Kamis, 2 Oktober 2025

Berita Viral

Viral Kisah Wanita Dihamili & Dipaksa Aborsi, Psikolog Ingatkan Pentingnya 'Consent' dalam Hubungan

Viral sebuah kisah wanita yang dihamili dan dipaksa aborsi oleh kekasihnya, Psikolog ingatkan pentingnya 'consent' dalam hubungan.

Penulis: Inza Maliana
ISTIMEWA
ILUSTRASI 

"Dan jika saya mengkonsumsinya lagi, hal itu dapat merusak rahim saya dan dapat membunuh saya akibat kehilangan darah yang terlalu banyak," tulis R dalam utas @jerujiemas.

Kini, penyintas R tengah berjuang sendirian untuk mempertahankan janinnya.

Meski desakan untuk menggugurkan kandungan dari keluarga kekasihnya, NC, masih amat kuat.

Kisah pilu tentang penyintas R yang menjadi korban pelecehan seksual selama dua tahun pun menjadi viral di jagat maya.

Hingga Minggu (22/3/2019), cuitan tersebut telah di retweet sebanyak 50 ribu dan disukai 70 ribu warganet di Twitter.

Namun cuitan tersebut telah menghilang di Twitter karena akun @jerujiemas telah mengganti akunnya menjadi akun pribadi.

Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual (Trubun Lampung/Dody Kurniawan)

Baca: Puluhan Wanita Mengadukan Aksi Pelecehan Seksual Harvey Weinstein, Produser Film Ini Sempat Berkelit

Lantas bagaimana tanggapan Psikolog atas kasus yang dialami oleh penyintas R?

Psikolog Iis Amalia yang biasa berpraktik di Pelayanan Terpadu Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Berbasis Gender Seruni, Semarang, Jawa Tengah menekankan pentingnya 'consent' atau persetujuan dalam berhubungan.

"Wanita itu perlu tahu consent, perlu tahu bagaimana melakukan hubungan yang aman," tutur Iis kepada Tribunnews, Minggu (22/3/2020).

"Harus ada persetujuan kedua belah pihak (jika ingin melakukan hubungan seksual -red)," lanjut Iis.

Menurut Iis, consent diperlukan agar tidak menimbulkan penyakit dan kehamilan tidak terduga.

Pasalnya, selama ini, Iis banyak menemui kekerasan seksual dalam berpacaran diakibatkan adanya pemaksaan.

"Kekerasan seksual dalam pacaran itu bisa terjadi karena ada pemaksaan."

"Pemaksaan itu juga bisa dari bujuk rayu yang mengatasnamakan cinta, jadi dia (penyintas R) tidak tahu dia itu menjadi korban," ungkap Iis kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.

Meski begitu, Iis amat mengapresiasi langkah penyintas R karena mau membuka suara atas kekerasan yang ia alami.

Baca: Aktivis Perempuan Anindya Restuviani Tanggapi Maraknya Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved