Pembunuhan Raja Adat Samosir, Anak Banyak, Dua di Antaranya Kini Masuk Panti Asuhan
Anak-anak almarhum Rianto terlihat turut serta akan ikut menyaksikan kejamnya pembantaian terhadap ayahnya.
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Keluarga besar mendiag raja adat Samosir Rianto Simbolon (41) yang menjadi korban pembunuhan oleh 6 tersangka di Desa Sijambur Kecamatan Ronggur Ni Huta tiba di Pangururan, Kamis (26/11/2020).
Anak-anak almarhum Rianto terlihat turut serta akan ikut menyaksikan kejamnya pembantaian terhadap ayahnya.
Selain keluarga besar, Tim Penasihat Hukum Korban dari Law Office Dwi Ngai Sinaga, Dwi Ngai Sinaga, Rudi Zainal Sihombing, dan Benri Pakpahan turut hadir, "Hari ini rekonstruksinya,"ujar Dwi dihubungi via telepon seluler.
Rekonstruksi akan dilaksanakan pada Pukul 13.00 WIB yang langsung diperagakan oleh para tersangka. Keluarga telah berkumpul sembari menunggu kehadiran Jaksa.
Berdasarkan video yang dikirimkan Romual Sinaga tim Dwi Sinaga, rasa trauma mendalam masih membayangi anak-anak almarhum atas kematian ayahnya yang dibunuh dengan cara kejam.
Terlebih putri pertamanya Menanti Simbolon yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA N I Ronggur Ni Huta.
Baca juga: Pria Bunuh Selingkuhan Istri di Tempat Karaoke Tampak Lega, Ingin sang Istri juga Ikut Dipenjara
Menanti tak mau banyak bicara. Mengenakan topi hitamnya berusaha menutupi wajahnya, sambil menangis.
Korban meninggalkan 7 anak yang masih belia. Selain Menanti yang paling sulung, antara lain Boss Fernando Simbolon (16), Baen parningotan (14), Margaret l Simbolon (12), Risna Simbolon (8), Gabetua Simbolon (8) dan anak paling bungsu Martogi tua Simbolon (4).
Baca juga: Suami Bunuh Pria yang Hamili Istri, Lalu Ceraikan Istri yang Mengandung: Perempuan Masih Banyak
Kini mereka hidup tanpa ayah dan ibu di rumah peninggalan orang tuanya di Ronggur Ni Huta. Ibunya sendiri sudah terlebih dulu meninggal pasa tahun 2018 lalu.
Sedangkan dua adiknya paling kecil dititipkan di Panti Asuhan.
Bos Fernando Simbolon diwawancarai mengatakan, untuk biaya makan sehari-hari mereka mencari sendiri selain dibantu "namborunya" atau saudara perempuan ayahnya.
Sedangkan sekolahnya tak lagi berlanjut, meski beberapa waktu lalu Pemkab Samosir menjanjikan akan menanggung biaya sekolah anak-anak korban.
Hingga saat ini, Fernando Simbolon terpaksa "maragat" atau menyadap tuak untuk menyambung hidup.
Adapun Keempat tersangka pembunuh ayahnya yang sudah ditangkap dalam tempo 24 jam sebelumnya pada 9 Agustus 2020 lalu yakni Bilhot Simbolon (27), Tahan Simbolon (42), Parlin Sinurat (42), Justianus Simbolon (60) lalu disusul penangkapan tersangka ke-5 yakni Pahala Simbolon (24).
Sedangkan 1 orang lagi sedang diburu dan berstatus DPO.