Selasa, 30 September 2025

Biar dapat Sinyal Internet, Sejumlah Mahasiswi di Luwu Harus Belajar di Atas Pohon

Selain masalah signal internet, terkadang mereka harus mencari tempat berteduh ketika hujan deras

Editor: Eko Sutriyanto
Instagram
Demi kuliah secar online, mahasiswa di Dusun Salu Lompo Desa Rante Alang, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terpaksa harus mencari signal jaringan komunikasi internet di puncak gunung dengan menempuh jarak sekitar 7 km setiap harinya, bahkan harus memanjat pohon agar bisa mendapatkan jaringan internet. Rabu (13/05/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, LUWU – Wabah virus corona di Tanah Air membuat aktifitas sekolah dan perkuliahan secara tatap muka dihentikan sementara waktu.

Sebagai penggantinya, sekolah maupun kampus melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun perkuliahan dengan sistem online.

Kondisi ini membuat mahasiswi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan harus rela menempuh perjalanan dua jam.

Bahkan, harus memanjat pohon hanya demi mendapatkan sinyal untuk kuliah online.

“Kami sengaja mengunggah di Instagram curhatan kami mahasiswa di kampung ini yang harus bertaruh mencari signal demi menyelesaikan tugas kuliah,” kata Sartika saat ditumui di lokasi, Rabu (13/5/2020).

Mahasiswi Universitas Cokroaminoto Palopo bersama rekannya yang lain menjadikan tempat itu sebagai kampus alam.

Sebelum naik ke gunung, mereka patungan dulu untuk membeli pulsa data sebelum kami bersama kawan mahasiswa lain di desa ini," ucap Sartika.

Baca: KPK Sudah Tangani 27 Kasus Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam

Selain masalah signal internet, terkadang mereka harus mencari tempat berteduh ketika hujan deras.

“Kendala yang kami alami jaringan yang lambat loading, kuota internet tidak memadai.

Belum lagi kami harus menanjak saat bulan puasa ini, jadi kami kadang kurang fit,” ujar Sartika.

Demi menyelesaikan tugas kuliah, mereka terkadang bertahan di tempat tersebut hingga larut malam.

“Ada mata kuliah pagi ada juga sore, jadi kami di sini smapai sore online, kadang juga sampai tengah malam karena ada tugas yang harus diselesaikan, jadi kadang sampai pukul 23.00 Wita baru kembali ke rumah bersama teman-teman, termasuk saat buka puasa,” tutur Sartika.

Baca: Pria Pembunuh Ibu Kandung di Luwu Utara Diringkus Polisi Setelah Sebulan Buron

Sementara itu, Kepala Desa Rante Alang Rosmawati mengakui, jaringan komunikasi di desanya kurang memadai.

“Kami sendiri dalam membuat laporan selalu terlambat, karena sekarang apa-apa sistem online, jadi kami kadang ke gunung kerjakan laporan, kadang juga terpaksa harus ke kota,” tambah Rosmawati.

Kejadian Serupa di Gunungkidul

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved