Tragedi Susur Sungai
Kegiatan Susur Sungai di Sleman Berujung Petaka: Kronologi, 9 Siswa Tewas dan 1 Orang Masih Hilang
Akibat peristiwa itu, sembilan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu masih dalam pencarian
TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan pramuka di Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) berujung bencana.
Ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret arus saat melakukan susur Sungai Sempor di desa tersebut sekira pukul 15.30 WIB.
Akibat peristiwa itu, sembilan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu masih dalam pencarian.
Berdasarkan data dari BNPB Pusat yang Kompas.com terima, total murid yang melakukan aktivitas itu berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125.
Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.
Hingga berita ini diturunkan, satu korban masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, kegiatan susur Sungai Sempor merupakan kecerobohan pihak sekolah.
Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.
Menurutnya, di saat musim penghujan, kegiatan pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.
Atas peristiwa itu, ia pun meminta semua kegiatan susur sungai di musim penghujan dihentikan sementara.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak penyelenggara untuk bertanggung jawab atas musibah ini.
Kronologi kejadian

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, kejadian berawal saat sejumlah siswa turun ke sungai. Saat itu, hujan belum turun dan arus sungai juga masih normal.
"Namun ternyata di hulu sungai hujan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat.
Adanya air deras dari hulu sekitar 15.00 WIB, membuat ratusan siswa itu terseret.
Sementara itu, Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan, di lokasi kejadian memang sungai dangkal dan tak ada hujan.
Namun, para pembina tak paham jika di hulu sedang turun hujan.
"Kalau nggak banjir hanya dangkal, tapi kalau banjir ya bisa satu meter sampai satu setengah meter," jelas.
Sembilan orang meninggal, satu masih dalam pencarian

Setalah adanya peristiwa itu, Tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian terhadap siswa yang terbawa hanyut saat kegiatan susur sungai.
Hasilnya, sembilan orang ditemukan meninggal, dan satu masih dalam pencarian.
"Jadi total yang sudah ditemukan sembilan orang, dan satu masih dalam pencarian," kata Koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/2/2020).
Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan, Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi.
Sambungnya, jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.
"Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian," ungkapnya.
180 personel dikerahkan cari siswa yang hanyut
180 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan siswa yang hanyut saat kegiatan susur Sungai Somper, Sleman.
Dalam rilis tertulisnya kepada Kompas.com, Kabid Humas Polda DIY Komisaris Besar Yulianto mengatakan, polisi mengerahkan tim SAR dari Sabhara Polda DIY, Polres dan SAR Polairud.
Tak kurang dari 180 personel gabungan diterjunkan.
Pada saat siswa-siswa mengikuti kegiatan pramuka dengan menyusuri sungai tiba-tiba air meluap.
Para siswa pun terbawa derasnya arus. Hingga saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian.
BPBD imbau kepada para orangtua untuk melapor
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, mengimbau kepada para orangtua siswa SMP 1 Turi Sleman untuk melapor ke petugas jika anak mereka belum pulang pasca-susur sungai.
"Kami juga mengimbau orang tua siswa untuk melapor jika anaknya belum pulang," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, seperti dilansir dari Antara.
Makwan juga menjelaskan, saat ini masih proses penacrian terus dilakukan di sepanjang aliran Sungai Sempor.
Bupati Sleman: Kecerobohan sekolah
Ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret arus saat melakukan kegiatan pramuka dengan agenda susur Sungai Sempor.
Menanggapi peristiwa itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, kegiatan itu merupakan kecerobohan pihak sekolah.
Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.
"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat.
Menurut Bupati Sleman, di saat musim penghujan, kegiatan Pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.
"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.
Gubernur DIY minta pimpinan sekolah bertanggung jawab
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak penyelenggara untuk bertanggung jawa atas peristiwa ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut saat susur sungai.
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," ungkapnya seperti dilansir dari Tribunjogja.
Ia pun tak habis pikir kegiatan susur sungai yang digelar pihak penyelenggara.
Pasalnya, kegiatan tersebut harus digelar saat musim penghujan seperti saat ini.
"Saya juga prihatin, kenapa justru musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," tegasnya.
Dua posko psikolog didirikan
Adanya peristiwa ratusan siswa hanyut saat sisir Sungai Sempor, tim gabungan dari Dinas Kesehatan Sleman dan beberapa universitas di Yogyakarta mendirikan posko psikologi.
Posko psikologi itu didirikan di SMP Negeri 1 Turi dan Puskemas Turi.
Posko ini disiagakan untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban.
"Ya, kita sifatnya melakukan pendampingan kepada para survivor, para penyintas. Intinya kita mencoba membantu menyetabilkan emosinya," ujar Walid, koordinator relawan psikolog saat ditemui di SMP Negeri 1 Turi.
Sambungnya, para psikolog ini gabungan dari Dinas Kesehatan dan beberapa universtas di Yogyakarta.
Termasuk para mahasiswa Magister Profesi.
"Personel ada sekitar 20-an orang," urainya. Baca juga: 2 Posko Psikologi Didirikan untuk Dampingi Keluarga dan Korban Susur Sungai.
Sumber KOMPAS.com: (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Farid Assifa, Michael Hangga Wismabrata, Setyo Puji, Candra Setia Budi, Phytag Kurniati, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 7 Fakta Siswa SMPN 1 Turi Hanyut Saat Susur Sungai, 9 Tewas, 1 Hilang, Gubernur Minta Pihak Sekolah Bertanggung Jawab