Sabtu, 4 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

PSI Tegaskan Wanita yang Ngaku Tukang Dawet dan Sebar Hoax Tragedi Kanjuruhan Eks Kadernya

Suprapti Fauzi, wanita yang mengaku sebagai penjual dawet di Pintu 3 Stadion Kanjuruhan merupakan eks kader PSI.

Editor: Arif Fajar Nasucha
(Istimewa, Tangkap layar instagram @psi_id, Suprapti Fauzi, wanita yang sempat mengaku sebagai penjual da)
Kolase Tribunnews: Suprapti Fauzi, wanita yang sempat mengaku sebagai penjual dawet dan sebar hoaks soal Tragdei Kanjuruhan, rupanya eks kader PSI. (Istimewa, Tangkap layar instagram @psi_id, Suprapti Fauzi, wanita yang sempat mengaku sebagai penjual da) 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan, Suprapti Fauzi, wanita yang sebelumnya mengaku sebagai wanita penjual dawet di Stadion Kanjuruhan bukanlah kadernya lagi.

Diberitakan sebelumnya, beredar sebuah rekaman audio dari seorang wanita yang mengaku sebagai penjual dawet di area Stadion Kanjuruhan.

Wanita tersebut seolah memberikan kesaksian atas tragedi maut di pintu 3 Stadion Kanjuruhan.

Termasuk wanita tersebut mengatakan bahwa gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian tidak seberapa.

Hanya saja, dirinya mengatakan Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak, sehingga membuat jatuhnya korban.

Baca juga: Viral Video Minta Maaf Disebut Penjual Dawet yang Sempat Viral Mengaku Jadi Saksi Tragedi Kanjuruhan

Seiring dengan kabar tersebut, viral informasi bahwa Suparti Fauzi adalah kader PSI.

Namun PSI memberikan bantahan, bahwa Suprapti bukanlah kadernya lagi.

Jelasnya Suprapti Fauzi adalah eks Kader PSI.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Ketua DPD PSI Kabupaten Malang, Yosea Suryo Widodo, Rabu (12/10/2022), dikutip dari Kompas TV.

Yosea mengaku Suprapti pernah menjadi anggota PSI, tetapi sudah tidak menjadi pengurus per Juni 2020.

"Ibu tersebut sudah bukan pengurus PSI sejak 22 Juni 2020."

"Kami sedang mengecek di sistem keanggotaan PSI. Jika benar masih tercatat, kami akan segera pecat," kata Yosea dalam keterangan tertulis.

Sebar Hoax

Lewat rekaman audio, Suprarti mengatakan gas air mata bukan faktor utama Tragedi Kanjuruhan.

Ia mengeklaim Aremania mabuk dan merusuh, bahkan memukuli polisi.

Akan tetapi, kesaksian wanita itu diragukan karena penuh kejanggalan.

Berbagai penelusuran usai kejadian pun menemukan tidak ada penjual dawet di Pintu 3 Kanjuruhan.

Ia menyebut bahwa gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian tidak seberapa.

Hanya saja, dirinya mengatakan Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak.

Selanjutnya, perempuan itu menuding bahwa Aremania mengkonsumsi alkohol saat menyaksikan pertandingan.

Permintaan maaf Suprapti, perempuan yang mengaku sebagai 'penjual dawet' dan menyaksikan tragedi Kanjuruhan, kepada keluarga salah satu korban meninggal dunia bernama Nawi.
Permintaan maaf Suprapti, perempuan yang mengaku sebagai 'penjual dawet' dan menyaksikan tragedi Kanjuruhan, kepada keluarga salah satu korban meninggal dunia bernama Nawi. (Tangkap layar akun Twitter, @AremaniaCulture)

Baca juga: Direktur Utama dan Direktur Program Indosiar Penuhi Panggilan Komnas HAM Soal Tragedi Kanjuruhan

Perempaun tersebut juga menyebut korban meninggal dunia berbau alkohol.

"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua)."

"Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol," kata perempuan itu.

Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.

Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.

Selain itu, ditemukan pula toko penjual kopi dan mie instan.

Menurut pegawai meubel, Jaya, tidak ada yang berjualan dawet di area pintu 3 itu.

"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," tutur Jaya.

Kendati begitu, Jaya mengakui di area Stadion Kanjuruhan memang ada penjual dawet.

Hanya saja, katanya, penjual dawet itu berjenis kelamin pria dan berjualan menggunakan rombong kaki lima dan bukannya di sebuah warung.

"Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang perempuan tidak ada," ujar Jaya.

Ia memastikan bahwa rekaman voice note itu adalah hoaks.

Minta Maaf

Permintaan maaf Suprapti, sosok 'penjual dawet' yang bersaksi saat Tragedi Kanjuruhan, kepada salah satu keluarga korban meninggal bernama Nawi.
Permintaan maaf Suprapti, sosok 'penjual dawet' yang bersaksi saat Tragedi Kanjuruhan, kepada salah satu keluarga korban meninggal bernama Nawi. (Tangkap layar akun Twitter, @AremaniaCulture)

Nama Suprapti Fauzi pun viral di sosial media.

Wanita yang awalnya mengaku sebagai penjual dawet itu pun akhirnya meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan disiarkan via media sosial.

Hal tersebut diunggah oleh akun twitter @AremaniaCulture.

"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord. Penjual dawet PNS ya ?" bunyi cuitannya.

Di depan keluarga korban Suprapti Fauzi meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Bahkan wanita tersebut bersimpuh di hadapan keluarga korban.

Baca juga: Hasil Temuan LPSK di Tragedi Kanjuruhan: Bukan Penonton Saja yang Selamatkan Diri dari Gas Air Mata

"Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi & memakai miras serta narkoba. Stlh ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi," bunyi cuitan @AremaniaCulture.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Imron Hakiki)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved