Minggu, 5 Oktober 2025

Tragedi Berdarah di Kediri

Depresi Kehilangan Pekerjaan, Rianto Mengamuk Bacok 10 Orang, 3 Meninggal

Seorang pria di Kediri Jawa Timur mengamuk dan membacok 10 orang keluarga dan tetangganya, hingga tiga diantaranya meninggal dunia.

Editor: Hendra Gunawan
Polres Kediri
Riyanto pelaku pembacokan massal seusai ditangkap di Polres Kediri. 

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Seorang pria di Kediri Jawa Timur mengamuk dan membacok 10 orang keluarga dan tetangganya, hingga tiga diantaranya meninggal dunia.

Rianto waega RT 41 RW 12 Dusun Bangunmulyo Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur mengamuk hingga menyebabkan keluarganya luka-lukapada Selasa (8/3/2022).

Tak puas sampai di situ, tetangga yang mau membantu pun jadi korbannya juga.

Nur Kholis ketua RT setempat mengatakan kondisi korban yang terluka akibat peristiwa berdarah di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri kini dirujuk ke Rumah Sakit Simpang Lima Gumul

Baca juga: Pengeroyokan di Cafe Sungai Baung OKI, Polisi Tetapkan 4 Tersangka dan Ini Motif Pembunuhan

Diketahui akibat kejadian ini, 10 orang menjadi korban dimana 3 tewas dan 7 alami luka - luka.

Tiga korban tewas adalah Trinah, Siti Mujayanah dan Aziz. Dimana mereka semuanya sudah dimakamkan.

Sedangkan untuk 7 korban lainnya alami luka adalah seperti Riyanti, Siswo, Tuminah, Choirul, Kasiyanto, Komariatun, dan Kristono.

Padahal enurut Nur Kholis, ia dapat memastikan tidak pernah dengar keributan di rumah Rianto pelaku pembacokan yang tewaskan tiga orang.

Saat ditemui di Mapolsek Wates, Nur Kholis mengatakan jika sosok pelaku ini diketahui tidak pernah ada masalah dengan masyarakat.

Baca juga: Berseragam Lengkap Jalani Sidang Perdana, Kolonel Priyanto Didakwa Lakukan Pembunuhan Berencana

Pria berusia 54 tahun ini menjelaskan jika Rianto adalah sosok yang alim dan religius.

"Dia anaknya pendiam, saya sendiri belum pernah mendengar ada informasi ribut dengan keluarga atau adiknya," ujar Nur Kholis.

Lanjut mengatakan Nur Kholis, jika Rianto tidak pernah punya riwayat gangguan jiwa. Pun juga termasuk dendam dengan seseorang atau tetangga.

"Wong anaknya diam kok, mau dendam bagaimana," jelasnya.

Diakui Nur Kholis saat kejadian, ia masih beruntung bisa selamat dari amukan Rianto yang juga masih punya hubungan keluarga dengan dirinya.

"Saat itu dia datang ke rumah, saya tanyai mau cari apa dan kemana. Dia gak ngomong apa - apa, lalu semakin mendekat ke saya. Otomatis saya takut, dan istri saya bilang. Mas Lari o, lalu saya lari," ungkapnya.

Baca juga: Begini Tanggapan Krimonolog Terkait Siswa SD Dibunuh karena Mencuri Durian di Lampung

Ternyata Rianto lalu mengejar Nur Kholis hingga masuk ke sebuah gudang di dekat rumahnya.

"Dia ngejar terus sampai saya masuk gudang dan pintu saya kunci dengan apa adanya. Tetapi Rianto berusaha mendobrak terus pintu gudang," jelas Nur Kholis.

Hingga akhirnya istri dari Nur Kholis meminta bantuan Siswo yang merupakan ayah dari Rianto.

"Setelah diamankan ayahnya saya kemudian lari dan gak tau setelah itu apa yang terjadi," terangnya.

Sementara itu Nur Kholis membenarkan jika pelaku sudah menikah sejak 2 tahun lalu.

Dan istrinya biasanya dibawa ke rumah orang tuanya di Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur.

"Setahu saya masih belum punya anak. Dan biasanya memang sama istrinya di sini," tuturnya.

Menurut Darwanto Kepala Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dari 7 korban luka, dua di antaranya sudah diperbolehkan pulang.

