Minggu, 5 Oktober 2025

Mayat Bayi Ditemukan di Sungai, Kakinya Hilang Dimakan Biawak, Polisi Buru Kedua Orangtua si Bayi

Kasus pembuangan mayat bayi yang hilang kaki kirinya akibat dimakan biawak menghebohkan warga. Kini polisi masih memburu kedua orangtua si bayi.

Editor: Miftah
Freepik
ILUSTRASI Bayi- Kasus pembuangan mayat bayi yang hilang kaki kirinya akibat dimakan biawak menghebohkan warga. Kini polisi masih memburu kedua orangtua si bayi. 

TRIBUNNEWS.COM- Kasus pembuangan mayat bayi yang hilang kaki kirinya akibat dimakan biawak menghebohkan warga.

Kini polisi masih memburu kedua orangtua si bayi.

"Kami hingga saat ini masih mencari siapa orang tua dari mayat bayi yang ditemukan di Sungai Ciporang, Desa Pajawanlor Kecamatan Ciawigebang," kata Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Danu Raditya Atmaja saat dihubungi wartawan, Selasa (27/10/2020).

Danu mengungkapkan bayi yang dibuang tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena masih terdapat tali pusar yang menempel.

"Terlepas kejadian kemarin, kasus pembuangan bayi sudah terjadi sebanyak dua kali. Dulu pada 21 Agustus 2020 di Desa Cantilan, Kecamatan Salajambe, menemukan sesosok mayat bayi yang sudah membusuk," katanya.

Sampai sekarang orang tuanya belum ditemukan. "

Sebelumnya, kasus pembuangan mayat bayi yang menghebohkan terjadi di Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang mendapat tanggapan dari Aktivis Pendidikan Non Formal Kuningan.

"Pertama kami tentu sangat prihatin dengan kejadian mayat bayi dibuang di aliran sungai," ungkap Ulfa Fajriyah yang juga tutor PAUD di Kecamatan Kuningan, Senin (26/10/2020).

Menurutnya, kasus buang mayat bayi di Kuningan ini bukan kali pertama.

Baca juga: Bayi Prematur Ditemukan di Bandara, Wanita Ini Dipaksa Buka Baju dan Tunjukkan Bagian Sensitif

Baca juga: Penumpang Wanita di Bandara Ini Jalani Pemeriksaan karena Penemuan Bayi di Toilet

Baca juga: Sesosok Mayat Bayi Dalam Karung Ditemukan di Aliran Sungai, Kaki Kirinya Hilang Dimakan Biawak

Melihat jumlah kasus makin banyak perlumendapat perhatian pemerintah dalam melakukan pembinaan keagamaan terhadap lapisan masyarakat.

"Ya kami malu ketika Kuningan memiliki visi misi sebagai daerah berbasis agamis, namun kenyataannya tidak selaras dalam lingkungan kehidupan warga," ujarnya.

Menurutnya,ada yang salah dalam manajerial pemerintah dalam melakukan pembinaan ahlak dan mental.

"Kan sangat gak mungkin, ketika orang tua melakukan perbuatan keji terhadap anak dan keturunannya tanpa sebab musabab sebelumnya," katanya.

Apapun itu, kata Danu,kasus ini sangat salah besar dan patut mendapat imbalan seberatnya. "Karena menghilangkan nyawa manusia. Bicara hukum bahwa menghilangkan nyawa seseorang itu perbuatan kriminal,"katanya.

Selain itu, pemerintah melalui lembaga terkait, baik bagian kesra atau dinas sosial ini bisa melakukan evaluasi dan gencar melakukan sosialisasi tentang ahlak atau moral generasi muda.

"Ya kami berharap mereka yang menggunakan anggaran pemerintah bisa tepat sasaran dalam melakukan pembinaan dilingkungan masyarakat. Baik sektor moral, kesehatan, ekonomi dan pendidikan,"ujarnya.

Sekedar informasi, kondisi mayat bayi Perempuan yang kini mendapat pemulasaraan jenazah di RSUD 45 Kuningan ditaskir berusia tiga hari dari waktu kelahiran.

Demikian hal itu dikatakan Wawan sekaligus pemulasara kamar jenazah di RSUD 45 Kuningan, Senin (26/10/2020).

"Iya kondisi mayat bayi sangat memprihatinkan, selain hilang kaki kiri juga telah mengeluarkan binatang kecil semacam belatung begitu," katanya.

Belatung keluar, kata dia, ini banyak ditemukan di dalam perut yang telah robek. "Uraian usus sudah keluar dan terlihat warna sudah banyak membiru alias gentel," ujarnya.

Mengenai keanehan lain, kata Wawan, jasad mayat berjenis kelamin perempuan ini mengalami kerusakan di bagian organ lain.

"Iya, kami terima kaki kiri sudah tidak ada dan jumlah brenga muncul dalam perut korban itu juga sangat banyak," ujarnya.

Mengenai dimangsa hewan biawak, kata dia, ini akibat telah mengeluarkan bau tak sedap di aliran sungai. "Sehingga dibanggap jadi pakan hewan di peraiaran sungai tersebut," katanya.

Di beritakan seblumnya, Kepala Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, Yeser Munawar mengaku bahwa kondisi jasad mayat bayi perempuan tanpa kiri.

"Habis dimakan oleh sejumlah binatang biawak," kata orang nomor satu di desa setempat, saat dihubungi ponselnya tadi, Senin (26/10/2020).

Yaser mengatakan, jasad mayat bayi sempat terbawa arus dan di kerubuti biawak.

"Tadi, selain Pak Wawan yang mengetahui awal, ada Pak Maman yang mengikuti jasad bayi hingga di evakuasi banyak warga," katanya.

Diketahui yakin kaki mayat bayi hilang akibat di makan biawak, kata dia, terlihat jelas saat di evakuasi warga. "Kondisi jasad mayat sudah amburadul dan organ dalam, seperti usus sangat terlihat yang disertai kondisi perut robek," ujarnya.

Kondisi mayat bayi, kata Kades, ini belum lama dari waktu dilahirkan. "Sebab tadi, ari - ari juga masih nempel di pusar jasa bayi tadi," katanya.

Kades memastikan bahwa tindakan ini bukan dilakukan oleh warga setempat.

Hal itu menyusul dengan kondisi mayat bayi yang sudah membiru di sejumlah bagian tubuh korban tadi. "Gatau siapa yang buang mayat bayi ini, namun kemarin kan hujan besar dan arus sungai cukup deras dan warga tadi lihat jasad mayat dari jembatan," katanya. (Ahmad Ripai)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mayat Bayi dimakan Biawak, Polisi Masih Buru Orangtua Bayi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved