Kamis, 2 Oktober 2025

Mengenal Kelok Sembilan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Lokasi Ditemukan Jasad Rizki di Dasar Jurang

Belum diketahui secara pasti bagaimana korban sampai berada di dasar jurang Jembatan Kelok Sembilan.

Penulis: Dewi Agustina
Istimewa
Ahmad Rizki, warga Jalan Pahlawan Kerja GG, Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau ditemukan tak bernyawa di dasar jurang di kawasan Kelok Sembilan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (30/3/2023). Evakuasi seorang pria yang diduga terjatuh di Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Kamis (30/3/2023). 

Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit.

Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 meskipun telah beberapa kali dibuka untuk menunjang arus mudik lebaran dan penyelenggaraan Tour de Singkarak dua tahun yang lalu.

Baca juga: Duduk-duduk di Jembatan dan Akhirnya Hilang, Pria Ini Ternyata Jatuh 50 Meter di Kelok 9

Sejarah

Jalan Kelok 9 dibangun semasa pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1908–1914.

Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatra.

Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.

Jalan ini awalnya dibangun untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Emma Haven (Teluk Bayur) ke wilayah timur.

Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat.

Kelok Sembilan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
Kelok Sembilan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). (Wikipedia)

Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan.

Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan.

Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak.

Pada tahun 2000, lalu lintas kendaraan antara Sumatra Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun.

Baca juga: Jalan Sumbar Riau Longsor Sempat Seret Mini Bus di Jalan Kelok 9 Lima Puluh Kota

Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam.

Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatra Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang.

Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved