Kamis, 2 Oktober 2025

Viral Isu Jenazah Tanpa Bola Mata di Probolinggo, Keluarga: Bohong, Semua Organ Tubuhnya Lengkap

M Ainur Huda selaku keponakan alamrhum menyampaikan penjelasannya seiring ditangkapnya 7 penyebar video hoaks tersebut oleh Polres Probolinggo.

Editor: Adi Suhendi
Tony Hermawan/Surya
M Ainur Huda (depan kanan, baju kotak-kota) saat memberikan kesaksian di Polres Probolinggo, Sabtu (7/11/2020). 

Foto dan video tersebut memperlihatkan sebuah keluarga histeris melihat kondisi jenazah pasien positif Covid-19.

Video dan foto itu awalnya diunggah di media sosial Facebook.

Perekam video menyebutkan keluar darah dari mata jenazah pasien positif Covid-19 itu.

Tak hanya itu, dalam video berdurasi sekitar 10 detik itu, disebutkan jenazah mengalami pendarahan karena satu bola matanya keluar dari kelopak.

Baca juga: HOAKS Jenazah Dicongkel Matanya di Probolinggo, Gugus Tugas Gakkum Covid-19: Itu Tidak Benar

Perekam menyebutkan peristiwa itu terjadi di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Dalam video dan foto itu juga terlihat keluarga membuka jenazah yang telah ditangani sesuai protokol Covid-19 itu.

Belakangan, foto dan video itu telah dihapus dari Facebook.

Terkait hal itu, Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Probolinggo, Ugas Iswantoro mengatakan bahwa jenazah tersebut adalah MA (49) seorang penderita Covid-19 yang sebelumnya dirawat di RSUD dr Saleh.

Ia menjelaskan, MA yang merupakan warga Paiton itu, selain terpapar virus Corona juga memiliki penyakit penyerta yakni stroke.

Baca juga: Seorang Pria di Probolinggo Bunuh Tetangganya Setelah Istri Mengaku Kerap Digoda Korban

Hal tersebut lah yang memicu jenazah tersebut mengalami pendarahan.

"Selain status Covid-19, beliau didiagnosa stroke pendarahan. Sebelum meninggal, tensi darahnya tinggi sehingga memecah pembuluh darah di otak, maka dengan sendirinya bisa terjadi pendarahan di hidung atau telinga," kata Ugas, Jumat (6/11/2020).

Selain itu, proses pengantaran ke rumah duka juga memicu jenazah MA mengalami pendarahan.

"Peti pemulasaran jenazah ada yang berbeda dari kabupaten dengan di kota. Kalau di kota rupanya tidak ada penahan kayu atau penyanggah untuk memiringkan posisi jenazah. Sehingga perjalanan yang cukup jauh ke Paiton, posisi jenazah rentan berubah," jelasnya.

Baca juga: RSUD di Probolinggo Kembali Ditutup, Sejumlah Pegawainya Positif Covid-19

Ugas menyebut, pendarahan tersebut yang memicu keluarga nekat membuka peti jenazah, meski tim medis sudah menjelaskan bahwa MA terinfeksi virus corona.

"Adanya pendarahan itu keluarga kan tidak kuat. Tetapi kembali lagi pendarahan itu karena jenazah memiliki riwayat stroke pendarahan," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved