Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak
Sertu Bambang Prianto, Tolak Tawaran Kuliah Demi Jadi Tentara
Bambang juga pernah tercatat sebagai anggota kelompok pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Menjadi tentara menjadi cita-cita Bambang Prianto, salah seorang prajurit yang tewas bersama tenggelamnya kapal selam Nanggala-402.
Bahkan, di ujian ke-3, pria asal Sragen baru dinyatakan lolos hingga menjadi seorang anggota TNI.
Menurut dia, adiknya itu setelah lulus dari SMA memang bercita-cita jadi tentara.
"Ayahnya dulu sudah menawarkan untuk kuliah tapi ditolak. Dia lebih memilih jadi tentara," kata kakak kandung Bambang, Sri Rahayu kepada Tribun Solo.
Namun upayanya untuk menjadi anggota TNI AL tidak berjalan mulus.
"Dia tiga kali mendaftar jadi tentara. Pendaftaran yang pertama dan kedua dia enggak diterima.
Baru di pendaftaran ketiga dia diterima jadi TNI AL," imbuhnya.
Baca juga: 5 Roket Hantam Pangkalan Udara Irak, 2 Tentara Terluka
Sosok Sertu Bambang Prianto anggota TNI Angkatan Laut (AL) di mata keluarga adalah orang yang keras.
"Tapi kerasnya untuk kebaikan," ucap Sri Rahayu.
Sertu Bambang Prianto adalah anak ke enam dari enam bersaudara.
"Karena dia anak bungsu maka paling disayang oleh orang tuanya sehingga kami kakak-kakaknya juga ikut sayang dengan dia," terangnya.
Bambang juga pernah tercatat sebagai anggota kelompok pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen.
Paman Sertu Bambang, Sutrisno mengungkapkan mendiang pernah menjadi anggota kelompok pencak silat tersebut selama 3 tahun pada medio 1990-an.
"Dulu waktu jadi anggota PSHT kurang lebih tiga tahun.
Baca juga: Kondisi Cristiano Ronaldo Bak Daun Kering yang Berguguran, Pendukung Setia Juventus Berang
Pada tahun 90an dulu," ujar Sutrisno, Minggu (25/4/2021).
Namun setelah diterima jadi anggota TNI AL, korban memutuskan untuk tak lagi aktif di PSHT.
"Sudah enggak aktif lagi setelah jadi TNI AL dan pindah ke Surabaya," terangnya.
Menurutnya, semasa dia jadi anggota PSHT dikenal sebagai sosok yang disiplin dan tegas.
"Orangnya memang dikenal disiplin dan tegas," katanya.
Hal itu ia tunjukkan kala melatih pesilat-pesilat lain.
"Kalau mendidik pesilat lainnya tegas," tambahnya.
Tahlilan 7 Hari
Sebelumnya, duka mendalam dirasakan anggota keluarga korban KRI Nanggala-402 asal Sragen Sertu Bambang Priyanto yang gugur dalam insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan laut utara Bali.
Mereka langsung menggelar tahlilan seusai mendegar kabar semua awak kapal KRI Nanggala 402 dinyatakan gugur oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Tahlilan diselenggarakan di rumah orang tua Sertu Bambang Priyanto di Kampung Ngadirejo, Kroyo, Karangmalang, Sragen pada Minggu (25/5/2021).
Paman korban, Sutrisno mengatakan, tahlilan akan dilaksanakan selama tujuh hari ke depan.
"Kami langsung adakan tahlilan setelah dapat kabar keponakan saya meninggal dalam musibah tenggelamnya kapal itu," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Minggu (25/4/2021).
Tahlilan dihadiri oleh keluarga dekat dan anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
"Teman-teman dari PSHT ikut mendoakan karena Mas Bambang dulu pernah jadi anggota PSHT," terangnya.
Sutrisno mengaku kaget kala mendengar semua awak KRI Nanggala-402 tidak ada yang selamat.
"Terus terang ya kaget karena ada saudara saya yang jadi korban," paparnya.
Dia berharap agar jasad Sertu Bambang Priyanto bisa diangkat ke permukaan.
"Saya ingin jasad Sertu Bambang bisa dimakamkan dengan layak. Tapi ya kami ikut saja karena TNI sekarang sedang berupaya evakuasi," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sosok Sertu Bambang Awak KRI Nanggala 402 : Pernah Jadi Anggota PSHT, Dikenal Disiplin & Tegas