Yanuarius Tapung: “TSE Bantu Saya Keluar dari Jurang Kemiskinan”
Selama lebih dari tiga dekade, Yanuarius Tapung atau akrab disapa Yanu hidup dalam serba kekurangan.
Sudah 14 tahun mengabdi ke TSE, Yanu memiliki banyak harapan pada perusahaan. Paling utamanya, harapan agar TSE dapat terus maju dan berkembang sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja Orang Asli Papua (OAP).
“Sehingga mereka bisa bekerja di sini dan perekonomiannya terbantu,” katanya.
Yanu merupakan satu dari sekian banyak OAP yang bekerja pada perusahaan Tunas Sawa Erma Group (TSE Group) di Papua. Menurut data manajemen, sejak tiga tahun terakhir, sudah lebih dari 2.400 tenaga kerja OAP yang terserap. Mereka tersebar di beberapa perusahaan naungan TSE Group, seperti PT TSE, PT Berkat Cipta Abadi dan PT Dongin Prabhawa.
Direktur Human Resource dan General Affair (HR-GA) TSE Group Ronny Makal menyebutkan, putra-putri asli Papua sudah menduduki berbagai posisi di perusahaan. Mulai dari kepala seksi, asisten manajer hingga manajer di lapangan maupun perkantoran.
TSE Group berkomitmen untuk terus menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Papua, terutama para generasi muda. Tidak hanya mendorong kesejahteraan warga sekitar, juga untuk menekan jumlah pengangguran sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua.
“Kami berharap dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat,” ucap Ronny.
Kemiskinan diketahui masih menjadi masalah besar di Papua. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk miskin Papua lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pada September 2020, tingkat kemiskinannya mencapai 26,80 persen, sedangkan nasional berada di posisi 10,19 persen. Angka kemiskinan di Papua bahkan menjadi yang tertinggi di Indonesia dibandingkan daerah lain.