Baca juga: Teriak Bilang Istrinya Tewas Bunuh Diri, Pria di Lampung Ditangkap Polisi, Terancam 15 Tahun Penjara

Kedua korban yang sudah pulang adalah Komariatun dan Lailatul Saniyah. Sedangkan untuk korban seperti Siswo, Tuminah, Kasiyanto, Riyanti dan Kristiono dibawa ke rumah sakit Simpang Lima Gumul.

"Tadi siang sekitar pukul 13.15 WIB seluruh pasien yang dibawa ke Rumah Sakit Surya Melati dirujuk ke Rumah Sakit Simpang Lima Gumul," ujarnya Selasa (8/3/2022).

Menurut Darwanto jika pihaknya aktif bekerjasama dengan Pihak Rumah Sakit Simpang Lima Gumul.

Mengingat hal ini merupakan atensi besar dari Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.

Dimana Mas Dhito meminta agar warga dirawat di Rumah Sakit Simpang Lima Gumul, dan mendapatkan perawatan gratis.

"Untuk kondisi pak Siswo dan Kasianto sudah mulai bisa berbicara," ungkapnya.

Diduga Depresi Setelah Berhenti Kerja

Penyebab Riyanto, warga Dusun Bangunmulyp, Desa Pojok, Wates, Kabupaten Kediri, membacok orangtua dan tetangganya diduga akibat depresi setelah diberhentikan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

Indun, salah satu kerabat korban pembacokan menyebutkan ada dugaan pelaku mengalami depresi akibat akumulasi suatu permasalahan.

Namun sejauh ini pelaku tidak punya riwayat menderita gangguan kejiwaan.

Malahan pelaku dikenal taat beribadah dan menjadi sebagai muazin musholla di tempat tinggalnya.

"Kalau orangnya (Riyanto) sebenarnya pendiam, sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Mungkin saat kejadian lagi depresi," ungkap Indun, salah satu kerabat korban, Senin (7/3/2022).

Dijelaskan, sebelum kejadian pagi harinya, Riyanto juga sempat terlibat cek-cok dengan ibunya.

Namun penyebab cek-cok sejauh ini masih belum diketahui.

Ibu korban yang mengalami luka bacok masih belum bisa dimintai keterangan petugas.

"Paginya terlihat cek cok dengan ibunya. Kemudian siang hari ada kejadian itu. Bapak dan ibunya serta adik dan iparnya juga dibacok," jelasnya.

Malahan sejumlah tetangga yang sebenarnya bermaksud untuk melerai dan menolong korban juga menjadi korban pembacokan.

Setelah membacok keluarga dan tetangganya, Riyanto sempat kabur ke areal persawahan dekat rumahnya.

Namun tak lama kemudian balik ke rumah dan diamankan petugas bersama masyarakat.

Menurut Aris, perangkat Desa Pojok menjelaskan, pelaku dikenal taat beribadah, namun orangnya dikenal pendiam.

Ada dugaan pelaku mengamuk setelah dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

Akibatnya pelaku mengalami depresi dan melampiaskan kemarahannya dengan membacok orangtua dan tetangganya.

Sementara kesaksian sejumlah warga pelaku setelah membacok ayah dan ibunya serta keluarganya, kemudian membacok tetangganya.

Tetangganya yang dibacok sebenarnya bermaksud untuk memberikan pertolongan kepada orangtua pelaku yang berlumuran darah.

Namun pelaku malah membacok membabi buta tetangganya yang berdatangan setelah mendengar keributan.

Pelaku diamankan warga bersama petugas selanjutnya tangan dan kakinya diborgol.

Setelah mendapatkan pemeriksaan kesehatan, selanjutnya dibawa ke Mapolres Kediri.

Trauma healing

Sementara itu Darwanto juga mengatakan jika pihaknya memberikan pendampingan kepada keluarga korban yang meninggal dunia.

"Kami sudah sepakat bersama tokoh agama dan masyarakat. Untuk memberikan dukungan secara moril dan pendampingan kepada keluarga korban yang meninggal," ungkap Kades Pojok.

"Alhamdulillah anak dari salah satu korban yang meninggal saat ini sudah mendapatkan pendampingan khusus," pungkasnya. (Didik Mashudi/Irwan Syairwan/Rudy Hartono)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tetangga Duga Pelaku Pembacokan di Kediri Depresi Karena Dipecat dari Pekerjaan

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved