Tertipu Arisan Bodong, Wanita Asal Sidoarjo dan Surabaya Rugi Rp 623 Juta, Ini Pengakuannya
Wanita asal Surabaya dan Surabaya mengalami kerugian senilai Rp 623 juta usai mengikuti arisan bodong yang dilakukan oleh wanita berinisial APK.
Hanya saja, ketika Ratih ingin menagih hasil arisannya yang sejumlah Rp 43 juta dari kerugian yang dialaminya yaitu lebih dari Rp 100 juta kepada APK, dirinya justru dimaki.
“Saya dimaki-maki dan saya ditantang untuk melaporkan kejadian ini (gagal bayar) kepada pihak berwajib.”
“Dan saya didampingi kuasa hukum saya, sudah melaporkan masalah ini ke pihak berwajib yaitu Polda Jatim,” jelasnya.
Baca juga: Meninggal Sehari Jelang Ulang Tahun, Jenazah Kasalantas Polres Ciamis Disemayamkan di Jakarta Timur
Hal serupa juga dialami oleh Florentina sebagai salah satu korban dari APK.
Namun dari segi jumlah kerugian, Florentina mengaku mengalami kerugian sebanyak Rp 550 juta dari total keseluruhan yaitu Rp 650 juta.
“Total kerugian sampai saat ini di angka Rp 550 juta dari total Rp 650 juta. Jadi sudah di cicil (oleh APK) Rp 100 juta begitu,” jelasnya.
Namun bukannya melunasi uang milik Florentina, APK justru kabur.
“Akhirnya kabur lagi sampai sekarang akhirnya diblokir (nomor WhatsApp)," kata Florentina
Membuka Lagi Arisan dan Kembali Kolaps
Pasca kejadian gagal bayar tersebut, Ratih menyebut bahwa APK kembali membuat arisan untuk kedua kalinya dengan cara dan iming-iming yang sama.
“Dia buka lagi arisan, dia buka lagi investasi dengan membuka dan menawarkan investasinya di sosial media.”
“Akhirnya dia buat grup untuk member lama yang sudah gagal dan dia cicil, dia mencari mangsa lagi dengan membuka baru deengan personil baru-baru lagi dengan iming-iming giveaway mendapatkan reward motor dan lain-lain,” jelas Ratih.
Selain itu, Ratih menyebutagar meyakinkan anggota baru di investasi yang dibuat untuk kedua kalinya oleh APK, ia sampai menyewa mobil rental.
“Di investasi yang kedua ini dia buka sampai menyewa mobil di rental untuk dijadikan bukti kalau mereka memang real bukan simpan pinjam dengan jaminan mobil,” tuturnya.
Baca juga: Dukung Pemulihan Ekonomi, BIN Intensifkan Vaksinasi Covid-19 di Kalimantan Timur
Namun, kata Ratih, pada Maret 2022, APK mengalami gagal bayar lagi untuk kedua kalinya.