Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Dokter Sugih yang Rawat 190 Pasien Covid-19 Sendiri, Menangis saat Ingat Anak Istri

"Kalau terlalu rindu saya pasti menangis. Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," ujar Sugih.

Editor: Ifa Nabila
EPA-Efe/STR
Ilustrasi pasien Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter bernama Sugih Wibowo (37) seorang diri merawat 190 pasien positif virus corona dan hanya dibantu tiga perawat.

Ia menjadi satu-satunya dokter yang diberi tanggung jawab merawat pasien Covid-19 yang tergabung dalam program duta wisata Covid-19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Harper, Makassar.

Sejak 25 Mei 2020, pria yang sebelumnya bekerja di Puskesmas Maros ini rela meninggalkan istri dan anaknya yang berusia tiga bulan demi tugas dan tanggung jawab kemanusiaan.

Namun, dia tidak menyangka bakal menjadi satu-satunya dokter di Hotel Harper yang merawat 190 pasien.

Baca: Diimunisasi, Bayi 3 Bulan di Polewali Mandar Meninggal, Keluarga Sebut Vonis Dokter Mengada-ada

Baca: Tangisan Dokter Ahli Petir ITB Penemu Ventilator Rp 18 Juta: Sofa Hitam Jadi Teman Setia

Berbeda dengan hotel-hotel lain yang menjadi tempat program wisata Covid-19 lainnya yang diisi beberapa dokter.

"Di sini saya hanya sendirian dokter dan ditemani tiga orang perawat tangani 190 pasien. Kita bagi shift, digilir, dan tetap saling backup," kata Sugih saat diwawancara sejumlah wartawan, Kamis (2/7/2020).

Tugas Sugih sebagai garda terdepan dalam menyembuhkan pasien Covid-19 dijalankannya dengan sikap profesionalisme tinggi.

Meski sadar resiko terpapar dan kelelahan mengintai, tapi hal itu tak menyurutkan Sugih bersama tiga perawat untuk merawat pasien Covid-19 tiap harinya.

"Ini jelas tidak sebanding. Jumlah pasien di sini dengan kami. Selama 24 jam full saya standby terus. Saya memang mengajukan diri, tapi tidak berpikir kalau sampai sendiri begini," kata Sugih.

Selama menangani pasien Covid-19, Sugih mengaku menemui pasien dengan keluh kesahnya sendiri.

Meski umumnya menangani pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), tetapi kebanyakan pasien merasa tidak nyaman.

Baca: Di Forum ILO, Menaker Ida Beberkan Kebijakan Indonesia Hadapi Dampak Pandemi Covid-19

Baca: KSP: Bila Covid-19 Belum Bisa Dikendalikan, Strategi Pemerintah Lebih pada Perlindungan Sosial

Dia mengatakan ada pasien yang mengalami stres saat dikarantina hingga mengalami keguguran. Ada juga pasien yang ingin bunuh diri.

"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," ucap Sugih.

Sugih berujar, sejak menangani pasien Covid-19 di Hotel Harper, telah menerima surat perpanjangan tugas sebagai penanggung jawab selama tiga kali.

Hal ini di luar ekspektasinya. Kerinduan terhadap istri dan anaknya yang masih berusia 3 bulan menjadi imbasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved