Sabtu, 4 Oktober 2025

Prajurit TNI AU Tewas saat Memancing, Perahu yang Ditumpangi Terbalik, Sempat Selamatkan Istri

Seorang prajurit TNI AU dilaporkan tewas tenggelam di Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Editor: Endra Kurniawan
Banjarmasinpost.co.id/Siti Bulkis
Almarhum Pratu Septian dimakamkan di kuburan muslimin di Jalan Kasturi II , Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Kanan) evakuasi almarhum pasca ditemukan tenggelam di waduk Riam Kanan, Kalsel, Sabtu (22/5/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang prajurit TNI AU dilaporkan tewas tenggelam di Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Diketahui korbannya anggota TNI AU berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Septian Fajarianto (24).

Kejadian ini bermula saat korban bersama rombongan lainnya hendak memancing di waduk tersebut.

Nahas disaat bersamaan ada gelombang menghantam perahu yang ditumpangi.

Bagaimana kelengkapan informasi dari kejadian ini? Berikut rangkuman fakta-faktanya.

Baca juga: Pickup Pembawa Belasan Wisatawan di Lampung Alami Kecelakaan, 3 Orang Tewas dan 4 Luka Berat

Kronologi Kejadian

Kapolsek Aranio, Iptu Popo Hartopo mengatakan, korban bersama rombongan lainnya hendak memancing di Waduk Riam Kanan pada Sabtu (22/5/2021).

Beberapa saat kemudian perahu yang terbalik diketahui sedang membawa carteran ke titik lokasi pemancingan di Perairan Atawang Desa Tiwingan Lama, Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

"Jadi sekitar pukul 17.00 Wita, korban menghubungi pemilik perahu, RH (24) untuk mencarter. Sesaat sebelum kejadian perahu sempat berhenti dikarenakan penumpang memancing," kata Hartopo.

Tiba-tiba ada gelombang besar yang di akibatkan adanya kapal yang sedang berselisihan terjadi.

Seketika, perahu yang ditumpangi oleh korban bersama pemilik perahu RH, Istri Koban bernama Lisdayanti (23) dan sepupu korban bernama Fiki Ardhian (30) dan lainnya dipenuhi air dan tenggelam.

Baca juga: Mayat Sopir Ditemukan di Kamar Kontrakan, Sebelum Tewas Sempat Teriak: Aku Kayaknya Mau Mati

"Korban Septian sempat tenggelam sekitar 20 menit dan untungnya berhasil diketemukan oleh pemilik perahu dan warga," ujar Hartopo.

Lalu, setelah berhasil ditemukan korban dibawa ke Puskesmas Aranio.

Namun, Septian dinyatakan meninggal dunia oleh pihak medis, sementara yang lain berhasil selamat.

Lebih lanjut, Hartopo mengatakan, titik lokasi perahu tersebut dari dermaga jaraknya kurang lebih sekitar 300 meter.

Korban Septian dinyatakan meninggal oleh pihak medis dan tak selang lama almarhum dibawa ke rumahnya di Banjarbaru.

Kata Pihak Keluarga

Saat di temui, Ayah Korban Edy dan Sang Paman korban yang juga merupakan Anggota TNI AU, Kopral Satu Rommy memaparkan sekilas perilaku tak biasa yang diperlihatkan oleh Pratu Septian beberapa jam sebelum peristiwa nahas di Waduk Riam Kanan terjadi.

"Anak dan menantu saya memang gemar sekali memancing, jadi mereka sering pergi memancing bersama-sama. Namun, sebelum berangkat ke Waduk Riam Kanan, Almarhum sempat minta dibelikan rokok, es batu serta bakso," kata Edy.

Saat itu tak biasanya almarhum berbicara dengannya tanpa menatap dan hanya menunduk sembari memainkan handphone.

Lalu, masih menurut Edy, setelah bakso yang diminta dibelikan dan dimakan, Almarhum Septian sempat berujar bahwa bakso tersebut enak.

Baca juga: Duel Berdarah di Palembang, 2 Tetangga Saling Serang Gunakan Pedang dan Tombak, Ini Kronologinya

Almarhum lantas menawari dia untuk mencicipi bakso tersebut, tetapi Edy menolak dan meminta sang anak saja yang menghabiskan bakso itu.

Kemudian, dia memanggil ibunya dan tidak biasanya Almarhum menyuapi ibu serta istrinya.

Seketika, Edy mengaku merasa senang melihat tindakan sang anak terhadap istri dan menantunya.

"Sama sekali tidak ada terpikir akan hal tersebut kecuali perasaan yang tidak bisa dijelaskan melihat tindakan yang tidak pernah dilakukan Almarhum," ujarnya.

Korban Sempat Selamatkan Istri dan Sepupu

Masih sebelum kejadian di Waduk Riam Kanan terjadi, Edy juga mengatakan, bahwasanya sang anak sempat meminta uang untuk membayar paket pesanan produk kosmetik milik sang istri.

"Dia minta uang buat bayar paket kosmetik dan berujar ini yang terakhir," menirukan ucapan Septian.

Setelah itu, ditambahkan Rommy, keponakannya dan istri serta sepupunya berangkat ke tempat tersebut sekitar pukul 17.00 Wita.

"Sesampainya disana ketiganya menaiki perahu kecil yang diperkirakan sekitar 300 meter dari dermaga atau titik awal menaiki perahu dan berhenti memancing ikan air tawar," tutur Rommy berdasarkan cerita istri dan sepupu Septian.

Tak selang lama, datanglah dua kapal yang dari arah berlawanan berpapasan sehingga terjadi gelombang atau ombak yang mengakibatkan alat transportasi yang digunakan ketiganya serta pemilik kelotok dan dua penumpang lainnya oleng hingga terbalik.

Lanjut Rommy, setelah itu korban menyelamatkan istrinya dan sepupunya ke pesisir mendekati pohon.

Baca juga: Kapal KM Wicly Jaya Sakti Pecah dan Tenggelam, Sudah 4 Korban Ditemukan Tak Bernyawa

Namun, tiba-tiba korban terlepas dan kemungkinan juga dikarenakan beban berat tas yang berisi alat pancing yang ada di punggung korban.

Sehingga, korban sempat menghilang sekitar 20 menit dan untungnya berhasil ditemukan saat itu juga.

Namun, sayangnya setelah di evakuasi dan mendapatkan penanganan di Puskesmas setempat korban dinyatakan meninggal dunia.

"Dia itu tidak aneh-aneh anaknya, manut. Dan kurang lebih baru tiga bulan almarhum merasakan naik pangkat, lalu terjadilah peristiwa ini," katanya.

Diakui Rommy, keponakannya memang gemar memancing dan berburu, sehingga sering pergi memancing.

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Anggota TNI AU Tenggelam di Riam Kanan Kalsel, Keluarga Ungkap Prilaku Tak Biasa Pratu Septian

(Banjarmasinpost.co.id/Siti Bulkis)

Berita lainnya seputar Kabupaten Banjar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved