJabar.id)
Calon PNS Pangandaran Mundur
Sudah Bertemu Ridwan Kamil, Husein Minta SMPN 2 Pangandaran Dirangkul: Selalu Dicari Kesalahannya |
---|
Ridwan Kamil Beri Opsi Husein Ali Mengajar di Sekolah Lain, Ini Respons sang Guru Muda |
---|
Profil Jeje Wiradinata, Bupati Pangandaran yang Pertahankan Status ASN Husein sang Guru Viral |
---|
Fakta Penonaktifan Kepala BKPSDM Pangandaran, Buntut Kasus Pungli Dilaporkan Guru Muda ASN Husein |
---|
Sosok Dani Hamdani, Kepala BKSDM Pangandaran yang Dinonaktifkan karena Diduga Terlibat Pungli |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.